Setelah Gin menghilang bersama boneka kuning lucu itu, Yajima dan Subaru dibuat sedikit kewalahan. Terutama untuk Subaru. Dia hanyalah seorang siswa SMA biasa, menyaksikan semua pembunuhan dan kekejian di podium penonton, cukup mengguncang mentalnya yang tengah dalam proses pendinginan akibat pengalaman traumatis sebelumnya. Dia hanya bisa menguatkan diri dan mengingat apa yang dikatakan Gin sebelumnya.
Biarpun belum benar-benar mengerti apa yang coba Gin katakan, Subaru setidaknya bisa membuka otaknya sedikit agar bisa menerima kenyataan dan mencoba menjadi setenang mungkin.
Sedangkan Yajima, disisi lain, Dia kewalahan karena tulang tuanya. Sudah lama tulangnya tidak bergerak sedemikian rupa, membuatnya mendapatkan sensasi nyeri di beberapa tempat yang tidak diinginkan. Di tambah di situasi kekacauan seperti itu, dia tidak bisa membantu selain menyeret Subaru dengannya.
"Yajima-san.. Bisakah kita beristirahat sebentar." Ucap Subaru dengan sedikit terengah-engah. DI punggungnya, Yajima tua sedang menggantung dengan santainya. Mereka baru saja berlari sesuai yang para ninja katakan. Namun, di tengah-tengah evakuasi beberapa ninja misterius mengepungnya. Karena tidak ada pilihan lain Subaru dan Yajima melarikan diri entah kemana. Mereka tidak bisa menghadapi begitu banyak Ninja yang mungkin lebih kuat dari gabungan mereka berdua. Itu terlalu beresiko.
"Baiklah.. Lihat di sana!" Yajima menunjuk satu, tempat yang kelihatannya gelap, tersembunyi, dan cukup aman.
Karena Subaru terlalu lelah, Dia mengiyakan dan mengantar Yajima ke arah yang pak tua itu tunjukkan.
Menurunkan Yajima, Subaru bertanya, "Bagaimana sekarang? Apakah masih ada beberapa Ninja di belakang?"
Yajima selama menjadi beban tidak berdiam diri begitu saja. Dia melihat dan menilai sekeliling. Meskipun dia sangat dekat, tapi di situasi hidup dan mati seperti itu, dia tidak akan membawa rekannya mati.. setidaknya bukan karena dirinya. Menjadi anggota Dewan Sihir memberinya pengalaman mendebarkan cukup banyak.
"Tidak. ... beberapa ninja konoha membantu untuk mengulur waktu. Musuh cukup kuat tapi Ninja yang menghadangnya setidaknya setara atau lebih kuat. Sepertinya Konoha tahu kekuatan semua musuh ini." Yajima menjelaskan dengan nada yang tenang tapi serius. Biasanya dia tidak banyak bicara, namun, dalam situasi seperti ini dia harus banyak bicara.
"Ini pasti perbuatan Gin. Hanya dia yang tahu masa depan dunia ini degan cukup akurat." Tebak Subaru di sela-sela hembusan gelisah nafasnya.
"Yah... anak itu merencanakan semuanya sendirian." Mengatakan ini, beberapa rasa asam tertinggal di lidahnya. Bukan untuk meragukan Gin tapi, Yajima terkesan seperti Gin tidak terlalu menaruh kepercayaan kepada mereka. Karena dia cenderung melakukan semuanya sendirian daripada berdiskusi atau bahkan meminta bantuannya, Subaru ataupun Kon.
Menggelengkan kepala, Yajima menyingkirkan pikiran buruk itu. Sebagai sesama rekan, agak tidak sopan dia berprasangka seperti itu. Biarpun benar, Hal itu cukup normal mengingat ini pertama kalinya mereka saling bertemu tatap muka.
"jika begitu.. Gin tidak seperti yang aku pikirkan." Subaru bergumam di bawah mulutnya. Semakin mengenal, semakin dia merubah kesan pertamanya.
Yajima tersenyum dan menepuk pundak pemuda emosional ini. "Istirahatlah dulu. Dan jangan biarkan pedang itu tersia-siakan, Subaru-kun."
"Ya." Subaru tersenyum sambil memegang erat Incursio di sisinya. Mengendurkan genggamannya, Subaru tiba-tiba teringat sesuatu. "Ngomong-ngomong dimana ular besar yang seharusnya muncul itu, Yajima-san? Mungkin ini belum saatnya."
"Atau sudah di urus?" Yajima menggelengkan kepalanya pelan, menandakan dia tidak memiliki pengetahuan apapun untuk hal itu.
Tidak mendapatkan jawaban valid, Subaru terdiam. Dia hanya bisa menanyakan keganjilan dalam sebuah peristiwa pada satu orang, Ginaki Oosuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfiction!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...
