Chapter 8 - Sepotong Jari

1.1K 93 10
                                    

Keesokan harinya Gin bangun pada pagi hari seperti biasanya sebelum melakukan latihan rutin. Memang dia kuat, namun, itu hanya secara mentah, untuk pengalaman dia hanya memiliki segelintir saja. Jika dibandingkan dengan para praktisi jujutsu profesional di negeri ini dia akan terlihat seperti anak kecil.

Selama tujuh belas tahunnya ini dia hanya sempat menendang pantat dua roh terkutuk tingkat khusus.. berturut-turut. Dan dia harus mengakui mereka kuat hingga menyebabkan pintu kematian di depan matanya sebelum menjadi pemenang. Dia masih berusia sepuluh tahun kala itu, sedang dia baru mulai berkultivasi. Jika itu anak normal mereka akan menjadi trumatis .. tapi Gin telah bergumul dengan yang bernama kematian. Jadi dia tidak banyak bereaksi selain tersenyum maniak. Ya itu adalah scene action pertamanya, tapi tidak ditampilkan oleh penulis. Penulis mungkin tidak ingin di tangkap fbi atau komnas ham karena Gin kala itu masih di bawah umur.

Setelah selesai berlatih semua teknik bela diri dia pergi ke kamar mandi. Benar dia tidak berkeringat, tapi entah mengapa itu menjadi sebuah budaya dan kebiasaan. Gin mengakui bahwa sulit untuk menghilangkan sebuah kebiasaan yang tidak ingin anda hilangkan.

Selesai, dia pergi ke bawah, menuju dapur, tempat ibunya sedang memasak.

Setelah sesi hari kemarin Mamako bertingkah aneh ketika dia menyebutkan akademi Jujutsu. Dan pengajuan pertanyaan yang tiada akhir cukup mengherankan baginya. Pasalnya Ibunya seolah mencoba mengatakan bahwa diarinya tidak boleh masuk ke sana.

"Pagi Kaa-san."

"Ah pagi Gi-kun~.. kamu sudah bersiap.. tunggu sebentar makanan akan segera siap." Mamako membalas Gin dengan senyuman dan spatula di tangannya. Potret nya yang sedang memakai celemek dan rambut kuncir kuda cukup.. sangat menggoda.

Tapi Gin telah mencicipi hampir semua kalangan wanita dari aktris hingga pelacur premium. Dia tidak akan mencoba pelacur jalanan.. Gin tidak ingin mengidap penyakit apalah itu. Menurutnya itu hal yang sia-sia.. apa gunanya bersenang-senang jika ujung-ujungnya menerima penyakit.

Bisa menahan dirinya dari godaan milf di depannya yang siap dimakan adalah prestasi besar untuk pria berbudaya.

Gin mengangguk dengan senyuman. Dia sedikit senang bahwa ibunya kembali ke dirinya yang biasa.

Mengambil tempat duduk, ia memeriksa Akademi Jujutsu prefektur Tokyo di internet. SMA itu tersebar di seluruh jepang... Di antara sekian deretan, Gin memilih prefektur Tokyo karena karakter utama juga akan berada di sana. Akan lebih menyenangkan bersama dengan karakter utama. Hal yang menarik akan selalu mengitari mereka.. nah itu untuk Gin.. sedang untuk para protagonis.. mereka akan memukulnya hitam biru jika mendengar apa yang dia katakan.

SMA Jujutsu adalah sebuah SMA yang berfokus kepada agama, keyakinan, atau semacamnya dan berbeda dengan SMA lainnya di sana, pihak pemerintah tidak memiliki kewenangan yang besar maka dari itu SMA Jujutsu bisa dikatakan semi nasional. Karena pengaruh pemerintah tidak terlalu besar maka mereka membuat kurikulum pendidikan mandiri dimana tahun ajaran akan satu tahun lebih banyak dari Sekolah lainnya. Guru yang mengajar merupakan pilihan para pemerintah dan keluarga besar di jepang jadi tidak sembarangan orang dapat mengajar di sana. Juga murid akan mendapatkan seleksi yang sangat khusus dan sangat berbeda dengan SMA normal.

Itulah yang di tulis di dalam satu artikel yang Gin baca. Pada kenyataannya Sekolah itu benar-benar berbeda dengan sekolah normal. Gin tahu betul apa sebenarnya SMA Jujutsu prefektur Tokyo itu. Meski sebagian besar informasi yang dia dapatkan benar tapi juga banyak hal yang terlewat, yang terpenting dalam hal ini. Dia bisa mengerti kenapa.

Tidak akan lucu jika di sana di sebutkan Cursed Spirit, penyihir jujutsu, kutukan, dan sejenisnya. Alih-alih mendapatkan murid SMA Jujutsu, mereka akan mendapatkan ribuan wartawan.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang