Chapter 37 - Hari santai

439 51 0
                                    


Setelah Subaru menghilang, Yajima memberikan pandangan terakhir kepada Kon lalu memutuskan untuk mengunci singa itu di dalam. Tidak bisa mengambil resiko seseorang mengobrak-abrik kamarnya.

Matahari masih rendah di ufuk timur. Hanya ada beberapa warga yang lalu lalang di jalanan Konoha dan beberapa ninja .... baik yang sedang berjalan santai atau mendesing, melompat-lompat di atas atap bangunan.

'Ini mengingatkanku dengan Magnolia. Sudah lama sejak aku berkunjung.' Pikir Yajima sambil menikmati suasana sekitar. Karena dunia ini belum mengenal asap maka udara di atmosfer sangat sejuk apalagi ketika pagi hari.

Untuk Yajima sendiri udara terasa ada sesuatu yang kurang.. tidak ada mana. Dia merasakan energi lain yang lebih ganas di atmosfer, namun anehnya itu tidak mengganggu.

'Aku harus membaca Manga dunia ini. Kenapa Gin tidak mengirimkannya sebelumnya? Apakah dia lupa atau semacamnya? itu tidak seperti dirinya jika iya maka dia pasti sengaja.' Yajima menebak-nebak untuk mengisi kekosongan jalan. Tidak ada yang bisa diajak bicara, mungkin secara otomatis otaknya memikirkan hal-hal acak. Dia juga penasaran dengan cara kerja otak perak itu. Mengingatkan masa mudanya.

Tak terasa kakinya mengantar hingga beberapa meter dari tempat tujuan. Dia bisa melihat bahwa seorang gadis remaja, seusia dengan Gin, sedang menyiapkan beberapa barang untuk dipajang di depan kedai.

Mendekat Yajima menarik perhatian Gadis itu.

"Maaf kami baru akan buka.. Bolehkan anda menunggu, pak?" Ucap sopan datang dari gadis itu.

Yajima melambaikan tangannya, mendapatkan kesan yang bagus untuk gadis itu. "Tidak perlu.. aku datang ke sini ingin membantu. Bolehkah aku menemui pemilik toko?"

Gadis tersebut tampak terkejut. Karena, bagaimanapun kedai ayahnya belum bisa dikatakan wah sehingga membutuhkan atau menarik perhatian seseorang. Dia menjadi ragu sejenak, bukan karena tidak ingin menerima bantuan tapi tahu bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini. Ayahnya terlalu sering mengingatkan hal itu. Dan kedai sederhananya tidak memiliki banyak penghasilan untuk berpikir mempekerjakan seseorang.

Setelah beberapa saat pertimbangan dia mengangguk dengan ragu sebelum berkata, "Baik.. mohon tunggu di sini Pak." Dia akan menyerahkan keputusan kepada ayahnya karena dialah pemilik kedai.

Yajima memberikan senyuman. Dia tahu bahwa gadis itu ragu-ragu dan sudah siap untuk penolakan tapi ketika itu bukan. Beberapa harapan tercipta. Meskipun kecil, peluang tetaplah sebuah peluang.

Menunggu, sang gadis kembali sendirian.

"Anda bisa masuk, Pak. Otou-san sedang menunggu di dalam."

Yajima mengangguk mempersilakan gadis memimpin.

Duduk, dia dihadapkan oleh pasangan ayah dan anak. Dari tampilan, sang ayah hanya sedikit lebih muda darinya.

"Apakah anda pemilik kedai ini? .. Aku Yajima seorang koki lapas.. senang bertemu dengan anda." Yajima memberikan perkenalan seramah mungkin dan profesi ambigunya. Tidak bisa dikatakan pemilik sebuah restoran yang tidak ada di dunia ini meskipun itu hanya untuk berbohong. Yajima bukanlah orang yang akan berbohong di semua tempat apalagi untuk hal sepele seperti ini. Dia hanya tidak punya pilihan.

"Anda bisa memanggilku Teuchi.. pemilik kedai ini. Anakku mengatakan bahwa anda ingin bekerja di sini?" Teuchi membalas dengan singkat sambil mengamati orang tua pendek di depannya. Dia sedikit ragu dengan perawakan Yajima tapi menilai seseorang dari tampilannya bukanlah dirinya. Naruto yang di elu-elukan sebagai iblis apalah itu, sebenarnya setelah ia mengenalnya beberapa saat, Naruto tidak jauh berbeda dengan anak kecil lainnya. Naruto yang dia tahu bisa menangis, tertawa, terluka, dan ekspresi kekanakan lainnya. Naruto bukanlah monster, itu hanya apa yang hidup di dalam anak malang itu, dia tidak mengerti.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang