Saat ini Gin sedang berjalan ke arah kantor utama desa ini tepat di depan patung wajah besar di ukir. Itu adalah bangunan cukup besar dengan sebuah lambang api tercetak di dahi bangunan.
Setelah menghabiskan sepuluh porsi, Seorang anbu muncul di depannya mengatakan bahwa Hokage sedang mencarinya. Tidak ingin membuat masalah, Gin menurutinya dengan berjalan layaknya remaja sehat normal.
*Knock* *Knock* *Knock*
Begitu sampai Gin mengetuk pintu, dimanapun sopan santun tetaplah harus digunakan meskipun anda adalah orang terkuat. Mungkin tidak perlu jika kata <orang> di ganti dengan makhluk.
"Masuk!"
Melangkahkan kaki, pandangan pertamanya adalah menuju pada tumpukan kertas, itu membuat Gin meringin tak sadar. 'Hanya idiot yang mendambakan hal itu.' Pikirnya lalu mengalihkan pandangannya pada sekitar. Ruangan tidak jauh berbeda dengan yang ada di anime tapi itu lebih 3D karena ini adalah dunia nyata.
Lalu matanya beralih pada sosok tua yang sedang memandangnya lekat-lekat. Gin mengerutkan alisnya sebelum membuat pose 'melindungi diri' dan bergumam, "Apakah Hokage berbelok?" Gin memastikan bahwa gumamannya cukup untuk didengar oleh Hokage dan para anbu. Secara teknis dia tidak bergumam.
Alis Hiruzen berkedut, dia tidak bisa menyalahkan anak itu karena sadar bahwa pandangannya bisa diartikan ambigu tapi tidak bisakan anak itu menjaga mulutnya. Dia menarik nafas, memutuskan untuk mengabaikan sikap tidak sopannya.
" Oosuki, Ginaki, bukan?"
Cukup dengan lelucon Gin kembali ke tampilan malasnya. Menguap dia berkata, "Ya.. Hokage-san atau Hiruzen-san?" Ketika kenyang manusia cenderung menjadi malas dan mudah sekali mengantuk. Gin masih manusia normal. Juga dia bisa menduga ini hanya akan membuang waktunya, tapi demi kesopanan maka Gin tidak terlalu memikirkannya.
Mendengar, Hiruzen mengerutkan kening dan segera mengangkat tangannya untuk memberikan isyarat agar anbunya tenang. Dia tidak bisa kehilangan anak ini secepat itu. Dia tidak tahu apa yang membuat anak ini sangat berani. Dia yakin bahwa bahkan jika itu anak-anak, mereka akan menaruh sedikit rasa hormat atau kekaguman di dalam ketika bertemu dengan pemimpin suatu desa apalagi itu adalah desa utama. Tapi dia tidak bisa menemukannya di dalam Gin. Dia lebih tertarik daripada marah. Tahu Gin bukan orang Konoha dan bertanya-tanya apakah Gin memiliki atasan atau aliansi sendiri?
Gin terkekeh melihat beberapa Anbus berniat untuk memotong kepalanya bahwa niat membunuh menyedihkan merembes setitik. Dia bisa mengerti kenapa mereka marah. Butuh sekedar Madara atau Momoshiki untuk bisa membuatnya bersemangat dalam bertarung.
"Woah.. mereka cukup agresif bukan? bahkan setelah selama beberapa hari ini menguntit di ekorku." Gin sekali lagi mencoba melindungi dirinya dari kumpulan penguntit profesional ini. Untuk tingkatan modern, para anbu pasti sangat mudah menjadi pengungtit teratas. Mereka pandai menghilangkan hawa keberadaan mereka, jika bukan karena Haki, Gin tidak akan bisa mengetahui ada seorang penguntit atau membedakan mereka. Meskipun tidak semua tapi dua orang memiliki bentuk dan kehadiran yang sama seperti anbu sebelumnya yang bersembunyi mengawasinya selama dua minggu ini.
Gin lalu menggosok dagunya seolah telah menemukan sesuatu, "Hmm.. aku tidak pernah mendengar Konoha penuh pria berbelok bahkan sang hokage."
*Swoosh*
Tiba-tiba sebuah kunai terbang mengarah ke dahi Gin. Ingin mencium otak lembutnya dengan mesra.
Hiruzen mengutuk di kepalanya. Dia teralihkan untuk menenangkan Anbus tapi tidak menyangka satu akan berani membangkang. Yah dia tidak bisa menyalahkan karena anak itu secara tidak langsung menghina konoha dan sebenarnya dia juga sedikit tersulut marah. Jika bukan karena informasi yang di bawa anak itu maka dia sudah lama akan mengusirnya. Tapi sekarang itu terlambat. Apa yang bisa dilakukan anak bau kencur tanpa chakra di tubuh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfiction!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...
