Araster berjalan keluar dari kamarnya dengan celana pendek hitam diatas lutut dipadukan dengan baju kaos oversize berwarna putih. Rambutnya yang masih sedikit basah membuat kesan seksi terlebih wajah tampannya yang begitu tidak nyata, sesekali ia melirik para pelayan yang kini tengah membersihkan rumah.
"Pagi tuan muda"
Araster hanya mengangguk sekilas sebagai jawaban,lalu melangkah memasuki lift untuk menuju kelantai satu dimana 'Prince's Room' berada. Baru saja ia melangkah keluar dari lift, pandangannya teralihkan pada Gafrieel yang kini berdiri didepannya dengan kedua tangan berada didalam saku celana yang pria itu kenakan.
"Hola!"
"Apa Valeenz sudah kembali?"
Gafrieel menggeleng,"Ponselnya tidak bisa dihubungi".
Araster mengerutkan alisnya sembari berjalan keluar dari lift,"Kau yakin dia bisa menemukannya?".
Kedua pria itu berjalan beriringan menuju ruangan yang berada di sayap kanan mansion,Gafrieel melirik sekilas kearah Araster lalu mengedikkan bahu,"Aku tidak yakin padanya,tapi aku sangat yakin otaknya mampu bekerja lebih cepat dalam situasi genting",ujarnya dengan kekehan,membuat Araster ikut tersenyum walau sangat tipis bahkan hampir tidak terlihat.
"Kau pergilah lebih dulu,aku harus menemui Jake",ujar Araster singkat lalu memutar langkahnya menuju pintu penghubung antara bangunan utama dan bangunan yang berada di sayap kiri mansion,dimana ruang penyimpanan senjata berada.
Pria itu melangkah dengan santainya,melewati beberapa penjaga dan pelayan yang sedang menjalankan tugas. Sekalipun ada yang menyapa, Araster tetaplah Araster yang hanya menjawab sapaan orang-orang seperlunya dan itupun jika ia ingin,jika tidak sekalipun seseorang berlutut dihadapannya jangankan berbicara melirik pun tidak akan ia lakukan.
"Mereka menghilang dicaracas, Sepertinya seseorang mengetahui apa yang kita lakukan",ujar seseorang dibalik tembok yang membuat tangan Araster yang baru saja ingin membuka kenop pintu menggantung di udara.
"Jangan sentuh gadis itu! Aku berada dipihakmu sialan!aku tidak tahu hal seperti ini akan terjadi",terdengar helaan nafas sebelum suara itu kembali terdengar,"bagaimana bisa aku berkhianat sedangkan kau selalu mengawasi?!",sentak seseorang itu dengan nada rendah namun terdengar sangat tajam,yang Araster yakini pria itu sedang berusaha mengontrol emosinya.
Ceklek
Pria yang kini berdiri membelakangi pintu sontak membalikkan tubuhnya,menatap Araster yang berjalan masuk tanpa mengeluarkan sepatah katapun,seolah tidak ada orang selain dirinya diruangan itu.
"Maaf Tuan,apa anda memerlukan sesuatu?"
"Aku perlu senjata mematikan untuk memberi pelajaran pada seseorang",ujar Araster dingin sembari berjalan menelusuri rak-rak dimana semua jenis pistol dan senapan tertata rapi.
Pria itu mengeluarkan beberapa pistol keluaran terbaru dan meletakkannya tepat diatas meja yang berhadapan dengan Araster,menjelaskan secara mendetail mengenai keunggulan dari masing-masing senjata api itu.
"Ini bisa menghancurkan tubuh seseorang dalam sekali tembakan"
"Bisa ku coba pada tubuhmu?"
Keduanya hanya saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat tanpa mengucapkan sepatah katapun, Araster menaikkan sebalah alisnya dengan sorot tajam bak seekor elang, sedangkan pria dihadapannya tidak menampakkan ekspresi apapun.
Ceklek
"Apa kalian sedang mengadakan kontes tatap-tatapan?"
"Pagi Tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratva's Mafia
ActionTidak menyediakan spoiler. /Prince's and Princess BRATVA'S/