Kebangkitan Yujii,meningkatkan mood Satoru ke tingkat yang tinggi. Dia senang bahwa muridnya tidak jadi mati dan para petinggi serakah itu akan menemui batunya. Dia membayangkan bagaimana wajah para bajingan itu ketika tahu semua skema yang mereka buat berakhir sia-sia. Dan jika dugaannya benar dari bagaimana Gin memberikan petunjuk, maka, membunuh Yujii untuk kedua kali akan sulit. Setidaknya, para bajingan itu perlu Sukuna kedua untuk membunuh Yuji, yang tidak mungkin mereka miliki.
Sekarang, kekhawatiran Satoru lenyap. Dia hanya perlu memikirkan tentang pelatihan, bagaimana membuat Yujii kuat. Sebagai wadah potensial, Yujii memiliki masa depan yang tak terbatas.
Ketiganya berbincang hal-hal ringan disertai lelucon di sana-sini. Mengabaikan dua penghuni lainnya yang masih sulit untuk menerima hal mustahil tersebut.
Setelah dirasa cukup, Satoru memesan Yujii sebuah ruangan dan beberapa skema.
"Itadori, asistenku akan mengantarmu ke ruangan tertentu. Ikuti arahannya dan jangan sampai menunjukkan dirimu kepada dunia luar." Satoru memberikan arahan sambil menyeringai kecil.
"Osu!" Yuji memberikan hormat dramatis. Dia menemukan itu ide yang bagus.
"Baiklah, aku akan datang nanti. Ada hal yang perlu aku selesaikan." Satoru pamit, "Oh Gin, ikut aku."
"Sampai jumpa nanti, Yujii." Gin melambaikan tangannya, mengikuti Gojo ke luar.
"Shoko, aku ingin kamu membuat laporan palsu tentang yang aku sepakati bersama Yujii sebelumnya." Kata Satoru.
"Kamu ingin merahasiakannya?" Shoku menatap Gojo agak keberatan.
"Haha... maaf aku akan merepotkanmu. Tapi ya, itu adalah yang terbaik bagi Yujii. Setidaknya akan mengulur waktu yang cukup untuknya berkembang." Satoru terkekeh.
Memalsukan laporan tidaklah sulit, tapi dunia jujutsu dan dunia normal memiliki perbedaan besar. Para bajingan di atas pasti akan menyelidiki kebenaran apakah Yujii benar-benar hidup atau mati, jika berhasil diusut, Satoru akan menyeret Shoko kedalam masalahnya. Mereka terlalu egois untuk kesejahteraan mereka sendiri dan hanya masalah waktu sebelum semuanya terungkap. Jika itu dirinya Satoru tidak menemukan masalah apapun, tapi lain cerita bagi Shoko.
Shoko menatap Satoru beberapa saat sebelum dia menghela nafas, "Baiklah, kau berhutang kepadaku untuk yang satu ini."
"Terimakasih! Tidak ada yang tidak bisa aku lakukan." Satoru menyeringai, meskipun sombong dia tidak akan melupakan kebaikan orang lain dan tidak menjadi tidak masuk akal.
"Betapa sombongnya, Bukan begitu, Ieiri-san?" Gin mencemooh Satoru. Dia tidak percaya bahwa pria ini adalah makhluk terkuat di bumi.
Memikirkan kekuatan, Gin tiba-tiba teringat satu kalimat yang dia ucapkan ketika berada di taman sebelum kebangkitan sistem obrolan, 'Sial semoga itu bukan bendera.' Kutuknya kepada diri sendiri, terkhusus mulutnya yang nyeloteh ceplas-ceplos.
"Bagaimanapun, dia adalah penyihir terkuat jaman ini." Tanggapan Shoko tanpa fluktuasi emosi apapun.
Di persimpangan, Shoko mengundurkan diri. "Aku akan mengurus laporan, kalian berdua ... lakukan sesuka kalian." berjalan pergi sambil menggoyangkan tangannya kepada kedua pria.Meninggalkan kedua sejoli guru dan murid.
Gojo menggerakkan tangannya bermaksud mengacak-acak rambut Gin, tapi pihak terakhir menghindarinya dengan mudah.
"Jangan perlakukan aku seperti anak kecil." Gin sedikit mendesis.
Satoru mengangkat bahu, "Jadi mau beritahu aku kemana saja dirimu selama ini? Kepala sekolah hampir mengeluarkan mu, Loh."
"Rahasia... lebih baik kamu tidak tahu itu Ossan! Seperti pepatah, rasa penasaran membunuh kucing." Gin tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfiction!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...
