"Misi? Seperti serius? Aku tidak menyangka keberuntunganku begitu besar. Baru saja aku membicarakannya dan sekarang itu datang. Aku berharap harapan kedua sebelumnya dan ini juga terjadi."
[ Sub Quest!
Quest: Masuk akademi jujutsu prefektur Tokyo sebagai tahun pertama.
Waktu : 1 minggu
Hadiah : item acak dan koin bonus.
Peserta : 1 ]
Gin sekarang yakin dia dipermainkan. Sebuah grup obrolan omniverse seharusnya memberikan misi ke universe lain tapi alih alih pindah dunia lain, yang Gin temukan malah pindah sekolah di kota lain dan yang dia hindari pada saat itu.
Dia tidak tahu harus tertawa atau menangis. tapi item acak sebagai imbalan cukup menggoda. Dia beruntung itu bukan hal yang aneh seperti mencuri atau sejenisnya. Akan merepotkan nantinya.
Dia membuka grup, bertanya,
Ginaki: Apakah ada yang mendapatkan misi dari grup?
Yajima: Ya aku mendapatkan satu.. aku harus mencukur habis rambut makarov....
Ginaki:....
Gin tidak bisa berkata-kata. Dia yakin Yajima saat ini tertawa terbahak-bahak. Dia hanya berharap Yajima tidak mati karena tertawa.
Ginaki: itu aneh dan sepertinya menyenangkan. ... Misiku hanya untuk masuk ke sebuah sekolah menengah saja.. bagaimana dengan lainnya?
Subaru bertanya-tanya darimana mencukur gundul kepala seseorang menyenangkan. Menggelengkan kepala dia mengetik.
Subaru: Aku juga... mendapatkan satu. Tapi ini agak aneh karena mengharuskan aku meneriaki seseorang dengan cacian.
Yajima:hmm... itu tidak sehat untuk anak muda. Tapi jika ada hadiah maka kenapa tidak Subaru-kun.
Ginaki: Ya Yajima-san benar Subaru. Kau bisa meneriakkan rasa frustasi mu atau semacamnya itu bagus untuk psikologis mu.
Subaru: baik.. terima kasih?
Ginaki: Bagaimana dengan dirimu, Kon? Apakah dia belum online?
Subaru: Mungkin dia masih ada sesuatu? Aku ingat bahwa dunianya cukup kacau dengan Hollow berkeliaran.
Gin: Mungkin dia sedang bermesraan dengan satu atau beberapa Hollow? Siapa yang tahu?
Subaru: ...
Subaru tidak bisa berkata-kata. Siapa yang ingin bermesraan dengan Hollow!!
Yajima: Hollow?
Gin: Anggap saja sejenis roh Yajima-san. Tapi mereka cukup ganas.
[Gin telah offline]
Gin menutup ponselnya, tidak menunggu Kon online. Dia merasa misi Kon akan sangat mudah karena pada dasarnya dia adalah boneka. Apa yang bisa dilakukan boneka?
Paling banter Kon akan mendapatkan misi membunuh satu hollow rendahan atau mengingat betapa anehnya sistem dan karakter Kon maka Gin tidak akan kaget jika Kon ditumbuk halus oleh Rukia setelah menyelesaikan misinya.
...
"Aku pulang." Ucap Gin keras. Hanya butuh lima belas menit untuk sampai di rumah. Jika Gin mau dia bisa sampai tidak kurang dari setengah detik. Sudah penulis katakan bahwa Cheatnya sangat rusak.
"Selamat datang... Sayang."
Seorang pria akan senang jika ada seseorang yang menyambut anda ketika pulang dari kerja atau sekedar nongkrong apa lagi itu adalah seorang yang sangat cantik dan montok. Tapi di sini adalah lain cerita karena Gin mendapatkan seorang wanita dewasa dengan tangan di pinggang sedang menatapnya sambil tersenyum.
Untuk orang luar itu adalah senyuman manis tapi untuknya..
Gulp
'Serius siapa sih yang melaporkannya padahal aku tidak memiliki teman satupun.' Pikir Gin menghela nafas lelah. Dia perlu menyiapkan telinganya dengan benar atau dia akan habis. Bukan secara harfiah.
Di depannya adalah wanita ramping dengan payudara menonjol, pinggang ramping, dan berdiri cukup pendek dari dirinya yang 185 cm. Dia memiliki rambut coklat bergelombang panjang yang dikepang di sekitar kepalanya dan diikat dengan pita biru dan merah di punggung.
