lima hari berlalu dengan normal di desa Konoha.
Hiruzen tidak menerima laporan tingkah laku mencurigakan dari remaja berambut perak itu selain fakta bahwa anak itu hanya tergeletak tak bergerak di ranjang. Jika bukan karena mata byakugan yang bisa melihat ritme nafasnya maka dia sudah akan mengira anak itu menjadi mayat.
Subaru, Kon dan Yajima tidak lebih baik dari Hiruzen. Begitu hari ketiga mereka masuk secara tak diundang ke kamar Gin untuk memastikan apakah dirinya masih hidup. Karena tahu Gin belum makan selama dua hari, Yajima memutuskan untuk membangunkan secara paksa hanya untuk sia-sia. Setelah semua, usaha normal hingga sihir untuk membangunkan kebo perak itu, berakhir selain apa-apa.
Menyerah, Yajima hanya menganggap Gin sedang berhibernasi. Agak aneh dengan cara pikirnya tapi .... mengingat dia adalah kamu tua, maka apa yang anda harapkan darinya.
Sedang di luar Gin terlihat seperti mayat bernafas, di dalam.. tepatnya saat ini..
*Gemuruh*
Gin di tengah-tengah dalam setelah Hollownya menantikan datangnya malapetaka pertamanya. Awan hitam entah bagaimana terbentuk pekat tepat di atasnya tidak menyisakan garis lurus. Melihat gelap dan pekatnya, awan tersebut seolah-olah mengincar, ingin membumihanguskan apapun di bawah mereka.
*Gemuruh*
Awam mulai bergesekan dan tiba-tiba saja tamu tak diundang keluar dari awan tersebut. Itu tak berbentuk, mengikuti ruang yang ia robek untuk menyentuh targetnya.
Gin di bawah seketika berdiri dan dengan mata tertutup melakukan shunpo lima puluh meter jauhnya.. dari posisi awal.
*Boommm*
Kilatan hitam dengan sedikit warna emas berderak di sekeliling, begitu satuan menyentuh tanah, menyebarkannya ke sekeliling hingga tak beraturan. Menciptakan kawah dalam sepuluh meter dan diameter tiga puluh meter. Sebungkus kilat kecil mengemas terlalu banyak kerusakan.
*Gemuruh * *gemuruh*
Seolah marah karena target telah berpindah. Awan di atas meluncurkan lagi, bukan satu, itu menjadi tiga, sekaligus.
Gin tidak memiliki kecepatan yang bisa menyaingi petir baru, kembar tiga itu, tapi dia tidak menyerah begitu saja. Dengan Haki dia bisa melihat lintasan bahaya yang akan datang satu detik ke depan. Jadi ketika petir itu terbentuk, Gin telah menyiapkan kakinya, mengumpulkan cukup reiatsu di kaki untuk melakukan sonido mendadak. Dan berhasil,, dia membiarkan petir itu mencium tanah lagi.
*Swoosh*
*Boom boom boomm*
*Swoouououuush* *seeeehshshsh*
Gelombang kejut dari benturan menyebar di seluruh dimensi. Bukan hanya daya rusaknya yang harus diwaspadai, tidak seperti petir pertama, itu melenyapkan apa yang mereka cium hingga tidak ada, menghilang dari keberadaan, hanya menyisakan lonjakan udara akibat terkuaknya udara sepanjang lintasan. Di bawah terbentuk kawah baru sepuluh meter untuk dalam serta lima puluh untuk diameter, masing-masing.
Gin yang kini berjarak seratus meter dari tempat lonjakan masih menutup matanya dengan tenang. Ini belum selesai. Dia tahu itu. Awan hanya diam untuk mempersiapkan serangan yang lebih kuat, lebih ganas, dan lebih merusak.
Setelah melewati lima kali malapetaka seperti itu, Gin akhirnya bisa menjadi lebih tenang dan prediksi. Tidak sulit untuk menebak ketika dia mengalami berulangkali di dukung dengan kemampuan Hakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfiction!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...