Bab 18 - Aku mati?

821 78 1
                                    


Setelah Gin memaparkan semua hal di otaknya untuk menunaikan kesepakatannya dengan Kisuke. Pihak kedua membawanya di tempat sakralnya. Sebuah underground tepat di bawah Toko sederhana Urahara. Gin sedikit terkejut dengan luas lapangan. Volume asli mungkin lebih luas karena perbedaan efek 2D dan 3D cukup jauh.

"Tempat ini cukup luas. Apakah ini untuk basis rahasia atau hanya sekedar lapangan latihan?" Celetuk Gin bertanya kepada dirinya sendiri sambil melihat sekeliling dengan mata penasaran. Memiliki ruang besar seperti ini di dunia manapun pasti sangat berguna. Jika dia memiliki sebuah rumah sendiri dia ingin membangun satu atau mungkin di rumahnya saat ini.

"Siapa yang tahu~.. sekarang ijinkan aku melihat bentuk jiwamu. Yah itu tidak akan berbeda dengan milikmu saat ini." Kisuke mengangkat bahu sebelum memukul Gin dengan memakai sarung tangan khusus.

Gin bisa merasakan seperti sesuatu dipisahkan dari 'dirinya' menjadi dua tapi tidak benar-benar dua. Tidak ada rasa sakit, nyeri, ngilu, hangat, menyenangkan atau semacamnya yang seharusnya dirasakan ketika jiwa dengan paksa di pisahkan. Itu hanya perasaan aneh sekaligus familiar. Dia tidak tahu pasti bagaimana menggambarkannya.

Kemudian, berjuta atau bahkan triliunan spark cahaya keluar dari tubuh Gin sebelum itu menyatu satu persatu membentuk sesuatu.

Mata Kisuke melebar selebar-lebarnya dalam sekejap sebelum kembali normal karena tidak ingin terlihat oleh Gin ketika melihat fenomena aneh itu. Seharusnya Jiwa akan keluar secara langsung dalam bentuk utuh tapi jiwa Gin tidak. Itu seperti telah dihancurkan ratusan kali..

'Tidak... ditumbuk adalah kata yang lebih tepat. Apa yang telah terjadi dengannya? Tidak mungkin seseorang masih bisa tetap hidup karena itu sama saja dengan kematian jika jiwanya menjadi seperti itu.. layaknya butiran pasir paling halus. Dan yang lebih menarik adalah sepertinya ada sebuah kekuatan asing membentuknya kembali, menyusun jiwanya, menyatukannya menjadi bentuk sempurnanya saat ini.' Pikir Kisuke mengamati Jiwa Gin dari awal hingga itu membentuk seorang pemuda tampan berambut hitam legam. Hanya rambutnya saja yang berbeda. Bertolak belakang dengan warna silvernya. 'Bentuk Jiwanya juga berbeda... Hmmm... ini menarik...'

Gin mengamati tubuh jiwanya dengan seksama dan mengingat-ingat sensai sebelumnya ketika jiwanya tertarik paksa. Dia merasa ada yang salah. "Seharusnya proses tidak seperti itu bukan? Mungkin modifikasi atau semacamnya?" Tanya Gin kepada pria pirang di depannya yang hanya termenung.

Gin juga merasakan sebuah tangan atau apapun itu membentuk jiwanya sedemikian rupa menjadi 'bentuknya' sekarang. Dia memiliki beberapa ide tentang apa itu karena hanya ada satu yang bisa melakukannya. Kehendak atau aturan dunia.

Memang aturan dunia tidak bisa memegang tubuhnya tapi itu hanya berlaku untuk fisiknya saja tapi bukan jiwanya. Namun, setelah jiwanya terbentuk dia merasa. Bebas.

'Entah mengapa setelah itu dan tubuh jiwa ini terbentuk. Ada belenggu atau rantai terputus dan begitu tubuh ini terbentuk, 'tangan' itu segera melepaskan diri dengan tiba-tiba. Seperti anda sedang memanggang besi dengan tangan telanjang bulat di tungku membara sebelum itu mencapai titik lelehnya.' Pikir Gin sembari meneliti tubuh barunya dan melakukan beberapa gerakan. Sia-sia menunggu jawaban dari Kisuke ketika pria itu telah memasuki mode renungan.

Setelah beberapa menit Kisuke mendesah tidak bisa menemukan jawaban apapun. Dia sempat berpikir untuk meneliti setiap jengkal jiwa Gin tapi segera membuangnya. Membuang sarung tangannya dia menepuk kedua tangannya.

Plok

Menarik perhatian Gin. Lalu dia berkata, "Bagaimana perasaanmu sekarang, Oosuki-kun?"

Gin menyentuh dagunya, setelah berpikir beberapa saat dia menjawab, "Hmm.. tidak banyak berbeda. Apakah sekarang aku orang mati? ... Tapi sejujurnya rantai ini cukup mengganggu dan menegangkan." Ucap Gin mencubit rantai melekat dari dadanya, mengangkatnya menunjukkan kepada Kisuke pendapatnya tentang rantai itu.

