Bab 22 - Ke dua

685 72 4
                                    


A.N : Inspirsi datang lebih cepat dari yang dijadwalkan... Jadi.. yah.. selamat menikmati.

__________________________________

Di sebuah lapangan luas tepat di sebuah hamparan terlihat dua orang pria sedang berhadapan. Satu adalah pria tua berambut pirang lainnya adalah seorang remaja berambut perak.

Sang pria tua memasang senyuman di wajahnya sambil memegang sebuah tongkat di tangan kanan sedang yang lain memegang topi ember di kepalanya.

Gin menghela nafas. Keduanya telah bertatap dalam diam untuk sepuluh menit lamanya. Bukannya tidak ingin berlatih. Mendapatkan rekan latih seorang mantan kapten tentu akan sangat bagus.

Tapi...

"Serius... bisakah aku kembali?" Tanya Gin putus asa. Dia tidak tahu bagaimana caranya mengayunkan tombak di tangannya itu. Daripada bertengkar dengan Kisuke dia lebih baik belajar dasar bertombak dan yakin di toko grup akan ada satu manual. Pasalnya pria di depannya ini...

"Aiyaa~.. bukankah kamu tidak percaya diri mengalahkan aku? Juga diri ini tidak ingat kamu sangat penakut~." Alih-alih memberikan jawaban, Kisuke mengejek Gin berharap bisa menyulut beberapa keinginan bertarungnya.

Gin memutar mata, "Seperti aku akan jatuh dengan itu... bukannya aku tidak mau tapi pertanyaannya adalah... apakah kamu bisa membuatku lebih mahir di seni tombak? Kulihat senjatamu adalah sebuah katana, sebuah pedang."

"Oh ya kamu benar juga, Oosuki-kun. ... Baiklah waktu telah terbuang percuma jadi mari kita melihatnya apakah aku bisa."

Tanpa membuang waktu Kisuke melakukan shunpo ke belakang Gin mengincar titik butanya. Dia tidak memiliki jawaban terhadap pertanyaan Gin karena anak itu benar. Jika ada tombak di tangannya maka yang bisa dilakukan adalah mengayunkannya sembarangan. Benar di akademi shinigami diajarkan penggunaan beberapa senjata termasuk tombak tapi itu sudah beberapa puluh jika tidak ratus tahun yang lalu. Dia sudah lupa. Jadi daripada mengakui kekurangannya Kisuke memilih jalan paksa.

"Siapa juga yang membuang waktu di sini." Kata Gin sambil menggeser tubuhnya ke kiri menghindari tusukan tongkat kayu dari belakang. Lalu dengan cepat menggeser pegangan agak ke atas sebelum mencengkeram erat dan mengangkat sedikit tombak di tangan kanannya lalu membanting ujung bilah tajam ke depan, membuat pangkal tumpul tombak menghantam ke atas mengarah ke kepala Kisuke.

Melihat serangan datang Kisuke dengan santai melakukan shunpo kembali ke tempat awalnya. "Itu tadi berbahaya. Apakah kamu yakin tidak pernah berlatih menombak?"

Gin mencoba berbagai kuda-kuda yang dirasa cocok untuknya. Menemukan satu dia menatap Kisuke. "Sialan kau Pak tua. Aku akan menendang pantatmu hari ini atau kemudian." Mengabaikan ucapan Kisuke sepenuhnya.

Gin sudah tidak bisa melihat peluang lolos dari pria maniak ini. Meskipun dia bisa lari begitu saja namun yakin bahwa kisuke akan selalu mengganggunya kemudian. Jadi dengan enggan dia melakukan apa yang pria tua itu inginkan tapi bukan berarti akan membiarkan pria tua itu lolos tanpa cedera.

"Aduh aduh~.. anak jaman sekarang. Tidakkah kalian menghormati orang tua meskipun hanya sedi-." Kisuke menutup mulutnya dengan tergesa untuk melakukan shunpo, menghindari tusukan ke arah wajah tampannya . Sosoknya terlihat sepuluh meter jauhnya dari posisi awal memegangi topi embernya, takut itu akan terbang tertiup angin. "Wew~ bahaya bahaya~.. bersikaplah lunak kepada Pria tampan ini."

"Hoo~ kau bisa menghindarinya ya, Pak Tua. Baiklah aku akan sedikit serius karena semua omong kosong ini membuang banyak waktuku."

Dengan jatuhnya suara itu sosok gin menghilang dari tempatnya berdiri.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang