'Flashback'

2.9K 316 33
                                    

"honey..."

Mendengar suara lembut namun tegas itu membuat seorang gadis yang kini tengah duduk dipojok ruangan menyembunyikan wajahnya diatas lutut. Berusaha untuk tidak terlihat namun nyatanya seseorang kini berjalan mendekatinya dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Why? are you afraid me?"

Merasakan sentuhan lembut dipuncak kepalanya membuat gadis itu memejamkan kedua matanya erat,tubuhnya menegang seolah sentuhan itu bisa melukainya sewaktu-waktu. Berbanding terbalik dengan pria yang kini mengelusi puncak kepalanya yang tampak tersenyum manis,seolah menikmati apa yang sedang dia lakukan.

"Tegakkan kepalamu,honey", Ujarnya lembut lalu menarik kedua tangan mungil yang sedari tadi memeluk lutut.

Perlahan gadis itu mengangkat wajahnya,menampakkan sorot ketakutan yang membuat pria dihadapannya terkekeh gemas,"Jangan menatapku seperti itu,kau terlihat sangat menggemaskan", ujarnya lembut sembari mengelus pipi tirus milik gadis yang kini hampir menjatuhkan air mata.

"M-maafkan aku Hikss-"

"Jangan menangis atau aku akan menciummu!"

Bukannya berhenti gadis itu justru semakin terisak,terlebih melihat wajah pria yang kini semakin mendekat kearahnya,bahkan nafas mereka saling menerpa wajah satu sama lain. Tidak ada yang terjadi untuk beberapa detik,kedua makhluk itu hanya saling menatap dengan tatapan berbanding terbalik,gadis yang menatap dengan sorot ketakutan dan pria yang kini menampakkan smirk halusnya.

"Maafkan aku...",lagi suara lirih itu kembali terdengar,bibir mungil yang tampak pucat itu bergetar hebat menahan isakan yang mendesak ingin keluar.

"Sudah kukatakan bukan? Berhenti menangis dan diamlah atau aku akan menciummu"

"Kumohon maafkan ak-"

Cup!

"Apa kau benar-benar tidak bisa diam?",pria itu lagi-lagi mengelus lembut pipi gadis dihadapannya. Membuat si empunya menggigit bibir bawahnya kuat dengan airmata yang tidak henti mengalir membasahi pipi mulusnya,membuat pria dihadapannya menghela nafas,lalu membiarkan tangan kekarnya mengelus bibir mungil itu.

"Berhenti menggigit bibir!Tidak ada yang boleh melukaimu selain aku",ujarnya dengan sorot khawatir.

"Aku- ingin pulang",gadis itu berucap lirih dengan kepala menunduk,sedetik kemudian tengkuknya ditarik hingga hidung mungil itu menyentuh hidung mancung milik pria yang kini menatapnya dengan kedua mata menyipit.

"You're mine,jadi kau harus tetap bersamaku!".

                                ***

"Queen"

Ailen yang sedari tadi berdiri dibalkon dengan tatapan sendu langsung membalikkan tubuhnya dan mendapati Gafrieel berjalan kearahnya dengan pakaian santai.

"Udara malam tidak baik untukmu,ayo masuk", ujarnya lembut lalu merangkul bahu gadis itu,membawanya masuk kembali kekamar.

Namun saat Gafrieel baru saja melangkah masuk,matanya tidak sengaja melihat sebuah album kecil tergeletak diatas meja yang berada tepat disamping kasur Ailen. Tidak ingin berlama-lama dengan rasa ingin tahunya,pria itu langsung mengambil mini album tersebut dan menunjukkannya pada Ailen,"Apa ini milikmu?", ucapnya sembari menggoyang-goyangkan mini album itu didepan wajah adiknya.

"Itu milik dad"

"Aku tidak pernah meli-"

Ucapan Gafrieel terhenti saat mini album ditangannya terbuka dan menampakkan foto sepasang manusia dengan senyum bahagia,seolah mengisyaratkan bahwa mereka saling mencintai.

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang