'Back'

1.4K 175 13
                                        

"Princess"

Deg

Suara itu,suara yang sudah sangat lama Ailen rindukan,suara lembut dan merdu yang selalu ingin dirinya dengar akhirnya kembali menyapa telinganya.Membuat seluruh tubuhnya membeku seolah ada sebuah sihir yang mampu menghentikan waktu,hingga akhirnya tangan halus nan hangat menyentuh lengannya membuat Ailen terperanjat dan sontak membalikkan tubuh.

"no!no...this is not real"

Ailen bergumam dengan tatapan tidak percaya,perlahan kakinya melangkah mundur hingga punggungnya membentur kaca pembatas balkon. Sementara wanita yang kini berdiri dihadapannya hanya mampu menghela nafas pelan,lalu melangkah maju.

"Ini mom... Honey",wanita itu yang tak lain adalah Yoona menggigit bibir bawahnya kuat,berusaha menahan isakan yang hampir saja lolos dari celah bibirnya. Kedua tangannya terangkat untuk menggenggam tangan Ailen yang masih membeku seolah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat.

"Ini...hanya mimpi bukan? Mom akan pergi lagi setelah ini,right?",gumamnya dengan mata berkaca-kaca,membuat Yoona tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Maafkan mom sayang,maaf..."

"Mom... I really Miss you", Ailen berucap pelan,kemudian menarik Yoona kedalam pelukannya.

Hangat, itulah yang keduanya rasakan sekarang. Ailen memejamkan kedua matanya dan setetes cairan bening kembali mengalir membasahi pipi mulusnya,tubuh dan pelukan ini yang selalu ia impikan yang tidak pernah bisa Ailen dapatkan dari siapapun.

"I Miss you,too",Yoona menciumi puncak kepala putrinya lembut sembari memejamkan mata.

Tidak pernah semalam pun dirinya tidur tanpa memimpikan gadis mungil yang kini berada didalam pelukannya,dunianya hancur seketika saat mendengar kabar bahwa putrinya menghilang,namun saat gadis ini kembali mereka kembali dijauhkan dan membuat dirinya lagi-lagi harus berhadapan dengan rasa rindu yang begitu menyakitkan.

"Jangan pergi lagi,kumohon..."

"No! Mom tidak akan kemana-mana,promise",ucap Yoona pelan,kemudian mencium puncak kepala Ailen lembut.

Setelah cukup lama keduanya berpelukan,Yoona memundurkan tubuhnya agar bisa menatap kedua manik yang kini tidak menampakkan keceriaan sedikit pun yang membuat hatinya benar-benar hancur. Tangannya beralih untuk menggenggam tangan Ailen namun terhenti saat matanya tidak sengaja menangkap begitu banyak goresan dilengan gadis itu.

"Honey?"

"I'm sorry mom,ai... Sakit",ucap Ailen lirih dengan kepala menunduk,membuat Yoona memberikan tatapan nanar pada gadis itu.

"Oh tuhan....",Yoona menjerit dengan airmata yang mengalir begitu saja membasahi pipi tirusnya,kakinya menjadi lemas seketika yang membuatnya langsung terduduk dilantai.

"Mom... Maafkan ai"

Ailen ikut menjatuhkan dirinya dihadapan Yoona,menggenggam tangan wanita itu erat seolah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Tuhan... Ini semua salah mom..."

Melihat ibunya menangis histeris seperti ini,membuat hati Ailen kembali terasa nyeri. Tidak ingin berlama-lama melihat wanita itu menangis,dengan sekali tarikan Ailen berhasil membawa tubuh Yoona kedalam pelukannya,"Semuanya sudah berlalu,mom ada disini sekarang sudah menjadi obat paling ampuh untuk ai",ucapnya lirih sembari mengelus pundak Yoona pelan,"Ai sembuh karna mom,jadi... Tolong jangan pergi lagi", lanjutnya dengan suara bergetar.

"Terimakasih sudah bertahan dan menunggu mom kembali... Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita lagi,mom janji", Yoona menatap kedua manik putrinya sembari tersenyum hangat dengan airmata yang tidak hentinya mengalir,"I love you,princess",ujarnya lirih lalu mencium bibir,hidung dan terakhir kedua mata putrinya yang kini tertutup.

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang