Hari ke-2 diMacau,pukul 13.06 pm.
"Wei Hong tiba dicasino pukul 7 malam,mungkin bisa mundur tapi tidak akan sampai pukul 8"
Bratva menatap satu persatu ketujuh putranya yang sedari tadi hanya diam sembari mendengarkan penjelasannya,lalu beralih pada Ailen yang duduk diapit oleh Araster dan Azka.
"Princess ikut bersama Axe, kalian harus berada diruang VVIP paling tidak 5menit sebelum Wei Hong tiba,buat dia berada disana selama mungkin",ujarnya sembari tersenyum,membuat Ailen juga ikut tersenyum sembari menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Atensinya kini beralih pada Araster,pria itu hanya memberikan tatapan datar dengan sebelah alis terangkat,membuat Bratva menghela nafas pelan sebelum berbicara,"ada beberapa cctv yang harus diblokir,satu diantaranya yang terdapat didepan kamar Wei Hong dilantai 4".
"Hanya itu?", Araster bertanya sembari memutar-mutar sebatang rokok dengan ujung yang menyala ditangannya.
Bratva menggeleng,"Kau harus bergerak lebih cepat dari yang lain,waktumu tergantung Axel. Jadi dapatkan permata itu sebelum Wei Hong kembali kekamarnya. Tentunya perjalananmu tidak akan mulus karena penjagaan yang begitu ketat..."
"Ahhh... Kendalanya ada dipintu masuk?",potong Araster cepat yang langsung diangguki ayahnya.
"Pintu masuknya menggunakan sidik jari",Bratva beralih manatap Azka yang sedari tadi sibuk memainkan sekaleng bir diatas meja,"princess harus mendapatkan sidik jari Wei Hong,tanpa menimbulkan kecurigaan dari siapapun. Tugas Azka mengambil sidik jari itu dari princess,dan membawanya pada Arast secepat mungkin",ujarnya yang sontak membuat Azka menjatuhkan kaleng bir ditangannya.
"Bagaimana cara Queen mendapatkannya dad? Aku yakin tidak sembarangan orang yang bisa menyentuh nya",tanya Azka dengan raut bingung, memikirkan bahaya apa saja yang akan menanti gadis itu saat melakukan perintah Bratva sungguh membuatnya frustasi.
"Princess pasti bisa mengatasinya",ujarnya sembari menatap Ailen yang kini menampilkan senyum penuh arti,Bratva membuka kancing teratas kemejanya sebelum kembali berbicara,"Cari pria dengan tato kapak dileher bagian kiri,terlepas seperti apa penampilannya,itulah Wei Hong".
"Aric,ikutlah bersama Arast. Tugasmu melumpuhkan siapa saja yang menghalangi jalan kalian,tentunya tanpa membuat keributan yang berarti".
"Hm", Aric hanya berdehem sebagai jawaban atas pernyataan ayahnya.
"Valeenz"
"Yaa,dad?"
"Kau harus mengalihkan perhatian anak buah Wei Hong yang berjaga diluar Casino,agar Arast dan Aric bisa masuk tanpa dicurigai." Lalu atensinya beralih pada Gafrieel yang sedari tadi hanya diam,mendengarkan penjelasan Bratva tanpa banyak bicara.
"Gaf masuk kedalam sebagai Teknisi yang akan memperbaiki lift diruang VVIP dan lantai 4,didalam tasmu sudah ada beberapa senjata dan alat-alat yang akan digunakan Araster untuk menjalankan aksinya",lanjutnya.
Araster menghisap nikotin ditangannya sebelum buka suara,"Artinya aku harus merusak lift dilantai 4 dan lift diruang VVIP terlebih dahulu?"
Bratva mengedipkan mata seraya tersenyum tipis,kemudian menggulung lengan kemaja yang ia kenakan hingga sebatas siku,"Waktu kalian hanya 30 menit. Setelah itu apapun yang terjadi,kalian harus segera keluar membawa permata itu. Tim SWAT akan tiba pada menit ke 30,dan itulah saatnya kalian bergerak keluar. Ingat! Tetap tenang adalah kunci utamanya,mereka tidak mengenali kalian karna yang mereka cari adalah pria bernama Wei Hong."
"Yes,dad!",sahut ketujuh prince's serempak,sementara Ailen hanya diam dengan pandangan lurus kedepan.
"Princess,kau harus langsung keluar setelah menyelesaikan tugasmu. Cari mobil Dengan plat nomer 3619, mereka akan membawamu pada dad"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bratva's Mafia
AcciónTidak menyediakan spoiler. /Prince's and Princess BRATVA'S/