Bab 68 - Surat

272 30 2
                                    


"Jadi.. kalian terlambat karena beberapa roh terkutuk acak dan anehnya bisa berbicara bahasa jepang dengan lancar, menyalakan kembang api?" Yaga Masamichi, memiliki mulut berkedut hebat sambil menahan tangannya agar tidak menghancurkan cangkir di genggaman dan lantai tatami.

Dia memelototi kedua wajah tanpa dosa yang dibuat oleh Gojo dan Gin. ".. Tidakkah kalian memiliki otak untuk mencari alasan yang lebih meyakinkan? Dan Satoru... jangan menggunakan pelatihan Yujii dan Gin sebagai alasanmu. Para pria tua bau tanah itu mengoceh tanpa henti, telingaku menjadi bau karena mendengar ocehan mereka semua!"

Gojo dan Gin hanya saling memandang sebelum mengangkat bahu beriringan.

"Kekh.." Wajah Yaga berkedut, "Entah kenapa kalian sangat cocok atau aku harus mengatakan ini yang diharapkan dari kalian?"

"Jadi begitu... ini menjelaskan kenapa Okaa-san membenci Gojo-sensei." Gin mengangguk realisasi. Alih-alih menanggapi kekesalan kepala sekolahnya.

"Ahh... kita tertangkap. Semoga hidupmu tentram Kepala sekolah tercinta." Gojo mengungkapkan belasungkawanya.

Sementara itu, Yaga melebarkan matanya terkejut, bukan karena Gin menangkapnya tetapi karena dia tidak percaya mulutnya tak terkendali karena emosi saja.

"Apakah ini karena aku sudah terlalu tua?" Yaga bergumam kecil.

"Hei ada hal yang lebih penting untuk anda khawatirkan." kata Gojo kepada Yaga.

Yaga mengatur nafasnya untuk meredakan emosinya, 'Aku perlu membiasakan ini, mereka mirip dan satu Satoru sudah cukup untuk masa tuaku.'

Setelah tenang, Yaga mengadopsi mimik tegas biasanya, "Mari kita kesampingkan itu untuk nanti.. sekarang, untuk beberapa alasan dan sangat mengecewakan.."

Mengatakan itu, Yaga mendorong sebuah surat untuk Gin. "Ini untukmu, sesuatu yang dibuat khusus dari para tua itu. Padahal aku adalah kepala sekolah tetapi mereka masih bisa memutuskan peraturan di sekolahku dengan seenaknya."

Yaga menegak teh di cangkirnya sekali jalan sebagai pelampiasan. Harga dirinya telah tercoreng karena orang-orang tidak tahu diri bisa begitu saja mencampuri cara dia mengajar dan mengatur muridnya semudah itu.

"Surat?" Menilai dari cara Yaga yang tidak bisa menahan amarahnya, Gin sebanyaknya bisa menebak apa isi surat tersebut.

Namun, Gin tetap membuka suratnya untuk mendapatkan kenyataan dan membacanya.

"Sigh~... Mereka pasti senang membuat keributan seperti ini hanya karena membolos beberapa hari saja. Aku ingat bahwa sistem pendidikan jujutsu tidak seperti sekolah normal. Jujutsu seharusnya cukup bebas selama output yang diinginkan sekolah dipenuhi oleh siswa. Anehnya mereka masih bisa campur tangan ke dalamnya padahal mereka bukan siapa-siapa selain calon bangkai. Kepala Sekolah, anda terlalu lembut. " Gojo menghela nafas, mengatakan dengan sedih, tetapi aura kemarahan tidak tersamar sedikitpun.

Yaga menatap Gojo, "Aku bukan dirimu yang bisa bertingkah sesukanya, Satoru."

"Tetapi kamu punya pihakku, kan? "

"Tidak sesederhana itu. Jika dengan meminjam namamu bisa menyelesaikan apapun, aku tidak akan ragu. Kita tidak tahu betapa liciknya mereka sehingga bisa mempertahankan pantatnya selama beberapa dekade." Yaga tahu bahwa Gojo mengerti hal ini. Tetapi Gojo terlalu mencintai muridnya dan akan mudah emosi ketika menyangkut murid kesayangannya. Sebuah sikat yang tidak cocok sebagai seorang guru.

Setelah membacanya, perlahan Gin meletakkan surat tersebut di atas meja. "Yah ini tidak terlalu mengejutkan, mereka bahkan tidak menulis banyak kata di sana. Masih beruntung ini bukan pengeluaran, hanya skorsing kecil dan blacklist dari event sekolah selama satu tahun."

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang