Chapter 33 - Subaru

514 66 4
                                    

A.N : Hei hei Author-san di sini.. hanya ingin mengucapkan..

Happy Eid Mubarak untuk saudaraku seiman dari sabang sampai merauke. Meskipun kita tidak pernah bertemu atau mengobrol sekalipun tapi tetap saja... Mohon maaf lahir dan batin...

Bab untuk kalian yang sedang bosan dan mungkin di situasi canggung. XD

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

-Dengan jiraiya-

Setelah mengalami beberapa kontemplasi, khususnya memikirkan tentang perkataan anak itu. Dia tidak bisa melihat keuntungan apapun yang akan didapatkan pihak lawan, selain uang berharga miliknya tentunya. Jadi dia memutuskan untuk kembali ke desa tapi tidak sebelum mencari Tsunade. Setidaknya dengan dia disana desa akan lebih aman.

'Anak itu berkata dia akan berkunjung, Ya.' Jiraiya menggosok rambutnya. 'Ah ... ini semakin merepotkan. Dia terlalu misterius.'

Jiraiya lalu mengeluarkan sebuah gulungan khusus sebelum menuliskan sesuatu kepadanya.

Setelah beberapa menit dia selesai dan memberikan cap kepadanya.

'Aku akan serahkan keputusan terakhir kepada Hokage ketiga.'

Kemudian Jiraiya membentuk segel tangan.

*Pooff*

Gulungan itu menghilang dalam kepulan asap.

Jiraiya menuliskan hal-hal perlu di dalam gulungan untuk diberitahukan kepada sang Hokage. Kembali dan melapor face to face cukup memakan waktu jadi menggunakan gulungan adalah langkah tercepat dengan pemanggilan terbalik.

'Orochimaru.. kapan kau akan sadar.. sigh~.' Menggelengkan kepala tidak tertolong, kenangan beberapa tahun indah di putar ulang di dalam kepalanya. Dia masih tidak percaya, sahabat jeniusnya menjadi Ninja pelarian. Atau inilah hidup.

*Woosh*

Sosoknya menghilang menuju ke tempat yang memiliki kemungkinan terbesar bagi Tsunade akan berada. Wanita itu terlalu sulit untuk hal-hal desa. Namun, ketika desa terancam maka dia yakin wanita tua itu akan kembali secara sukarela.

'Aku harap hal-hal besarnya masih ada.. atau bertambah??... muehehehe.' dalam pelarian Jiraiya ... beberapa cairan merah kental terlihat menetes membentuk sebuah jejak di belakang. Tidak perlu diketahui dari mana dan kenapa darah itu berasal.

.....

....

...

...

"""Hueeek."""

Gin tersenyum puas dari jauh ketika dia melihat semua anggota memuntahkan pelangi. Hal-hal tidak berubah untuk sensor. Dan ya.. kon juga ikut muntah, tidak tahu apa yang dimuntahkannya karena tidak memiliki perut atau tertutupi oleh hal-hal pelangi tersebut.

"Ini.. ini lebih buruk .... daripada teleportasi." Ucap Yajima putus asa. Dia menopang tubuh atasnya menggunakan bantuan tangan di lutut ketika kakinya gemetar tak terkendali. 

"Sialan! Aku setuju denganmu, Yajima-san. Lihat saja wajahnya... dia pasti sudah mengharapkan hal ini terjadi." Ucap Subaru lemas sambil menunjuk geram pada Gin. Wajahnya cukup pucat mengingat dia muntah dua kali dalam satu hari. 

"Temmeee!!!.. jika seperti ini untuk apa makanan tadi hah??!!! Aku.. aku sudah salah menilaimu! Kenapa aku juga terlena." Ucap Kon dengan semangat. Jangan lupa dia adalah boneka. Boneka tidak ada otot atau tulang jadi rasa lelah hampir tidak mungkin. Dia hanya mendukung teman-temannya, dan sejujurnya dia mendapatkan beberapa efek berat. Dia tidak bisa membantu selain meragukan dirinya karena bisa terlena oleh kebaikan Gin begitu saja. Gin yang dia ingat tidak akan seperti itu.. tidak.. itu tidak mungkin. "Sialan!!"

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang