"Tuan"
Bratva berdehem tanpa mengalihkan perhatian dari layar ponsel ditangannya,pria itu duduk disofa rooftop dengan segelas teh hangat sembari menikmati angin malam yang berhembus menerpa kulitnya.
"Maaf sebelumnya,tapi saya tidak tau bahwa Tuan meminta seseorang untuk menyebarkan sejenis virus-"
"Apa maksudmu?",potongnya cepat sembari menatap Jake yang kini tampak kebingungan.
"Ahh,saya pikir Tuan mengerti maksud ucapan saya", Jake memilih duduk dikursi yang berhadapan dengan Bratva,melonggarkan dasi yang ia kenakan sebelum kembali berbicara,"Philips mengatakan pada saya bahwa Tuan sengaja menyebar virus ke AS secara bertahap,untuk mengacaukan para polisi sehingga fokus mereka terbagi dan secara tidak sadar mengabaikan kasus-kasus yang belum lama ini terjadi,terlebih nama Tuan sudah mulai menguap kepermukaan."
"Apa Philips mengatakan dari mana asal rumor itu?"
Jake tampak ragu kemudian menggeleng,"Rumor itu seperti air yang mengalir dengan sendirinya dikalangan para mafia,yang tentunya sangat tidak mudah untuk langsung mempercayai suatu berita." Ujarnya sembari menatap penuh arti kearah pria yang kini juga tengah menatapnya.
Bratva meminum teh miliknya yang sudah mulai dingin,lalu menatap Jake dengan kedua mata menyipit. "Apa kau mencurigai seseorang dibelakangku?"
"Sejauh ini kita memiliki banyak chemist untuk memasak,dan tidak ada satupun dari mereka yang berani menentang Tuan,terlebih menciptakan virus yang cukup berbahaya,saya rasa mereka tidak bisa melakukannya kecuali–"
Sesaat tidak ada yang bersuara,kedua pria itu hanya saling menatap dengan tatapan yang sulit diartikan hingga sebuah suara terdengar yang langsung membuat Bratva tersenyum.
"Dad,apa Ailen harus menunggu lebih lama lagi?" Ailen berbicara dengan bibir mengerucut,menampakkan raut kesal.
"Saya permisi Tuan,selamat malam nona." Jake menundukkan kepalanya sekilas sebelum pergi,meninggalkan ayah dan anak yang kini hanya saling menatap dengan raut berbanding terbalik.
Bratva terkekeh lalu menarik lengan anak gadisnya untuk duduk disampingnya,"Apa menunggu sampai besok terasa sangat lama,hm?"
"Tentu saja! Bahkan Ailen tidak bisa tidur saking– gugupnya."
Gadis itu tampak malu-malu dengan kedua pipi merona,tidak lama dari itu terdengar dengusan dari seseorang yang berasal dari belakang mereka.
"Cihh,dia tidak akan menyukaimu Queen."
Ailen mendengus dengan kedua tangan menyilang didepan dada,menatap Azka dengan wajah angkuhnya,"Aku akan membuatnya menyukaiku."
"Apa kau serendah itu,Queen?! Jangan pernah mengemis cinta pada pria manapun!" Sentak Azka dengan raut penuh amarah dan untuk pertama kalinya pria itu membentak Ailen yang membuat gadis itu mengatupkan bibirnya rapat.
"Aku menyukainya zka! Apa kau tidak pernah menyukai seorang gadis selama hidupmu?"
Pria itu berdecih seraya menatap tajam gadis dihadapannya,"Tidak selain kau." Ujarnya sinis, setelahnya langsung pergi,sementara Bratva hanya mengulum senyum sedari tadi karna sudah biasa melihat pertengkaran seperti ini.
"Azka sedang cemburu,princess"
"Dia menyebalkan dad!"
***
"Ric", Aren berjalan memasuki sebuah ruangan dengan segelas koktail ditangannya,"Aku bisa mengatasinya sendiri,kenapa kau selalu ikut campur?"
Aric berdecih seraya berdiri dari duduknya,menatap Aren dengan kedua tangan menyilang didepan dada,"Mengatasi? Apa seperti ini caramu mengatasinya?! Aku sudah memberikan kesempatan tapi kau tidak menyelesaikannya dengan baik!" Sentaknya seraya mengambil jaket yang tersampir diatas sofa.
![](https://img.wattpad.com/cover/261112296-288-k991665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratva's Mafia
ActionTidak menyediakan spoiler. /Prince's and Princess BRATVA'S/