Setelah dirasa keadaannya cukup membaik, Ailen dipindahkan dari Columbia ke kediaman Bratva dimeksiko,dimana ketujuh prince's bisa mengawasi gadis itu secara langsung.
"Apa Queen sudah minum obat?"
Seorang pelayan yang baru saja keluar dari kamar Ailen mengangguk sembari menundukkan kepala,sementara Azka hanya berdehem sebelum memutuskan untuk berjalan menuju ruangan Araster.
"Ada apa?",ujar Araster malas saat mendengar suara langkah kaki menuju kearahnya.
Azka memilih duduk disofa yang berada tidak jauh dari meja game Araster, membaringkan tubuhnya dengan menjadikan lengan sebagai bantalan,"Apa Valeenz belum membuat vaksin?", tanyanya dengan pandangan tertuju pada langit-langit ruangan.
"Entahlah,dia seolah menunda-nunda apa yang seharusnya dia kerjakan",ujar Araster acuh,masih fokus pada layar monitor dihadapannya yang menampilkan sebuah game online.
"Aku... sedikit mencurigainya",ujar Azka ragu yang membuat Araster langsung memutar kursi kearahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tentang?"
"Saat SMA,Valeenz selalu menang dalam olimpiade sains kimia maupun biologi. Dia sangat paham mengenai komponen komponen-"
"Maksudmu Valeenz yang menciptakan virus itu?",potong Araster cepat yang langsung diangguki Azka.
Untuk sesaat kedua pria itu sama-sama terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan. Hingga pada akhirnya Aren datang sembari menenteng sekaleng minuman soda ditangan kirinya dan sebelah tangan lainnya berada didalam saku celana yang ia kenakan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mencurigai seseorang tanpa bukti akurat bukanlah hal yang bisa dibenarkan dalam keluarga Bratva's." Aren berbicara dengan nada santai,lalu meneguk minuman kaleng ditangannya,memilih duduk disamping Azka yang kini tampak sedang berpikir dengan kedua alis berkerut.
Araster mengeluarkan sebatang rokok dari dalam kotak yang baru saja ia ambil dari atas meja game miliknya, membakar ujungnya kemudian menghisap nikotin itu dan menghembuskan asapnya melalui hidung sebelum berbicara,"Aku perlu setidaknya satu bukti yang cukup meyakinkan untuk mencari tahu lebih jauh",ujarnya yang membuat Azka mengusap wajahnya gusar.