'he's back'

1.1K 132 39
                                    

Aku nulis sambil dengerin lagu Lewis capaldi ~ Hold me while you wait.

Yang mau baca coba deh sambil dengerin lagu ini,jangan mewek kaya aku tapi yaaa huhu

***

Brummm

Brummm

"Tuan muda datang!"

Beberapa penjaga yang saat ini sedang bertugas langsung bergegas menuju halaman mansion dan berbaris,menyambut 2 buah Alphard yang baru saja melewati gerbang utama.

Citttttt!

"Kenapa semua orang berpakaian sarba hitam? Apa kau yakin tidak terjadi hal buruk pada Axe?", Aren berbisik disebelah Araster. Kelimanya berjalan beriringan menuju pintu utama.

"Jantung Axe kambuh,tapi terakhir kali aku menelfon anak buahku,keadaannya sudah membaik"

"Lalu? Kenapa mansion dipenuhi oleh mobil-mobil asing,ini semua bukan hanya milik dad-"

"Maaf,tuan muda",ucap seorang pria yang berdiri didepan barisan para penjaga,membuat ucapan Gafrieel terhenti,"Pemakaman nyonya Kim akan dilaksanakan sebentar lagi,para pelayan sudah menyiapkan pakaian untuk Tuan muda kenakan diacara pemakaman".

Deg

"Apa yang terjadi?",dari sekian banyaknya pertanyaan yang memenuhi kepalanya saat ini,hanya itu yang bisa Aric ucapkan.

Araster langsung berlari tanpa mengucapkan sepatah katapun. Meninggalkan keempat saudaranya yang masih terdiam diteras mansion,seolah tidak percaya dengan apa yang pria tadi katakan.
Saat dirinya sampai didalam,hal pertama yang Araster lihat adalah ibunya yang menangis dipelukan Bratva,dan banyaknya orang dengan pakaian serba hitam.

Tidak! Ini semua tidak boleh terjadi. Omanya masih hidup,itu yang Araster yakini selama penerbangan menuju Korea. Yang ia tau hanya sebatas penyakit jantung Axel kambuh,dia tidak memikirkan hal semacam ini akan terjadi.

"Dimana Oma?!", teriakan Aric menggelegar, membuat orang-orang yang semula membelakangi pintu masuk sontak membalikkan badan.

Bratva yang menyadari kedatangan kelima prince's hanya bisa menghela nafas,dia tidak memberitahukan semua ini pada mereka karna tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk, terlebih kelimanya sedang dalam perjalanan menuju Korea saat nyonya Kim dinyatakan meninggal dunia.

"Honey...",Yoona melepaskan pelukannya dari tubuh Bratva,merentangkan tangan yang membuat aren,Aric dan Valeenz langsung berjalan kearahnya,memeluk tubuhnya erat. Melampiaskan rasa sakit yang kini mereka rasakan.

Sementara Araster dan Gafrieel masih bergeming ditempatnya semula,didepan pintu utama,tanpa melakukan apapun. Hingga tanpa keduanya sadari Bratva sudah berdiri didepan mereka dengan raut penuh penyesalan.

"Maaf,karna dad tidak bisa menjaga Oma"

Baru saja Bratva hendak menepuk bahu Araster,pria itu langsung melangkahkan kakinya,membuat Bratva mengernyit. Namun,tidak berniat untuk menghentikan,karna mungkin putranya sedang ingin menenangkan diri,itu yang dia pikirkan saat melihat Araster berjalan melewatinya.

"Dad? Apa itu benar Oma?"

Bratva mengalihkan atensinya pada Gafrieel yang kini berdiri dengan pandangan lurus kedepan,dimana foto seorang wanita paruh baya tergantung didinding,dengan banyaknya bunga mawar putih tepat dibawah bingkai foto itu.

"Nak,maafkan dad"

Damn! Gafrieel ingin menangis dan berteriak sekencang-kencangnya. Tapi kenapa untuk membuka mulut saja rasanya sangat sulit? Seolah ada listrik ribuan volt yang mengalir disekujur tubuhnya,membuat jantungnya berdetak sangat kencang. Bahkan kini dadanya amat sesak...

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang