'incident'

1K 123 73
                                    

Meksiko city, 12.53 pm.

8 jam setelah prince & princess Bratva tiba dimeksiko.

"Sudah lebih baik val?"

"Hm,lumayan",jawab Valeenz singkat seraya mendudukkan bokongnya diatas sofa.

"Sudah bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi?",tanya Araster datar yang langsung diangguki Valeenz.

"3 menit sebelum anak buah dad datang untuk mengepung rumah yang Aric masuki,aku tidak sengaja melihat siluet seseorang yang berlari melewati halaman belakang,kupikir dia pelakunya jadi aku memutuskan untuk mengejar-"

"Dan kau tidak membawa senjata apapun?",potong Azka yang membuat ucapan saudaranya terhenti.

"Berbalik untuk mengambil senjata,sama dengan kehilangan jejak si pelaku. Aku tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan menangkapnya zka,jadi kuputuskan untuk mengejarnya",ujar Valeenz.

Flashback on!

Valeenz melangkahkan kaki jenjangnya dengan hati-hati,berusaha keras untuk tidak menimbulkan suara apapun agar pria yang kini berjalan didepannya tidak menyadari kehadirannya.

Kaki jenjangnya memasuki sebuah gang yang cukup sempit tanpa penerangan apapun,gang ini langsung menuju ke jalan raya. Dan seringkali Valeenz beserta keenam saudaranya menggunakan jalan ini untuk kabur dari mansion,agar tidak dicegat oleh para satpam yang berjaga didepan gerbang perumahan.

"Bocah laki-laki pecinta club",gumamnya sangat pelan,tanpa sadar Valeenz tersenyum saat kembali mengingat bagaimana masa remajanya,Gafrieel,Araster dan Axel yang selalu berusaha kabur setiap malam untuk berkunjung ke club,dan jalan ini adalah satu-satunya cara agar tidak tertangkap.

Valeenz menghentikan langkahnya tepat diujung gang,melirik kekiri dan kekanan namun tidak ada siapapun. Sial! Pikirannya teralihkan untuk beberapa detik,dan membuatnya kehilangan jejak.

"Shit!",umpatnya pelan,seraya mengusap wajah. Setelahnya membalikkan badan namun...

Srett!

"Argghhh!"

Brukk!

"Ceroboh",ucap suara berat yang terdengar sangat familiar ditelinganya,membuat Valeenz spontan mendongakkan wajah dan mendapati Seorang pria berdiri dihadapannya. Namun minimnya pencahayaan membuat Valeenz sulit mengenali wajah pria itu,terlebih ia menggunakan topi baseball yang menutupi sebagian wajahnya.

"Arghh", Valeenz berusaha keras untuk menegakkan tubuh seraya menekan luka dibagian kiri perutnya,menatap pria yang kini tampak tersenyum kearahnya,"Apa yang kau inginkan?"

"Apapun yang membuat keluargamu menderita"

"Hah...",shit! Bahkan dia harus memaksakan tawa disaat-saat seperti ini,membuat luka diperutnya bertambah sakit,"Kau pikir bisa melakukannya? Kau- pecundang yang hanya bisa bermain dari belakang,bahkan untuk menghadapi aku sendiri...",Valeenz memejamkan matanya untuk beberapa detik, berusaha menahan rasa nyilu diperutnya yang kian bertambah saat dirinya berbicara.

"Kau menyerangku dari belakang,kenapa? Takut aku akan mengalahkan mu? Padahal aku tidak membawa senjata apapun",lanjutnya disertai kekehan halus.

Pria misterius itu menundukkan kepala,lalu membuka topi yang sedari tadi menutupi setengah bagian wajahnya,"setelah nyonya kim,Tuan Bratva adalah sasaran selanjutnya,atau... Dia yang terakhir saja? Tepatnya setelah dia menyaksikan satu persatu keluarganya mati",ucapnya pelan seraya mendongakkan wajah.

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang