Chapter 44 - Pengintip

534 59 19
                                    


Lima menit sebelum turnamen dimulai, 

*Swoosh*

Dengan desiran dan kabur, seorang pria ninja berompi hijau dengan tusuk gigi panjang di mulutnya muncul di tengah-tengah lapangan lebar. Dia adalah Genma Shiranui, seorang jonin yang akan menjadi wasit di turnamen anak ini.

Genma memiliki rambut coklat sebahu yang menggantung di sekitar wajah dan mata coklat. Dia memakai pelindung dahinya seperti bandana, dan pakaian jōnin standar dan selalu memiliki senbon khasnya di mulutnya. 

Melihat dia Gin berpikir sambil mengunyah Yakitori. 'Seorang ninja santai tapi ketat.. heh! Canon tetap akan seperti aslinya.' tidak ada banyak perubahan yang ia temukan beberapa menit ini. Di belakang Naruto dan kawan-kawan telah berisik. Shikamaru telah mendesah berulang kali. Gin sedikit bisa merasakan penderitaan tak bersalah itu. 

Dengan Hakinya.. hampir tak ada detail tertinggal di seluruh tempat ini. Hakinya telah membentang 500 meter jauhnya, berbentuk lingkaran dengan bagian atas dan bawah menyusut sedikit, tidak akan ada detail bagus di langit atau bumi. Jadi melingkupi tempat turnamen ini hanyalah secuil bayinya.

Jika mau Gin bisa membentangkan hampir seluruh konoha. Reiatsunya telah menjangkau tingkat kapten. Tidak akan banyak lelah untuk melakukan hal itu hanya saja kemampuan untuk 'melihat' akan berkurang drastis tergantung besar jangkauan digunakan. Maka dari itu Gin lebih suka mengaktifkannya hanya tiga atau lima meter di sekelilingnya. Dengan kecepatan reaksinya tidak akan ada masalah untuk serangan mendadak apapun bahkan tanpa haki akan mustahil untuk melakukan serangan mendadak kepadanya.

Hokage, Hiruzen Sarutobi, sedang berbincang penuh gairah di atas sana bersama sang Kazekage Kw. Kazekage menggunakan seragam mencurigakan dengan bahkan mata hampir terlihat, itu bisa memblokir pandangan orang biasa, Jonin, Sannin atau hingga tingkat Sarutobi pun.. tapi tidak cukup untuk Gin. Butuh orang sekaliber Kisuke untuk mengelabuinya atau Aizen akan sedikit menyebalkan. Gin harus mengakui kedua orang itu adalah sakit kepala. 

"Tempat ini cukup luas. Konoha sepertinya melakukan ini hampir di setiap tahun tapi tanpa desa lain. Agak ceroboh tapi ini langkah yang sangat bagus untuk sedikit perubahan."  Gin berkomentar dengan acuh tak acuh. 

"Ya.. Tapi entah mengapa suasananya kurang tepat." Yajima adalah orang yang menanggapi. Kon sibuk dengan mengolah perutnya, Subaru entah kemana, dia terlalu bersemangat untuk otaku, meninggalkan Gin dan Yajima. 

Yajima adalah orang tua.. semua interestnya sudah lapuk. Hanya beberapa hal seperti makanan yang bisa membangkitkan rasa ketertarikannya. Bukan hal hal seperti ini.

Gin di sisi lain hanya malas untuk berkeliling. Jika anda bisa melihat keseluruhan apa gunanya berkeliling? Adalah pemikirannya. 

"Jika dibandingkan dengan Grand Magic Games, bagaimana menurut anda Yajima-san?" 

"Hmm.. yah ini hanya sedikit lebih sepi. Grand magic adalah milik sebuah kerajaan di duniaku sedangkan ini hanya ruang lingkup dua desa bahkan tidak ada setengahnya. jadi ini cukup normal." 

"Umu." Gin setuju dengan pendapat Yajima. Memang benar jika dibandingkan dengan Grand Magic Games, ujian chunin ini cukup sepi. Ruang lingkup memiliki terlalu banyak jarak.

Gin hendak menyantap jajanan di tangannya ketika sebuah mata menilainya. Sebuah senyuman tiba-tiba muncul di bibirnya. Memanjangkan Haki ke arah sumber tatapan untuk mengetahui siapa yang sedang melakukan lelucon. 

Dari usahanya, Gin hanya bisa mengangkat alis terkejut. Dia merasa seseorang ini cukup pintar dan memiliki beberapa keterampilan. Bahkan di bawah Haki, dia tidak bisa menemukan pelaku. 

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang