"Queen? Bisa kau buka pintunya?"
Araster mengacak rambutnya yang sudah terlihat acak-acakan,pria itu berdiri didepan pintu kamar mandi yang terdapat didalam kamar milik Ailen sejak satu jam yang lalu,namun hanya kebungkaman yang Araster dapatkan hingga saat ini.
"Queen,aku tidak ingin kau sakit jadi kumohon keluar lah",pintanya lembut.
"Biar aku yang mendobrak pintunya"
Araster membalikkan tubuh dan mendapati Azka yang berjalan ke arahnya,"Kuharap kau tidak membuatnya takut".
Azka maju mendekati pintu bercat putih tulang yang tertutup rapat didepannya,"Queen,menjauhlah dari pintu aku akan mendobraknya",ujarnya cukup keras.
Brakk!
Brakk!
"Ckk kenapa keras sekali?!"
Untuk ketiga kalinya Azka mencoba mendobrak pintu itu namun nihil,"Shit! Aku akan menghancurkan mu pintu sialan!", Desisnya tajam yang membuat Araster menghela nafas.
"Mundur"
"Hah?"
Araster memutar bola matanya malas lalu menarik tangan adiknya itu untuk mundur,"Biar aku yang melakukannya".
Setelah menyelesaikan ucapannya,Araster langsung mengambil ancang-ancang dan mendobrak pintu didepannya dengan sekuat tenaga.
Braakkk!
Prangg!
Azka reflek menjatuhkan sebuah cermin berukuran mini yang baru saja dirinya ambil diatas meja Ailen setelah melihat apa yang terjadi didalam kamar mandi,"Queen!",pekiknya seraya berlari mendekati Araster yang sudah bersimpuh sembari memeluk gadis itu.
"Queen! Kumohon buka matamu", Araster menundukkan kepalanya hingga menyentuh dahi Ailen yang kini memejamkan matanya rapat dengan wajah pucat pasi.
Dengan tangan bergetar hebat,Araster mengangkat tubuh adiknya, membawa gadis itu keluar sembari berlari kecil. Sementara Azka masih bergeming ditempat nya semula dengan tatapan nanar,bahkan pria itu tidak menyadari kepergian Araster.
"Queen!"
"Arast? Ada apa de- Queen?!", Gafrieel langsung berlari menyusul Araster yang kini berlari sembari membawa Ailen didalam gendongannya,pria itu berlari tanpa memperdulikan apapun.
Araster mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju El Alchihuatl,sebuah pemukiman kecil dimana Rumah sakit pribadi milik BRATVA'S FAMS berada.
"Kumohon bertahanlah",sesekali dia melirik kekursi belakang,dimana seorang gadis berbaring dengan wajah pucat pasi seolah tidak ada sedikitpun darah yang mengalir ditubunnya.
Ini hukuman terberat untuk prince's Bratva,dimana kabar mengenai black box pesawat yang ditumpangi ibu mereka sudah ditemukan disekitaran laut Karbia dan sekarang ditambah kondisi Ailen yang sangat buruk.
CASSANNO'S HOSPITAL, 22.31 PM
"Bertahanlah kumohon", Araster tidak henti-hentinya menggumamkan kalimat yang sama sembari berlari memasuki kawasan rumah sakit yang cukup mewah,dengan Ailen yang berada didalam gendongannya.
"Sam!"
Seorang dokter yang tampak seusia dengan Bratva membukakan pintu untuk Araster,"Baringkan dia disana,kau bisa menunggu diluar".
Araster menatap Ailen sekilas lalu beralih pada dokter yang kini tengah memasangkan berbagai alat ditubuh adiknya,"Selamatkan dia atau kau mati,Sam!", Ucapnya tajam yang hanya bisa diangguki oleh Sam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratva's Mafia
AzioneTidak menyediakan spoiler. /Prince's and Princess BRATVA'S/