Bab 56 - Sate

484 61 6
                                        

Menggunakan Haki untuk menemukan kuncup kecil berwarna merah muda tidaklah sulit. Seperti menemukan Hulk di ring tinju.

Gin menyalurkan beberapa reiryoku di ujung jarinya sebelum menjentikkan kuncup mungil Mamako.

"Ahh~mm." Mamako tidak pernah menduga langkah Gin, tanpa sadar Mulutnya mengeluarkan erangan keras dan lembahnya mengucurkan sedikit nektar asam. Mamako segera menggigit bibirnya untuk mencegah erangan keluar lebih jauh, wajahnya memerah dan nafasnya memburu.

"Hmm... Apakah kamu mendengar sesuatu Okaa-san?" Gin segera menyembunyikan tangannya dan berpura-pura tidak tahu.

Mamako tentu saja tidak akan mengakuinya, dia cemberut marah dan menggunakan dua jarinya untuk mencubit lengan Gin dengan keras. "Maaf tapi Okaa-san agak mengantuk tadi. Apakah kamu mendengar suara?"

Gin menghentikan niatnya selanjutnya, dia terkejut bukan main, karena dia seharusnya memiliki kulit yang bahkan tidak akan merasakan sakit apapun oleh ratusan bom atom yang meledak bersamaan, tapi cubitan Mamako,

'Sial ada apa dengan dunia dan semua logikanya??!!!!' Gin mengutuk siapapun yang membuat akal sehat menjadi kacau. Dia sudah menerima bahwa jika terjadi hal aneh itu hanya akan tersangkut oleh logika anime, tapi, bagaimana pun ini terlalu berlebihan.

Akhirnya, Gin memilih mengikuti jalannya sendiri, mengabaikan semua keanehan apapun selama itu berasal dari Mamako. Akalnya sudah tidak akan berguna jika memikirkan terlalu jauh.

Gin kembali ke kenyataan, dia tersenyum nakal, dan dalam sekejap, tangan kanannya sudah dipenuhi dengan sensasi lembut, bersamaan dengan sebuah erangan lain..

"Kyaahh~." Mamako mengeluarkan jeritan lucu lain sebelum berubah menjadi sebuah erangan puas. Tubuhnya bergetar sedikit, dia merasakan rangsangan berlebih di payudara kanannya dan tanpa sadar menekan tangan Gin agar menumbuhkan akar di sana.

Melodi itu membuat Gin menyeringai, Dia tidak berhenti sedetikpun, menjadikan melon di tangannya selayaknya adonan mentah yang bisa di uleni membentuk apapun. Sederhananya, Gin bersenang senang.

"Gi.. Ahnmm~... -Gii-kuun~ .. Henti- ..uhmm~.. Hentikan... " Mamako menutup mulutnya menggunakan punggung tangannya. Dia menahan erangan sebisa mungkin, tapi sentuhan Gin terasa begitu hebat.

Gin menunduk sedikit dan mencium leher Mamako sambil berkata, "Hentikan? Aku tidak mengerti Okaa-san."

"Hentikan Gii-kun. Kita tidak boleh melakukan ini." Mamako memohon kepada Gin, di sela-sela rangsangan hebat yang diberikan oleh jemari Gin.

"Ohh... melakukan apa? Aku hanya menghukum Ibu yang nakal." Gin menyeringai mendekatkan bibirnya ke telinga Mamako.

"Ahh.. Uhhh..aku-aku bukan ibu yang nakal. Gii-kun yang nakal~." Mamako tentu saja tidak akan terima oleh tuduhan Gin.

"Kalau begitu, suara apa yang sering aku dengar di tengah malam itu berasal dari kamar Okaa-san? Dan apa yang Okaa-san ingin bentuk gumpalan ini dengan meremasnya begitu erat?" Gin membawa nada menggoda, tak lupa menggigit daun telinga Mamako sedikit. ".. Dan jika bukan ibu yang nakal, kenapa kamu bahkan memanggil-manggil nama anakmu sendiri ketika meraba hebat celah di antara pahamu?"

Tubuh Mamako tersentak sedikit, wajahnya yang memerah karena nafsu telah digantikan oleh merah malu. Dia tidak pernah menyangka bahwa Gin menemukan apa yang seharusnya menjadi rahasia kelam.

"K-kamu melihatnya!!" Dia mendecit, hampir melompat pergi tapi Gin memeluknya erat. "Kenapa--Aahhnn~."

Mamako tidak bisa menyelesaikannya karena otaknya menerima kembali rangsangan di dadanya. Gin tidak menghentikan aksinya sedetikpun, payudara Mamako terlalu lembut, elastis, dan kenyal, membuat tangannya betah berlama-lama di sana.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang