Bab 70 - Tohru

271 38 2
                                    


"Ngomong-ngomong bolehkah aku mencabutnya? Kamu terlihat kesakitan, Naga-san." Gin menunjuk pedang yang menancap di punggung besar naga hijau. 

"Grrr…" Naga itu menggeram. Matanya sedikit bersinar, hanya sangat lemah sehingga dapat diabaikan begitu saja. 

Naga hijau itu tidak bisa membiarkan siapapun menyentuhnya meskipun tidak akan menimbulkan masalah apapun. Seekor naga apapun tidak akan membiarkan seseorang menyentuh mereka begitu saja. Itu adalah kebanggaannya dari ras naga. Mereka hanya akan memberikan kesempatan bagi mereka yang pantas. 

Naga itu sedang melakukan inspeksi kepada manusia aneh itu. Dia merasa bahwa manusia itu hanya penasaran dan tidak ada niat bermusuhan. 

Tetapi tetap saja, selama itu berbentuk manusia, mereka tidak bisa di percaya. Pengalamannya selama ratusan tahun lah yang membuktikan hal itu. 

 Atau setidaknya satu kali salah. 

'Apakah manusia ini seperti dia?' terlintas di benak naga itu . 

Setelah melakukan inspeksi, naga itu tidak menemukan apapun. Ini membuatnya semakin waspada. Apa yang paling menakutkan adalah tipu daya manusia. Mereka penuh tipu muslihat untuk menutupi kelemahan mereka. 

Trik licik kejam dan tanpa perasaan adalah hal yang dibenci oleh ras naga. 

"Enyah saja, Manusia!" Naga hijau itu menggeram sedikit sebelum memejamkan mata. 

"Eh? Padahal aku ingin membantu loh." Gin memiringkan kepala kecewa. "Apakah naga sekarang begitu arogan? Bukankah hidup hanya sekali?" 

ROARRR

Naga itu memamerkan taringnya kepada Gin. 

"Jangan menghina kami. Kalian Manusia tidak akan pernah bisa sejajar dengan kami. Jangan mencoba menilai kami dengan otak kecil kalian." Naga itu marah. Siapapun bisa tahu ketika melihat mata dan kilauan panas yang perlahan terbentuk di mulutnya. 

Gin mengangkat tangannya, "Woah woah…  maaf jika aku berlebihan. Aku tidak bermaksud jahat tahu. Tapi sepertinya Naga-san telah melalui peperangan atau pertempuran dan.. Jangan tersinggung… terlihat kalah(?). Dengar, aku hanya ingin membant-ehem maksudku aku penasaran karena pedang itu mengandung divinity."

Sebelum Naga itu mengancamnya dengan intimidasi lain, Gin melanjutkan, "Kenapa aku tahu? Yah katakan saja aku pernah merasakannya satu kali."

Gin mengatakan kebenaran selama ini. Dia pernah merasakan sedikit divinity dari dalam kurama dan Sage Six Path. Meskipun sedikit berbeda dengan yang ada di pedang itu, komponen dasar masih sama yaitu kekuatan keyakinan. 

Naga hijau itu semakin waspada. Seseorang yang mengaku pernah bertemu dengan dewa tidak memiliki apa-apa selain kosong. Seorang manusia yang kosong sendiri bukanlah hal yang normal. 

Dia sangat bingung sekaligus waspada.. dan penasaran. 

'Sejak awal manusia ini bukanlah manusia normal. Sekarang itu semakin pasti karena hanya mereka yang istimewa yang bisa melihat Dewa atau berada di perang suci besar. Tetapi di dunia ini masih penuh pepohonan dan konsentrasi mana terlalu tipis hampir tidak ada.' Tohru berpikir keras sambil menahan rasa sakit di punggung hingga perutnya. 

Melihat masih waspada, Gin mengangkat bahu, "Baiklah Naga-san, tidak ada ruginya aku mencabut pedang itu dari punggungmu. Sekalipun aku berniat membunuhmu sejak awal, dari kondisimu saat ini, hanya tinggal menunggu beberapa jam sebelum kamu mati. Lihat, tidak ada yang rugi, tapi jika aku benar-benar bisa mencabut pedang besar itu, malah kamu yg diuntungkan di sini. Tentu saja aku tidak melakukan ini dengan gratis, jika aku berhasil menyelamatkan mu, hidupmu akan menjadi milikku. Bagaimana? Bukan tawaran yang buruk bukan? Kamu pasti masih memiliki beberapa dendam dengan dewa yang melempar pedang itu."

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang