"What?"
Valeenz melirik sekilas kearah Aric, lalu kembali fokus pada layar monitor dihadapannya yang kini menampilkan bentuk virus yang tampak bergerak aktif,"Virus ini hampir mirip dengan virus Marburg yang dulu sempat melanda Jerman".
"Apa berbahaya?"
"Ahh,aku pernah membaca tentang virus Marburg,itu seperti Ebola",ujar Azka dengan fokus yang tidak teralihkan dari layar monitor.
"Hm,mereka hampir mirip. Virus ini cukup ganas dengan gejala paling umum demam berdarah dan menyebabkan kerusakan organ tubuh hingga kematian."
Mendengar penjelasan Valeenz membuat Araster memijat pelan pangkal hidungnya. Kepalanya terasa berdenyut sejak semalam yang menyebabkan dia tidak bisa tidur bahkan untuk sekedar memejamkan mata.
"Apa tidak ada gejala lain yang bisa dilihat dengan kasat mata? Seperti bintik-bintik dikulit atau mata merah,batuk? Setidaknya orang-orang bisa menghindar dari mereka yang terpapar virus",ujar Gafrieel yang membuat Axel menghela nafas,jika tidak menyangkut nyawa banyak orang mungkin ketujuh prince's itu tidak akan mau repot-repot mengurusi virus yang bahkan tidak mengganggu mereka sama sekali.
"Tidak selain yang baru saja kusebutkan."
Aric mengusap wajahnya pelan,lalu memilih duduk disofa yang berada tidak terlalu jauh dari keenam saudaranya. Menyandarkan tubuhnya yang terasa penat lalu memejamkan mata perlahan,"Virus lebih menyulitkan dari seorang jalang." gumamnya pelan,lalu perlahan pria itu tertidur.
"Apa kau merusak boneka Queen?"
Semuanya serempak menoleh kearah Axel yang kini berdiri sembari berkacak pinggang,pria itu menatap Aren yang baru saja datang dengan sebuah boneka kelinci dipelukannya.
"Aku tidak suka warna matanya"
Gafrieel menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan jawaban Aren,"Jika Queen tau, dia mungkin akan menghukummu".
Aren tertawa seraya duduk disamping Aric yang kini sudah mendengkur,"Dan aku akan menghukum boneka ini",ujarnya sembari mengangkat tubuh boneka itu sejajar dengan wajah.
"Val,apa kau bisa membuat vaksin?"
Valeenz melirik Araster lalu menganggukkan kepalanya perlahan,"Kita lihat saja dulu sejauh apa virus itu menyebar,aku tidak terlalu yakin bisa menemukan vaksin yang cocok untuk melawan virus ganas seperti ini".
Axel menepuk bahu saudaranya beberapa kali,"kau pasti bisa melakukannya val,ayo membantu banyak orang",ujarnya sembari tersenyum,membuat semua yang mendengarnya juga ikut tersenyum.
***
Hueekkk...
Hueekkk..."Apa dia sakit?"
Salah satu pelayan menggeleng dengan wajah cemas,"Saya tidak tau, Tuan. Tapi sepertinya nona masuk angin karna belum memakan apapun."