Pria berbudaya seperti Gin pasti tahu siapa dia, itu sudah jelas dari nama belakang Gin, Oosuki.. ia tidak lain tidak bukan adalah Mamako Oosuki. Alasan Gin memberatkan diri kepadanya. Sejujurnya misinya tidak berat tapi dia perlu memikirkan kesejahteraan ibunya.
Tidak seperti seri aslinya, Mamako di depannya ini sedikit berbeda. Dia adalah ibu rumah tangga single tanpa suami atau pekerjaan.. nah Gin hanya tidak tahu ibunya memiliki pekerjaan atau tidak. Gin hanya menganggap bahwa ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. sedang untuk pasangan, Gin tidak melihat batang hidung siapapun selama ini. Jadi menganggapnya tidak salah.
Untuk sikapnya sendiri, Gin tidak menemukan perbedaan.. bahkan penyimpangannya menjadi sedikit.. akut. Gin tidak akan berkomentar dengan hal itu.. setiap orang memiliki fetish masing-masing... dan beberapa akan aneh atau bahkan abnormal.
Mamako memeluk tangan putranya, menyeretnya ke ruang tamu. Dia memiliki hal penting yang perlu sangat perlu dibicarakan dengan putranya itu. Dia sedikit marah dan kecewa karena ini sudah sekian kali anak itu membolos kelas dan itu menyebabkannya khawatir akan masa depan Gin. Tapi sebagai seorang ibu dia tidak bisa mengambil tindakan lebih lanjut seperti memarahinya dan ingin mendengar dari sisi anaknya sendiri. Bagaimanapun akan ada dua atau beberapa sisi di dalam setiap tingkah laku.
Setelah duduk di sofa Mamako memulai pertanyaannya. "Jadi kenapa kamu membolos lagi Gi-kun?" menatap putranya dengan serius.
'ah~ sepertinya aku tidak bisa keluar dengan mudah.' Pikir Gin menghela nafas di benak. Lalu dia menjawab dengan jujur. "Maaf Kaa-san. Bukan karena aku ingin tapi.. sekolah benar-benar membosankan."
"Cukup dengan alasan membosankan itu. Apakah kamu tidak memikirkan masa depanmu? Jika kamu tidak serius dengan pendidikanmu aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, untukmu. Tidak bisakan kamu hanya duduk dan mendengarkan atau hanya pura-pura mendengarkan? itu bukan tidak sulit.. aku tahu kamu genius tapi membolos adalah hal lain....." Mamako memarahi anaknya menggunakan wajah yang segalak yang bisa dia buat. Menunjukkan bahwa dia benar-benar marah. Dia sudah bosan mendapatkan laporan Gin membolos kelas. Dia sebenarnya tidak mempermasalahkan pendidikannya karena tahu Gin sangat jenius tapi tidak untuk kehidupan sosial anaknya itu. Dia tidak bisa menemukan satupun teman dari anaknya itu. Dan itu membuat hati seorang ibu khawatir.
Gin terkekeh melihat tingkah imut wanita berumur di depannya itu. Wajah seperti itu benar-benar tidak cocok dengannya, itu hanya menambah gula di dalam kolam coklat.
"Moo~ kamu tidak mendengarkan seperti biasa dan kenapa kamu tertawa? Okaa-san sedang serius di sini." Mamako cemberut ketika melihat Gin sepertinya tidak menganggap serius perkataannya.
"Kamu tidak cocok untuk marah, Kaa-san. Itu hanya membuatmu semakin imut." Godanya dengan senyuman.
Mamako memerah sesaat tapi itu hilang dengan segera karena ini bukan saatnya untuk tersipu. Belum lagi putranya hanya melakukannya untuk pengalihan. jadi dia memelototi Gin dengan intens, seolah mengisyaratkan bahwa itu tidak berhasil.
Gin mengangkat bahu dan menjadi serius, "Baiklah bagaimana jika aku pindah sekolah. Kaa-san sudah tahu bahwa sekolah biasa tidak berguna untukku."
Mamako ketika melihat anaknya serius menjadi serius juga dan memikirkan perkataan Gin. Mengangguk dia berkata, " Baik tapi asal kamu melakukan dengan serius untuk belajar dan bersosial. Setidaknya dapatkan sat-tidak-tiga teman atau lebih."
Gin mengangguk karena berpikir syarat itu sangat mudah.
"Apakah kamu sudah menentukan Sekolahnya? Mengenalmu itu pasti sudah kau pikirkan, 'kan, Gii-kun? Jadi dimana itu?" Tanya Mamako. Sebagai ibu dia dengan pasti mengetahui setiap seluk beluk anaknya.
Gin mengangguk. "SMA Jujutsu prefektur Tokyo."
Mamako segera kehilangan kata-katanya ketika matanya melebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfiction!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...
