'Mision'

1.4K 183 6
                                    

Arenzya dan Altalazka berjalan dengan santai menuju lantai 2 dimana aula pertemuan khusus Bratva's family berada. Keduanya hanya mengenakan pakaian santai,dan sendal jepit yang jika ditotalkan harganya bisa untuk mencukupi biaya hidup selama 1bulan diswiss atau bahkan lebih.

Saat memasuki ruangan aula,didalamnya sudah ada kelima prince's, Ailen,Yoona dan juga Bratva yang menunggu.

"Prince's, come here",Yoona merentangkan kedua tangannya,yang langsung membuat Aren dan Azka berlari untuk memeluk wanita cantik itu.

"I Miss you more",ucap Azka lirih sembari menciumi pipi kiri ibunya,membuat wanita itu tersenyum manis dengan air mata yang tanpa sadar membasahi pipinya.

"Really Miss you, mom", Aren berucap dengan wajah yang ia benamkan diceruk leher Yoona,menghisap dalam aroma tubuh yang paling ia sukai sejak kecil.

Yoona tidak pernah menggunakan parfum apapun jika sedang berada dirumah, alasannya karna ketujuh prince's tidak menyukainya,terutama Aren dan Araster.

Mungkin untuk sebagian orang pria seperti Araster masuk kedalam daftar pria tak tersentuh karna sifat dinginnya yang terkadang terlewat batas,namun bagi Yoona, Arasternya adalah pria hangat dan manja. Jika mereka sedang berdua,putra keduanya itu selalu memeluk dan menciumi pipinya lembut,selalu mengatakan bahwa ia menyayanginya dan tidak bisa hidup tanpa Yoona dan Ailen.

"Sudah selesai berpelukan nya Prince's?",ujar Bratva dengan nada menyindir yang sontak mengundang tawa.

"Ckk,apa dad cemburu dengan anak sendiri?", Azka menatap ayahnya dengan sebelah mata menyipit,lalu kembali mencium pipi Yoona untuk yang kesekian kalinya sebelum berjalan menuju kursi yang telah disiapkan.

"Tentu saja,mom milik dad", sahut Bratva sengit yang sontak mendapat pukulan dari Yoona tepat dibahu kirinya.

"Jangan seperti itu pada prince's,Vin!"

"Mom..."

Pletakk!

"Aisshhh", Aric menatap sengit adik bungsunya yang kini hanya menampakkan wajah tengil sembari mengangkat kedua alisnya.

"Apa?! Jangan memancing keributan",desis Ailen dengan mata melotot yang sontak membuat Aric mendengus,berbeda dengan Araster yang kini menampilkan senyum tipisnya,perlahan tangan kekar pria itu terangkat untuk mengusap puncak kepala adik perempuannya lembut.

"Baik,sekarang kita mulai"

Semuanya kini fokus pada Bratva yang berdiri ditengah-tengah aula sembari bersedekap dada,pria itu memperhatikan satu-persatu anak-anaknya lalu beralih pada Yoona yang duduk dengan tenang diantara ketujuh prince's.

"Untuk sementara waktu,lupakan masalah Sam. Dad ingin kalian ikut andil dalam menjalankan misi rahasia"

"Seriously?!Sam bisa saja melakukan hal-hal yang akan merugikan kita lagi,dad", Valeenz buka suara setelah diam cukup lama.

Bratva menganggukkan kepalanya sekilas,mengambil sebuah remot diatas meja lalu menekan tombol aktif pada remot itu yang membuat layar besar didepan para prince's menampilkan sebuah foto kalung permata.

"Dad yang akan mengatasi Sam,kalian fokus saja pada permata ini"

Axel menyipitkan sebelah mata sembari mengusap pelan dagunya,memperhatikan gambar kalung berliontin sebuah permata kuning dihadapannya",Kalung berlian itu– air mata matahari?".

"Bravo!", Gafrieel berdiri dengan kedua tangan bertumpu pada meja,pria itu tersenyum miring dengan tatapan tidak teralihkan dari gambar kalung dihadapannya.

"Permata itu senilai 20 juta dolar,kita hanya perlu mengambilnya dari orang yang bernama Wei Hong."

Mendengar ucapan Bratva,ketujuh prince's serempak menampilkan senyum misterius,sementara Yoona hanya mendengarkan tidak berminat untuk ikut campur,berbanding terbalik dengan Ailen yang kini mengalihkan pandangannya pada Bratva dengan tatapan penuh arti.

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang