'Fall in love'

3.6K 356 28
                                    

"Apa kau benar-benar tidak merasa takut?"

Ailen menggeleng mantap. Gadis itu  duduk diapit oleh Aren dan Azka, sementara Araster memilih berdiri didepan meja bar dengan segelas Vodka ditangan kanannya,dan Valeenz yang duduk disofa tunggal dengan sebelah tangan memainkan sebatang rokok. Perlu diketahui, ketujuh prince tidak akan merokok jika sedang bersama Ailen karna bagi mereka kesehatan gadis itu sangat penting.

"Bagaimana bisa kau yang awalnya bersama anak buah Gernio tiba-tiba bersama Guzman?", Tanya Gafrieel penasaran.

Ailen membenarkan posisi duduknya lalu menatap satu persatu saudaranya,"Saat pulang dari mall ada empat mobil yang menghadangku, lalu membawaku pergi dengan mengatakan mereka adalah orang suruhan dad".

"Lalu?",tanya Araster penasaran.

"Lalu mereka membawaku kesebuah kawasan yang kupikir paling terpencil diLas Vegas,setelah aku meminum air putih yang mereka berikan aku tidak ingat apapun lagi, sampai pada akhirnya aku terbangun dan dihadapanku sudah ada pria tua pendek dan perut yang buncit seperti ini", Ailen memperagakan seberapa besarnya perut yang ia maksud.

"Jadi mereka tidak menyakitimu?",tanya Azka mengintimidasi.

"Hampir,pria buncit itu mengarahkan pistolnya tepat dikepalaku karna aku tidak berhenti berteriak agar mereka melepaskan ku,tapi...", Ailen menggantung ucapannya yang membuat ketujuh prince's kini menatapnya penasaran.

"Bisa percepat durasi ceritamu?",ujar Aric jengah karna Ailen tidak kunjung bersuara,gadis itu hanya senyum-senyum seperti hilang kesadaran.

"Ada seorang pangeran yang menyelamatkanku"

Aren memutar bola matanya malas,"Ahh,sepertinya aku terlalu sering menceritakan dongeng seorang pangeran penyelamat padanya",ujarnya yang membuat Ailen mendengus.

"Aku tidak sedang berkhayal,dia memang seperti pangeran yang datang saat aku membutuhkan pertolongan", bantahnya.

"Apa dia tampan?", Gafrieel bertanya dengan nada tidak suka.

"Tentu saja,tidak ada yang bisa membantah ketampanannya!",tegas Ailen yang membuat Gafrieel seolah tertampar oleh ucapan adik kecilnya itu.

"Apa lebih tampan dariku?!"

Ailen menghembuskan nafasnya malas,"Tentu saja Gaf! Dia tampan bahkan sangat sangat tampan. Terlebih saat dia menatapku seperti ini", Ailen menampakkan wajah datar dan coolnya sembari mengangkat sebelah alis.

"Whaa! Ketampanannya sangat tidak manusiawi,terlebih saat aku melihat tubuhnya yang basah kuyup, membuat kaos tipis yang dia kenakan membentuk pas tubuhnya", ujarnya antusias,yang membuat Valeenz reflek mematahkan rokok yang sedari tadi berada ditangannya.

"Uhukk– a-apa yang kau lakukan dengannya,huh?", Aren mengusap wajahnya kasar.

Mendengar cerita Ailen sungguh membuat hati ketujuh prince's tidak tenang,terlebih melihat ekspresi berlebihan dari gadis itu seolah dia menjadi gadis paling bahagia setelah diculik oleh Mafia yang terkenal cukup berbahaya.

"Dia menarik leherku seperti ini",Ailen menarik leher Azka yang duduk disampingnya,sementara pria itu tidak berbicara apapun selain membulatkan matanya karna terkejut dengan apa yang adiknya lakukan,"lalu dia mendekatkan wajahnya,bahkan aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang beraroma mint,lalu–"

Praangg!

Sontak semua yang berada diruangan itu menoleh sepenuhnya kearah Araster yang kini bersandar pada meja bar dengan segelas Vodka yang berserakan didepan kakinya.

"Tanganku licin",ujar Araster dengan wajah datar,walau sebenarnya rasa ingin menghabisi pria yang dimaksud Ailen sangat mendominasi hati dan pikirannya saat ini.

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang