'las vegas'

4.3K 380 9
                                    

Las Vegas, 20 February 2020.

'BRATVA'S HOUSE'

"Welcome home prince's and princess."

Ailen yang melihat Bratva sudah berdiri didepan pintu utama langsung berlari dan memeluk pria itu,"I Miss you,dad."

"Perjalanan yang melelahkan, princess?"

Ailen mengangguk seraya merentangkan kedua tangannya,"please dad?",lirihnya dengan puppy eyes yang sialnya seperti sihir bagi delapan pria didalam keluarga Cassanno.

"Biar aku yang menggendongmu." Potong Azka cepat,lalu dengan tiba-tiba menggendong Ailen ala bridal style.

"I love you,Azka"

Mendengar ucapan manja gadis itu membuat Azka tersenyum tipis,"me too,Queen."

Sementara yang lainnya berjalan dibelakang mereka,dengan Aren dan Araster yang bertengkar disepanjang perjalanan,"Menyingkir dariku".

"Ckk,aku hanya ingin menggandeng tanganmu",ujar Aren berpura-pura kesal.

"Aku tidak mau",balas Araster sengit seraya mendorong tubuh adiknya itu agar menjauh darinya.

"Apa kalian tidak bisa akur sehari saja?",Gafrieel bertanya karna merasa jengah dengan pertengkaran yang selalu dirinya lihat setiap saat.

Valeenz terkekeh sembari merangkul bahu kakak tertuanya itu,"Jika mereka akur,berarti dunia sedang tidak baik-baik saja,Gaf".

"Apa kau gay?"

Mendengar ucapan tiba-tiba yang keluar dari mulut Aric sontak membuat Axel tertawa, sedangkan Araster sudah menatap adiknya itu dengan tatapan membunuh. Yang ditatap justru hanya menaik turunkan alis,merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya.

"Hey bro,aku hanya bertanya",ujar Aric akhirnya karna merasa was-was dengan tatapan Araster.

Azka yang baru saja menurunkan Ailen disofa langsung berkacak pinggang,kedua matanya menyipit saat melihat semua saudaranya diam dengan tatapan mengarah pada Aric.

"Aric bisa mati jika kalian tatap seperti itu. Ahh, dimana dad?",tanyanya saat menyadari bahwa Bratva tidak ada bersama mereka.

"Sedang menerima telfon didepan"

Axel yang menjawab,kemudian kembali menatap Aric dengan tatapan yang sulit diartikan,sementara yang ditatap justru semakin was-was,"Damn it! Kenapa kalian semua menatapku?!".

Sedetik kemudian semuanya tertawa,kecuali Araster. Pria itu memilih duduk disamping Ailen dengan sebelah tangan berada dibahu gadis itu,"Arast,kau merusak rambutku",Ailen menggerutu karna Araster menciumi puncak kepalanya.

"Aku menyukainya", jawabnya acuh lalu kembali menciumi puncak kepala Ailen gemas,sesekali Araster menggusalkan wajahnya pada rambut gadis itu persis seekor kucing.

"Dad,apa yang bisa kami lakukan disini?", Tanya Aren sesaat setelah Bratva duduk dihadapannya.

"Dad sudah menyiapkan sebuah kapal persiar dan beberapa mobil untuk kalian gunakan selama disini"

Azka tersenyum miring seraya mengusap dagunya perlahan,"Sepertinya sebuah club sangat bagus,bisa hadiahkan salah satu club milik dad untukku?"

Mendengar pertanyaan yang putranya lontarkan membuat Bratva terkekeh,ketujuh prince's nya memang benar-benar jiplakan dari seorang Bratva Vicenzo Cassanno.

"Sure dude,pilih saja mana yang kau mau",ujarnya yang sontak membuat Azka berseru.

"Hanya Azka? Yang benar saja dad,aku meminta mobil tapi sampai sekarang dad tidak membelikannya",Axel mengerucutkan bibirnya kesal.

Bratva lagi-lagi terkekeh,"Dad akan memberikannya jika kau berhasil melakukan sesuatu untuk dad".

Mendengar ucapan Bratva sontak membuat Aric membulatkan matanya dengan sempurna,"Beri aku tugas dad,akan kuselesaikan semuanya dalam hitungan jam",serunya heboh,sementara Axel menatapnya dengan tatapan sengit.

"Aisshh,kalian sangat ribut. Dad,Ailen ingin shopping", ujar Ailen akhirnya setelah lama menyimak.

Bratva mengambil ponsel dari dalam saku celana yang ia kenakan,menekan beberapa angka diatas layar pipih itu sebelum menempelkannya ditelinga.

"Kosongkan grand canal shoppes(pusat perbelanjaan terbesar di Las Vegas),princess ku ingin berbelanja",Ujarnya,setelah itu memutus sambungan telfon.

"Thanx u,dad",ujar Ailen girang seraya beranjak dari duduknya, berlari dengan kedua tangan terentang seperti sayap,menuju kamarnya yang berada dilantai 2.

"Sepertinya aku juga butuh shopping",ujar Gafrieel sembari berjalan menyusul adik perempuannya yang sudah mencapai tangga.

"Dad-",panggil aren manja yang membuat semuanya menahan tawa.

"Ahh,lebih baik kita kekamar", ujar Valeenz yang langsung diangguki Azka,Aric,Araster,dan juga Axel.

"Why,dude?"

"My black card", lirihnya dengan puppy eyes yang membuat Bratva menahan tawa.

"Terakhir dad mengembalikan black card mu,kau hampir membeli cabang McD,dude"

Aren menghela nafas seraya mengacak rambutnya frustasi,"Aku hanya hampir membeli cabangnya,bukan perusahaannya dad", rengeknya yang terdengar seperti bocah berumur 7tahun.

"Sama saja"

Mendengar ucapan acuh dari ayahnya,sontak membuat aren membulatkan matanya. Ayolah dia tidak bisa hidup tanpa kartu mungil itu!

"Dad,kumohon uh? Bahkan Araster membeli kaset game seharga 2,2 M tapi dad tidak mempermasalahkannya".

Bratva sudah tidak bisa menahan tawanya,menghadapi sifat manja aren sungguh membuatnya terhibur,"Ya yaaa,akan dad kembalikan. Tapi jangan pernah berfikiran untuk membeli perusahaan McD lagi,mengerti prince?".

Sontak aren melebarkan senyumnya sembari mengangguk anggukkan kepalanya patuh,"Yes,Daddy",pekiknya girang.















Tbc

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang