Bab 23 - Keabadian, apakah itu sepadan?

697 69 1
                                        

A/N : Agak pendek tapi meh.. selamat menikmati.
__________________________________

Setelah mencoba berbagai kemampuan kedua senjatanya, Gin melakukan aktivitasnya seperti biasanya hingga dua minggu kedepan dengan pengurangan jam untuk dua macam latihan, mengontrol reiatsu serta penguasaan kedua senjatanya.

Ternyata meningkatkan kontrol reiatsu lebih mudah untuk dikatakan dan lihat daripada dilakukan. Memang semua pelatihan tentang meningkatkan kontrol atas energi sangat sulit terlepas dari jenis energi apapun itu. Namun, Energi roh menurutnya lebih kaku dari teman-teman energi lainnya. Yah.. Gin tidak bisa memastikan karena hanya energi roh yang pernah dirasakan. 

Tentu pelatihannya akan berada di bawah pengawasan Kisuke Urahara. Pelatihan sedemikian rupa bisa tanpa pelatih, namun alangkah baiknya mendapatkan satu. Selain membenarkan kesalahan juga meminimalkan terjadinya kecelakaan. Energi roh cukup sulit untuk dicetak hingga menjadi sebuah hasil seperti fireball, rasengan, chidori, impact, dan semacamnya. Bahkan Kisuke sendiri butuh tahunan penelitian serta ribuan kesalahan hanya untuk membuat satu kido. 

Jadi Gin tidak pernah sekalipun meremehkan. Meski dia tahu bahwa Kisuke hanya di sana untuk mengawasi dirinya bukan pelatihannya. Tidak habis terpikir pada seorang ilmuwan jika sudah menemukan mainan bagus, mereka tidak akan melepaskanya begitu saja. Hal itu salah satu alasan Gin tidak ingin menjadi seperti Kisuke. Bukannya menyalahkan karena itu cukup normal tapi.. itu cukup ngeri dan menjijikkan. 

Kisuke juga memberikan beberapa latih tanding bersama. 

Tanpa menggunakan tubuh fisiknya, Gin mendapatkan hitam biru di sana-sini pada awalnya. Karena secara keseluruhan Gin akan sangat lemah dalam bentuk jiwa atau roh. Namun, hal itu tidak menghentikannya untuk memberikan satu atau beberapa luka balasan setelah beberapa hari kemudian. Gin tidak akan senang menjadi satu-satunya yang menderita di sana. Sesama harus saling berbagi bukan? Baik. 

Karena studinya telah selesai di dalam perpustakaan. Selain berlatih seperti orang gila, ia juga mengutak-atik formasi sihir di kepalanya. Tidak akan membiarkan Kisuke masuk kedalamnya karena dia tidak yakin dengan apa yang akan terjadi setelah itu. Juga dia tidak akan memberikan sesuatu yang berharga kepada orang asing begitu saja. Dia tidak tertarik dengan hogyoku, karena meski benda itu cukup OP tidak ada kendali atasnya. Buat apa memiliki item OP jika anda tidak memiliki kendali penuh atasnya. Sungguh Percuma.

Sihir ketiga aslinya adalah membuat pengguna bisa mewujudkan serta mengontrol jiwa mereka setelah meninggalkan wadah, dalam artian sederhana adalah kesadaran dan menjaga keaslian jiwa. Mencegah jiwa untuk menyebar dan di ambil oleh dunia. Juga memungkinkan jiwa bisa berinteraksi dengan benda fisik yang pada awalnya tidak mungkin. 

Dengan hal itu pengguna akan bisa menempati wadah baru untuk melanjutkan hidupnya. 

Adalah keabadian semu. 

Kenapa semu? Karena Gin tahu bahwa jiwa itu masih bisa dibunuh. Di type moon universe, memang, ketika jiwa keluar, itu akan segera menyebar sedemikian rupa membuatnya menyandang gelar 'mati'. 

Namun sihir ini akan mencegah hal itu terjadi, menjadikannya tetap menyandang gelar 'individu', jadi sistem dunia tidak akan menyentuh jiwanya. Jika di sana, di type moon, hal tersebut memang bisa dikatakan abadi. Tapi, multiverse sangatlah luas dan ketika mereka di sini, bleach universe, mereka hanyalah cacing biasa. Setiap dunia memiliki hukum masing-masing berhubungan dengan jiwa.

Apa yang menarik dari sihir ini, Heaven's Feel , adalah pasokan energi tak terbatasnya. 

Ya …. Gin tertarik pada hal itu daripada keabadian semu yang ditawarkan. Sekarang jiwanya telah ditransformasi dan direkonstruksi oleh hukum dunia bleach jadi fasilitas keabadian tersebut tidak berbeda dengan bonus permen saja. 

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang