Texas,Houston 28 February 2020.
4 buah mobil jenis Lincoln Navigator L tampak membelah jalanan dengan kecepatan tinggi,mengabaikan umpatan dari orang-orang yang mereka lalui. Didalamnya tampak seorang pria sedang berkutat dengan sebuah ponsel mahal ditangannya,pria itu mengenakan jeans hitam dibalut dengan jaket kulit yang juga berwarna senada.
Ciittttt!
Tidak lama dari suara decitan ban mobil yang bergesekan dengan aspal tersebut,seorang pria keluar dari dalam mobil dengan topi hitam yang melekat dikepalanya,menutupi sebagian wajah tampannya. Berjalan memasuki sebuah gedung yang terdapat dipelosok kota Houston,jauh dari keramaian. Bahkan sepanjang perjalanan menuju gedung ini tidak tampak ada warga yang bermukim.
Pria itu berjalan dengan santainya diikuti beberapa pria dengan seragam yang menyerupai seragam militer AS,lengkap dengan senjata api ditangan masing-masing.
Braakkk!
"Uhukkk-Asshhh"
Bughh!
"Katakan dimana dia!"
Pria yang kini terkapar dengan kedua tangan terikat kebelakang hanya memberikan tatapan sengit,tidak berniat untuk menjawab. Melihat hal itu salah seorang yang mengenakan rompi anti peluru maju lalu menendang tepat dibagian perut pria itu yang sudah tampak berlumuran darah.
"Uhukkk!"
"Pasangkan bom ditubunnya"
Seorang pria dengan setelan jas mahal yang melekat ditubuhnya mengangguk lalu melangkah dengan sebuah bom ditangannya,memasangkan benda mematikan itu pada pria yang kini menatap satu-persatu lawannya dengan tatapan nyalang.
Tit...tit...tit...
"Kau punya waktu 20 detik"
Pria itu masih tampak bungkam, enggan memberikan jawaban yang lawannya inginkan,sesekali matanya melirik kearah bom yang terikat diperutnya dengan hitungan detik yang terus bergerak.
"Ahh,kau membuang-buang waktuku. Tinggal katakan dimana dia dan siapa namanya!sesimpel itu,dengan begitu benda ini tidak akan menghancurkan tubuhmu"
Tit...tit...tit...
Layar dibagian depan bom menunjukkan angka 00.14,namun pria itu masih enggan mengeluarkan suara.
"Ckk,kau menyebalkan", pria bertopi itu berdecak malas seraya berdiri,menatap sekilas pria yang kini duduk tidak jauh darinya lalu melangkah mundur.
Tit...tit...tit...
"Siapa namamu?"
"Whaa,apa kau masih memikirkan untuk berkenalan denganku? Apa kau tidak melihat waktumu tinggal 10 detik?", pria bertopi itu terkekeh seraya menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Siapa namamu?"
"Massimo"
Pria itu melirik bom yang menempel diperutnya sekilas, kemudian memejamkan mata,"Dallas".
"Tidak berniat memberitahuku namanya?"
Lagi-lagi pria itu melirik bom diperutnya yang kini menunjukkan angka 00.06,"Apa kau bisa menjamin keselamatan ku?"
Pria dengan topi hitam yang melekat dikepalanya itu tampak tertawa, sedetik kemudian wajahnya kembali datar,"Apa kau berusaha mengajakku bernegosiasi?",ujarnya dingin lalu perlahan melangkah mundur.
Tit...tit...tit...
"3 detik,ahh baiklah selamat tinggal"
"Salvatore Abart!"