"Yo!." Sapa Gin, dengan wajah lurus seolah tidak melakukan kesalahan apapun, kepada dua orang laki-laki, satu remaja sedang lainnya pria dewasa. Dia mengenakan setelan kasual, celana training panjang untuk bagian bawah dan Hoodie dengan tulisan Oppai di tengah sebagai atasan. Dia hanya membawa ransel di belakang punggungnya.
Dia sebenarnya tidak ingin membawa apapun tapi anda tahu.. memiliki ibu yang terlalu penyayang. Dia perlu melakukan beberapa hal dibarengi dengan bujukan tulus untuk bisa lepas dari genggaman Mamako. Dia tidak akan melontarkan omong kosong apapun kala itu karena dia tahu akan ada asrama di SMA Jujutsu. Nah jika dia mau dia bisa pulang kapanpun dia mau.
Gin melihat sekeliling tapi tidak bisa menemukan Megumi dimanapun jadi dia bertanya, "Apakah Fushiguro terlambat?"
Yuji yang ingin mengeluh karena Gin datang terlalu telat, teralihkan dengan pertanyaannya sebelum ikut bingung. "Benar.. Sensei. Dimana Fushiguro?"
Gojo hanya menatap Gin selama beberapa detik, dia harus mengakui pria ini cukup pintar dan tak tahu malu lagi entah mengapa dia bisa merasakan sebuah kesamaan dengan dirinya. Gojo mengangkat bahu, "Dia sedang tidur setelah snu snu dengan dokter khusus.. Lukanya cukup parah jadi dia sudah kembali terlebih dahulu untuk dirawat."
Gin tersenyum lalu memberikan jempol untuk Gojo, "Bahasa yang bagus, Sensei."
Sedang Yuji hanya memiringkan kepala,"Snu-snu? Apakah maksudmu diperiksa, sensei?"
Gin dan Gojo memandang Yuji dan berkedip beberapa kali sebelum sama-sama memberikan tatapan jijik kepada Yuji. Mereka tidak menyangka meski pria ini, dalam masa pertumbuhan, tidak mengetahui istilah mudah seperti itu. Mereka saling memandang seolah mencapai kesepakatan dalam diam lalu mengangguk dan meninggalkan Yuji sendiri, tidak ingin berdekatan dengannya, atau jiwa budaya mereka akan terkikis.
"Oi.. Jangan abaikan aku dan apa-apaan tatapan itu??!!"
...
...
"Jadi SMA Jujutsu ini ... apakah memang terletak di pedalaman?" Ucap Gin sambil melihat sekeliling dimana hanya hamparan hijau terlihat dengan jalan beraspal yang minimal.
"Aku kira ini adalah sekolah dengan gedung mewah atau semacamnya tapi... Sensei, apakah ini benar jalannya?" Ekspektasi Yuji di kepalanya tentang SMA barunya adalah SMA modern dengan banyak alat mewah, mahal, guru yang seksi, Kelas ber-AC, kantin menyediakan makanan enak.. sangat enak, dsb. Tapi Ekspektasi adalah ekspektasi. Itu akan menjadi kaca tipis untuk retak ketika realitas masuk ke dalam matanya.
Gojo hanya tertawa mengabaikan keluhan keduanya, "Haha... Maaf mengecewakan jiwa pedesaan kalian berdua.. ini adalah jalan yang benar. Sebentar lagi kita akan sampai."
Yuji mengerang. Dia ingin bertemu guru cantik dan makan enak dengan gratis.
Gin mengangkat bahu, Dia tidak terlalu keberatan dengan suasana pedesaan ini. Sejujurnya dia sudah tahu dan sudah muak dengan asap kendaraan. "Well.. aku tidak keberatan. Udara segar cukup memanjakan tubuhku."
Gojo 'melirik' Gin sebentar. Anak itu tidak bisa di percaya sedikitpun, jika anda bisa dengan mudah mempercayainya.. maka... yakin lah anda hanya akan menunggu akhir yang lucu. Dia sudah mendapatkan satu sebelumnya, dan tidak berencana untuk kedua kali sama sekali.
Mengalihkan pandangan ke depan dia mulai menjelaskan tentang SMA Jujutsu Prefektur Tokyo, mengisi kesunyian perjalanan. Jarak masih cukup jauh, dari pada mendengarkan ocehan tidak berguna kedua remaja itu dia lebih baik mengoceh.
Gin sudah tahu apa itu tepatnya SMA Jujutsu dari anime, tidak memerlukan percakapan ini, tapi dia masih saja mendengarkan. Siapa tahu dia kehilangan detail yang terlewat atau semacamnya. Dia juga tidak berkeinginan mengoceh jadi saat sudah ada pengisi kenapa dia ikut mengoceh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfic!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...