Meksiko city pukul 22.34 pm.
"Deal?"
Seorang pria dengan stelan jas mahal dan kacamata hitam yang bertengger manis dihidung mancungnya, menganggukkan kepala tanda setuju sembari tersenyum manis,menatap lawan bicaranya yang tampak tersenyum puas.
"Tidak dicek terlebih dahulu?"
Pria berkacamata hitam itu menggeleng,masih dengan senyum manis yang menghiasi bibir tipisnya,"20 juta dolar,jika kurang aku akan memenggal kepalamu",ujarnya dengan kekehan.
Pria dihadapannya ikut terkekeh, berdiri sembari mengulurkan sebelah tangannya,"Senang bekerjasama denganmu".
"Sure,semoga kita bisa kembali menjalin kerjasama dilain waktu",ujarnya setelah menyambut uluran tangan dari pria itu,kemudian memasukkan kedua tangan kedalam saku celana yang ia kenakan sebelum melangkah pergi.
"Beri semua yang prince's dan Princess inginkan"
"Baik tuan,ada lagi?",tanya seorang bodyguard bernama Marcel,salah satu orang kepercayaan Bratva selain Cristop.
"Siapkan pesawat besok pagi,aku ingin membawa Yoona liburan ke New York city",ujarnya yang langsung diangguki Marcel.
Keduanya berjalan dengan santai menuju basemant,sesekali mengangguk saat para pegawai menyapa mengingat Casino yang sekarang mereka kunjungi adalah satu dari sekian banyaknya properti yang Bratva miliki.
Sebenarnya yang disapa oleh para pegawai Casino bukan Bratva melainkan Marcel,karna pria itulah yang bertanggung jawab atas kelangsungan kegiatan didalam Casino ini yang tentunya atas perintah Bratva. Mengingat identitasnya yang sangat dirahasiakan,membuat Bratva harus menggunakan nama samaran untuk semua properti yang ia milik.
Setelah memasuki mobil,Bratva membuka kacamata hitam yang bertengger dihidungnya,mengingat apa yang baru saja dia lakukan lagi-lagi membuat pria itu menyeringai dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa menurutmu CIA akan datang?"
"Tentu saja Tuan, bukankah itu tujuan kita menjual permata padanya?",ujar Marcel disertai kekehan.
"Gerald Fernand... Aku tidak menyangka pria tua bangka sepertinya memiliki nyali begitu besar", Bratva melonggarkan dasi dilehernya,menghela nafas perlahan dengan kedua mata terpejam.
"Dia bahkan menyamar untuk bisa menghancurkan anaknya sendiri,apa tuan yakin ingin melawannya?"
"Sure! Aku harus memberi pelajaran pada siapapun yang berusaha mengusik kehidupanku,tidak terkecuali pria tua itu. Ahhh, sangat disayangkan bahwa dia ayah kandungku"
Keduanya terdiam untuk beberapa saat,Marcel yang fokus pada jalanan didepannya sementara Bratva memejamkan matanya dengan raut tenang. Seolah baru saja melepaskan beban berat yang selama ini ia pikul,hingga akhirnya nada dering dari ponsel miliknya terdengar.
"Apa kau mempermainkan ku,heh?"
Bratva menjauhkan ponsel dari telinganya saat suara teriakan disebrang telfon terdengar tepat setelah ia menekan tombol hijau pada ponselnya,melirik sekilas kearah Marcel sebelum kembali menempelkan benda pipih itu ditelinganya.
"Hai dad,how are you?"
"Cihhh... Dasar anak tidak tau diuntung,aku membesarkan mu dengan susah payah tapi kau!! Bahkan kau menjebak ayahmu sendiri sialan!"
"Kau yang memulainya Tuan Hans,bukankah kau bekerjasama dengan anak tirimu untuk menghancurkan ku? Dan... Delapan cucumu", Bratva terkekeh,sebelah tangannya terangkat untuk menyisir rambut hitam legamnya kebelakang sebelum kembali berbicara,"Apalagi yang kau inginkan sekarang? Bukankah aku sudah menjual permata itu padamu? So,urusan kita selesai"
![](https://img.wattpad.com/cover/261112296-288-k991665.jpg)