Setelah Kekacauan itu, suasana menjadi lebih ringan. Mereka berempat saat ini berada di ruang lain yang biasanya digunakan untuk diskusi penting para petinggi desa.
Tsunade menyipitkan mata kepada Gin yang hanya tersenyum. Gin mengacungkan jempolnya sambil berkata, "Itu luar biasa untuk wanita dengan usia anda Tsunade-sama~~."
Tsunade memelototi Gin dengan garang seolah ingin memakannya hidup-hidup tapi sebuah semburat merah di pipinya harus mengecewakannya.
Jiraiya hanya bisa menatap Gin dengan iri sambil menggigit bajunya. Dia yang beberapa tahun bersama, dekat dengan Tsunade bahkan tidak bisa mendapatkan kesempatan emas seperti itu, meremas melon besar itu, dan keluar tanpa cedera. Jika dia tahu bahkan setelah melakukan itu nyawanya masih ada maka, jangan ditanya, dia akan melakukannya ratusan kali sudah.
Hiruzen sendiri mendesah lelah, 'Sungguh!... semua omong kosong ini tidak cocok untuk diriku.' Dia memandang Gin dengan lebih hormat dan sedikit ketakutan tersembunyi. Baru sekarang dia tahu bahwa Gin selama ini hanya menguji atau bahkan mempermainkannya? Seorang hokage.. Kage terkuat pada saat itu, meskipun telah dimakan usia tapi tetap saja dengan semua anbu itu anak tampan itu masih berani melakukan hal itu. Dia cukup sakit kepala sekarang. Keraguannya sirna dan ingin mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari Gin. Meskipun agak ceroboh tapi jika anak itu mau maka sekarang dia sudah akan mati. Konoha lebih berharga daripada apapun meskipun itu hanya beberapa dugaan.
"Jadi.. Oosuki-kun... Apakah kamu memiliki informasi lebih lengkap tentang penyerangan Orochimaru ini?" Hiruzen ingin cepat menyelesaikan ini dan kembali ke masa tenangnya dengan bola kesayangannya. Tapi begitu memikirkan kantor.. seketika dia menjadi muram dan memandang kedua muridnya penuh kebencian.
Merasakan ada yang salah dengan Senseinya, Tsunade dan Jiraiya meneguk dalam diam. Dan bertanya-tanya mengapa Senseinya terlihat sangat marah padahal mereka tidak melakukan kesalahan apapun.
Gin terkekeh melihat aura suram di sekitar Hiruzen karena tahu penyebabnya. "Baik... Tapi apakah kita sedang berdagang?"
"Sebutkan harganya." ucap Hiruzen dengan hampa.
"Bagaimana dengan..." Gin mengangkat dua-tidak- lima jarinya.
"Guh... bukankah Itu terlalu mahal." Jiraiya adalah yang pertama bereaksi. Untuk sekedar informasi setengah-setengah itu terlalu mahal. Bahkan jika itu benar-benar terbukti.
Sedang Tsunade tidak tahu menau jadi dia berkata dengan polosnya, "lima? "
Setelah berpikir Hiruzen menghela nafas kalah, "Baik aku akan kirim besok.. lima juta kan?"
Begitu mendengar jumlah uang, mata Tsunade berbinar.. Dia hendak berbicara sesuatu tapi di sela oleh Gin.
"Tidak.. itu bukan untuk uang.. maksudku.. lima Jutsu setidaknya peringkat S ke atas." Gin menggelengkan kepalanya sambil menyeringai.
Hiruzen hampir batuk darah. "Maaf.. bisakah kamu ulangi lagi? Aku takut salah mendengarnya." mengatakan ini dia memejamkan mata, berpikir, 'Ya itu tidak mungkin.. dia tidak mungkin meminta lima jutsu S. Tenangkan.. aku sudah tua dan telingaku bisa sal-.' Dia terhenti ketika mendengar perkataan Gin dan matanya terbuka tiba-tiba.
"ini LIMA JUTSU PERINGKAT S." Gin menekankan kepada kalimat terakhirnya. Senyum tenang terpampang di wajahnya.
Hiruzen benar-benar membeku. Delusinya sepertinya hanya untuk pajangan saja. Sejak awal telinganya sangat sehat.
Kemudian, ekspresinya menjadi jelek. Hiruzen hendak membuka mulutnya untuk menurunkan tuntutan tapi melihat Gin membuka semua jari tangan kanannya tepat di depan wajahnya. Hal ini berarti dia sudah tidak memiliki tempat untuk tawar menawar. Lagipula dia yang benar-benar membutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfiction!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...
