Setelah menunggangi Kon. Subaru dan Yajima meluncur ke satu arah dimana tempat pengungsian berada.
Kon tentu saja akan menarik banyak perhatian, tidak terkecuali oleh ninja musuh di sekitar. Sosoknya, selain sangat mencolok, itu juga sangat jarang di dunia ini. Hanya bijuu dan binatang chakra yang memiliki bentuk menyimpang seperti itu jadi mereka cukup bersemangat.
Perjalanan tidak akan semulus perkiraan awal. Padahal, itu kesalahan mereka masing-masing karena terlalu berharap ketika berada di zona perang. Apalagi dengan tunggangan mencolok. Akhirnya mereka menyadari bahwa saat ini juga.. perang terjadi di depan mata mereka.
Subaru menjadi lebih gugup ketika mengetahui kebenaran dunia. Mencengkram erat tombak incursio di tangannya dan dengan takut-takut mencoba memukul mundur penyerang. Setidaknya biarkan dia mencobanya.
Yajima sebagai sesepuh berpengalaman tidak terlalu banyak bereaksi. Perang bukanlah hal asing baginya tapi juga bukan perkara biasa. Hanya pernah mengalami satu.
Kon adalah Kon.. dalam wujud luar seekor singa.. tetap saja bagian dalam tidak akan berubah. Bagaimanapun wujud luar hanyalah sebuah wadah. Perihal dalam adalah perkara yang benar-benar berbeda.
Kon dengan sigap meluncur di sana sini, bermanuver dengan anggun, dan menembakkan cakar listrik ke beberapa ninja. Itu adalah apa yang orang ketiga saksikan.
Kebenarannya, Kon dengan panik menghindari proyektil, entah itu berbentuk kunai, shuriken, jutsu lempar, atau senjata tersembunyi lainnya, seperti kucing diinjak ekornya. Matanya seolah sedang melihat ujung tanduk hidupnya. Jika dia terkena satu, tidak yakin bagaimana akan berakhir. Beruntung kecepatannya sangat cepat, hampir menyamai kecepatan suara. Jadi sulit bagi musuh untuk mengenai singa jadi-jadian tersebut.
Sebagai manusia yang hidup di era damai, mereka tidak bisa mengabaikan penderitaan korban tidak bersalah di sepanjang perjalanan mereka. Masing-masing akan dengan egois membantu satu hingga beberapa warga sipil, menyelamatkan nyawa satu-satunya. Mereka hanya tidak tega dan kasihan... keadilan di hati mereka terlalu berbeda dengan MC kita.
Biarpun masing-masing tahu hanya memiliki nyawa satu.. tapi dorongan untuk menolong orang tidak bersangkutan dalam perang satu pihak itu tidak kunjung padam.
Butuh lebih banyak waktu dari estimasi awal untuk bisa sampai di pos penyelamatan pertama karena semua hal kacau di sana.
...
...
Sedang di bawah dipenuhi dengan kericuhan pertarungan royal antara ninja dengan ninja dan singa berderak(?), .. di atap sama sekali berbeda.
Hiruzen dan Jiraiya melawan 3 musuh. Dua adalah Hokage terdahulu selain keempat, sisanya hanyalah ular menyebalkan
"Hahahaha.. Lihat itu Tobi! Desa telah berkembang pesat!" Seru senang Hashirama. Matanya tidak bisa lelah mengamati daerah sekitar yang merupakan pemandangan Konoha. Dari ketinggian itu dia bisa melihat hampir semua sudut desa. Hanya saja, dalam situasi seperti ini, pemandangan seperti itu tidak bisa dikatakan baik.
"Sangat disayangkan kita tidak datang di waktu yang tepat.. kelihatannya beberapa musuh berhasil datang." Lanjutnya menggelengkan kepalanya. Lupa bahwa dia merupakan musuh itu.
Tobirama hanya menatap lumpuh kepada kakaknya. Dia sudah kebal dengan lelucon keringnya. Memutuskan untuk mengabaikan badut aneh itu, Matanya juga menyapu sekitar, cuman jangkauannya lebih sempit. "Apakah kau Hokage saat ini, Hiruzen? Di sana kulihat ada empat kepala?" Dia bertanya kepada Hiruzen sambil menunjuk satu tebing curam.
"Sungguh kehormatan.. Ya, Nidaime-sama. Beberapa hal terjadi dan aku kembali keposisi ini. Belum menemukan kandidat yang cocok." Hiruzen mengatakan dengan sopan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deviate Otaku di Multiverse
Fanfic!!Warning!! Karya ini tidak untuk bocah!!bagi yang berusia kurang dari 18 tahun mohon mundur. !!Warning!! Author tidak akan bertanggung jawab !!! Ini adalah kisah klise lainnya tentang seorang pria bereinkarnasi di suatu dunia fiksi dengan beberapa...