"Jangan khawatir.. itu seperti hitungan mundur sebuah bom.. jika rantai itu putus maka hanya hollow di depanmu. Aku hanya melakukan ini untuk orientasi tentang dunia jiwa. Kamu ingin tahu semua hal tentang jiwa bukan??"

"Ada apa dengan perumpamaan itu.. tapi.. Ya.. aku sudah tahu garis besarnya ketika rantai ini lepas. Dan aku tidak tertarik menjadi hollow atau shinigami." Ucap Gin sedikit gemetar.

Keduanya adalah pilihan yang putus ketika anda mati. Menjadi shinigami tidak lain anda menjadi prajurit dan belum lagi kehidupan di Soul Society cukup menegangkan tidak berbeda dengan hidup dalam masa perang. Dan Hollow lebih buruk dari itu.. menjadi hollow berarti anda menjadi binatang buas dimana hanya ada pikiran makan, bertahan hidup, dan berkembang biak di kepala anda... tapi karena hollow adalah jiwa maka hanya tersisa makan dan bertahan hidup di kepala. Keduanya bukan pilihan yang bagus dari manapun anda memandangnya.

"Hoo~ kenapa kau tidak tertarik menjadi shinigami? Bukankah itu bagus?" Kisuke, ketertarikannya dengan anak ini meningkat. Jika anak itu tahu hampir semua tentang Soul Society bahkan anggota Central 46 dan tentang dirinya mantan Kapten Gotei 13 maka akan aneh tidak ada ambisi menjadi shinigami apapun darinya.

"Tidak.. itu sangat sangat tidak bagus... hanya orang idiot yang memimpikan menjadi satu... menjadi penjaga toko sepi lebih baik." Gin dengan cepat menyangkalnya.

"Terimakasih atas pujiannya.. satte haruskah kita mulai dari bagaimana jiwa terbentuk dan apa yang terjadi setelah itu meninggalkan cangkang? Atau kita mulai dari apa reiryoku dan reiatsu berhubung keduanya adalah komponen penting dalam segala sesuatu menyangkut jiwa.."

Gin tidak bisa berkata-kata dengan tanggapan lumpuh itu tapi dia menjawab, "Aku bisa tahu secara kasar tentang Reiryoku dan Reiatsu. Reiryoku adalah bisa dikatakan sebagai soul energy karena itu memainkan peran penting dalam pembentukan dan susunan jiwa. Sedang Reiatsu adalah Reiryoku dalam kendali individu, dengan kata lain banyaknya jumlah Reiryoku yang ada dalam jiwa individu sekaligus kontrol di dalamnya. Apakah aku ada yang salah?"

Gin hanya mengingat itu semua dari wiki. Setelah tujuh belas tahun ada beberapa detail yang hilang dari kepalanya untuk beberapa anime yang jarang ditonton atau sukai. Hanya beberapa dari mereka yang benar-benar dia ikuti jejaknya. Dan beberapa itu menjadi sebuah cerita sekaligus manga di dunianya. Tentu mereka atas nama pena dirinya.

"Tidak ada yang salah tapi aku hanya menambahkan bahwa Reiryoku benar itu adalah energi jiwa tapi itu tidak menyusun jiwa itu hanya membantu penyusunan dan pembentukan saja. Untuk bagaimana kita, jiwa kita, terbentuk masih menjadi misteri besar. Bahkan aku tidak memiliki petunjuk apapun. Juga Reiatsu lebih ke jumlah reiryoku yang bisa individu tampung dan kontrol. Dan apa yang sebelumnya terjadi pada jiwamu menimbulkan tanda tanya besar.. bahkan jika itu pak tua itu aku yakin dia telah mati tapi kamu bahkan tidak kesakitan.. aku penasar-"

"Tidak terimakasih. Sungguh menyebalkan seseorang memainkan dan mengutak-atik tubuhmu apalagi dia seorang laki-laki." Tolak Gin bahkan sebelum Kisuke menyelesaikan kalimatnya. Gin sudah menebak apa isi kepala dan maksud pria pirang itu. Dan tidak, dia tidak akan membiarkan pria tua berjenggot sepertinya meneliti jiwanya. Di samping rasa jijik, dia sedikit khawatir pasalnya jiwanya bukanlah jiwa biasa.

"Ugugh... jadi ini rasanya ditolak mentah-mentah di depan mata." Kisuke berakting seperti seorang pria yang pertama kali menyatakan cintanya kepada orang terkasih hanya untuk di tolak tanpa belas kasihan.

"Hentikan itu... itu membuatku ngeri.. Tidak ada negosiasi apapun tentang itu jadi lebih baik lanjutkan." Ucap Gin datar. Pria ini sebenarnya sudah tahu dia akan menolak tapi salut untuk kegigihannya dalam hal mencoba. Mungkin itu satu-satunya hal menarik dari seorang pria Kisuke Urahara.

"Baiklah.. sampai dimana kita tadi??" Kata Kisuke dalam nada riangnya seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang