Bab 72 - Pagi

257 38 18
                                        

Mamako merasakan bahwa Gin pergi lagi entah kemana. Ini membuatnya tidak senang.

'Bagaimana Gii-kun pergi begitu saja? Hmph dia pasti hanya berlidah manis.' Mamako memutuskan bahwa besok hanya akan ada nasi putih untuk Gin.

Dia kemudian memperhatikan Tohru yang dari tadi menatapnya dengan rasa ingin tahu dan kegugupan tersembunyi.

"Baiklah kita tidur dulu Okey. Aku tidak tahu detailnya tapi Gin mengatakan bahwa kamu sangat lelah. Tidak baik menunda tidur malam." Mamako memeluk Tohru dengan tubuh telanjangnya.

"Un." Tohru mengangguk lemah. Mamako sama anehnya dengan Gin tapi dia suka hal ini. Tangannya bergerak memeluk Mamako juga.

Mereka berpelukan dan memejamkan mata.

"Ummm... Oosuki-san.." Tohru hendak mengatakan sesuatu tetapi Mamako memotongnya.

"Ini sudah larut dan kamu bisa memanggilku Mamako atau Ibu." Mamako membelai rambut Tohru dengan lembut. "Kita masih punya banyak waktu besok. Aku juga ingin tahu siapa kamu karena Gin tidak akan membawa seseorang begitu saja. Gin terlalu aneh untuk anak seusianya, lebih matang pikirannya dan cukup keras kepala. Aku yakin sesuatu yang berat pasti telah kamu lalui, Tohru-chan. Maka dari itu untuk sekarang kamu istirahat saja dahulu. Kita masih memiliki banyak waktu, tidak akan terlambat."

Hati Tohru menghangat, yang hanya bisa dia lakukan hanyalah mengangguk dan pergi ke alam mimpi.

Keduanya tidur dengan nyaman.

Waktu berlalu dan Gin sudah selesai farming logam di luar angkasa.

Dia mendapatkan loot sangat banyak.

Menjatuhkan diri di sofa, dia mendesah puas. "Meskipun aku tidak terlalu suka uang, farming loot tetaplah sesuatu."

Dia mendapatkan seribu ton Emas, 15 ton platinum, seratus ribu ton besi dan nikel.

Gin mengakui bahwa luar angkasa adalah ladang sumber daya terbesar. Wakanda tidak akan menjadi apa-apa jika asteroid tertentu tidak jatuh di sana. Sayangnya, Gin tidak menemukan vibranium satu ons pun.

"Untuk saat ini semua itu cukup. Aku bisa menghidupi Mamako dan Tohru untuk ratusan tahun ke depan." Gin menatap langit-langit rumah. Dia memikirkan untuk memiliki sebuah usaha sebagai alibi dan agar membuatnya melakukan sesuatu, tidak menjadi bajingan malas.

"Apakah Okaa-san mau?" Adalah pertanyaannya. Dia berpikir untuk membuat sebuah kafe atau toko manisan. Baik masakan atau manisan Mamako adaah yang terbaik sejauh yang dia tahu.

"Yah aku bisa memintanya besok. Tohrubjuga akan bisa membantu dan di masa depan besar kemungkinan teman-teman naga Tohru akan berkunjung dan atau menginap di dunia ini." Gin tidak yakin Mamako memiliki pekerjaan. Meskipun punya Gin akan lebih suka Mamako bekerja di kedai miliknya sendiri.

Gin hendak tidur tetapi dia merasakan Tohru gelisah di kamar Mamako.

"Itu pasti pertempuran yang hebat, solo melawan dewa. Jika aku tidak salah cita-citanya adalah menghentikan perang atau sesuatu. Aku harus mengakui bahwa itu adalah cita-cita yang bodoh. Bagaimanapun Tohru masihlah seorang anak-anak untuk usia naga."

Gin memutuskan untuk tidur. Di sana sudah ada Mamako jadi Gin tidak perlu khawatir. Gin menjadi sedikit penasaran apa jadinya jika Tohru tidak 'sendirian' lagi.

.
.
.

Keesokan hari.

"Selamat Pagi, Gii-kun. Apakah tidurmu nyenyak?" Mamako berkata sedikit menggoda.

Gin mengabaikan godaan Mamako dan menciumnya. "Pagi... Tidurku sangat nyenyak didampingi oleh Dewi malam yang dingin dan sejuk."

"Oh siapa dewi malam ini? Aku penasaran." Mamako memasang celemeknya dan bersiap untuk memasak sarapan.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang