"Aku tidak yakin dia melakukannya"
Azka berdiri dibalkon kamarnya sejak dua jam yang lalu tanpa melakukan apapun selain memperhatikan padatnya jalan raya dimeksiko city pada malam hari,bahkan ia mengabaikan sejuknya angin malam yang menerpa kulit telanjangnya.
"Apa yang harus ku lakukan sekarang?! Shit!", Gerutunya dengan sebelah tangan memijat pelipis dan sebalahnya lagi mengambil ponsel dari dalam saku celana yang ia kenakan.
Sudah merasa frustasi dengan keadaan,akhirnya Azka memutuskan untuk menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantunya menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang sedari tadi berputar ria dikepalanya.
"Apa kalian memasang cctv dibelakang bar?",sesaat Azka menghela nafas dengan sebelah tangan mengusap dagunya perlahan,"Aku kesana",ujarnya lalu memutuskan sambungan telfon.
***
"Hikss...",suara isakan yang berasal dari dalam kamar mandi membuat Gafrieel reflek menghentikan langkahnya.
"Queen?",panggilnya sembari melangkah perlahan mendekati pintu coklat yang berada didekat walk in closet miliknya,semakin Gafrieel mendekat suara isakan itu semakin terdengar jelas ditelinganya.
Tok tok..
"Queen... apa kau didalam?"
Tidak ada sahutan apapun dari dalam kamar mandi,suara isakan pun menghilang seriring suara ketukan pada pintu,membuat Gafrieel yang berdiri didepannya mengerutkan alis dengan sebelah tangan terangkat untuk mencapai gagang pintu dihadapannya.
Cklek!
"Q-qu Queen... Apa yang kau lakukan?",ujarnya pelan dengan kedua mata membulat sempurna,setelah mendapati seorang gadis terduduk dibawah shower yang menyala dengan kepala menunduk.Tidak ingin berlama-lama dengan keterkejutannya,Gafrieel langsung mematikan shower dan berjongkok disamping gadis itu,merengkuh tubuh mungil yang kini bergetar didalam pelukannya.
"Hiksss ... Aaahhh... Hiksss"
"No,no, jangan sakiti dirimu sendiri",ucapnya pelan sembari menahan tangan gadis itu agar tidak menjambak rambutnya sendiri,"aku tidak akan bertanya apa yang terjadi,tapi ku mohon... Jangan melakukan apapun yang bisa melukai dirimu sendiri. Demi Tuhan aku sangat takut kehilanganmu Queen",ucapnya lirih.
"Gaf– Hiksss..."
Mendengar suara isakan gadis didalam pelukannya membuat hati Gafrieel benar-benar sesak,seolah ada ribuan belati yang menghujam tepat diulu hatinya. Sementara gadis itu yang tak lain adalah Ailen lagi-lagi menjambak rambutnya dengan sekuat tenaga,membenamkan wajah pucat pasinya pada dada bidang yang selalu terasa hangat dalam keadaan apapun.
"Queen,Kumohon jangan seperti ini",ujarnya lirih dengan sebalah tangan memegangi pergelangan tangan Ailen,berusaha menghentikan apa yang hendak gadis itu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratva's Mafia
AcciónTidak menyediakan spoiler. /Prince's and Princess BRATVA'S/