'trap(2)'

950 126 52
                                    

Tok! Tok!

Cklek!

Setelah suara ketukan pada pintu,seorang gadis dengan piyama bermotif kupu-kupu tampak berjalan masuk kedalam kamar seraya menundukkan kepala.

Menyadari kedatangan gadis itu,Bratva yang tengah duduk di sisi ranjang langsung berdiri,"Oh? Princess,ada apa?",tanyanya,kemudian meletakkan berkas yang sedari tadi ia pegang keatas meja.

Sementara yang diberi pertanyaan tidak memberikan jawaban apapun,hanya berdiri didepan pintu dengan kepala menunduk.

"Ada apa,hm?",Bratva bertanya setelah dirinya berdiri dihadapan putrinya,dengan kedua belah tangan berada diatas bahu gadis itu.

Ailen mendongakkan wajah,menatap ayahnya yang kini tersenyum lembut padanya,"Boleh Ai minta sesuatu,pada dad?",tanyanya ragu.

"Sure,apapun untuk putri kecil dad"

"Jangan mencarinya",ucap Ailen cepat,setelah itu memejamkan kedua matanya rapat seraya menunduk,sebelum akhirnya kembali berbicara,"Sekalipun sudah menemukannya,kumohon- jangan bunuh dia,dad", lirihnya dengan mata berkaca-kaca.

"Dia?",Bratva menaikkan kedua alisnya,"Ahh,pria itu",ucapnya sedetik kemudian.

"Ai mohon dad"

"Princess dad,mencintainya?"

Tidak ada jawaban apapun untuk beberapa saat,gadis itu hanya menundukkan kepalanya dengan jari-jari tangan yang saling bertaut.

Membuat Bratva yang melihatnya hanya mampu menampilkan senyum tipis seraya menghela nafas ringan,tidak yakin dengan apa yang nantinya akan ia katakan pada gadis ini.

"Namanya Aziel?"

"Dad,tau darimana?", Ailen bertanya dengan raut was-was.

"Ricolas Azielno Grissham,putra dari Guzman Grissham",Bratva tersenyum tipis,"Sejak awal,dad tidak berniat membunuhnya. Jadi yang seharusnya kau khawatirkan bukan dad,princess. Tapi ketujuh saudaramu,atau mungkin hanya salah satu dari mereka",lanjutnya.

"Apa mereka akan membebaskan Aziel,jika tahu apa yang sebenarnya terjadi?",Ailen menatap kedua manik abu-abu milik ayahnya,berusaha mencari kebohongan dimata pria tampan itu,"Bukan yang terjadi diantara ai dan dia. Tapi diantara dad, dan ayahnya",lanjutnya.

Bratva menjauhkan kedua tangannya dari bahu Ailen,menundukkan sedikit kepalanya untuk membalas tatapan gadis itu,"Siapapun yang melakukan sebuah kesalahan,tidak perduli apapun alasannya,mereka tetap harus dihukum. Itu yang selama ini dad terapkan pada ketujuh saudaramu", ucapnya seraya memasukkan kedua tangan kedalam saku celana kain yang saat ini ia kenakan.

"Tapi,mereka seringkali keliru. Menganggap Kematian adalah hukuman yang paling tepat bagi pihak yang bersalah,dan melupakan sebuah fakta. Bahwa dengan membunuhnya,berarti kau telah membantunya terbebas dari harga yang harus dia bayar,atas kesalahan yang telah dia perbuat",ucap Bratva dengan nada datar dan tegas,sangat berbeda dari yang biasanya Ailen dengar.

Mendengar perubahan nada bicara ayahnya,terlebih tatapan pria itu yang menajam. Entah kenapa membuat perasaan Ailen tidak tenang,seolah apa yang ayahnya katakan adalah apa yang akan dia lakukan.

"Harga,yang harus dibayar?"

"Kau percaya surga dan neraka?", bukannya menjawab,Bratva justru balik bertanya. Membuat gadis dihadapannya menampilkan raut bingung,namun tetap mengangguk.

"Orang baik akan mendapatkan surga, sebagai balasan atas perbuatan baik yang telah dia lakukan. Sebaliknya,orang jahat harus membayar atas semua perbuatan jahatnya, karna itu Tuhan mengirimnya keneraka yang begitu menakutkan"

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang