Bab 73 - Beli Rumah

314 45 2
                                    

Setelah sarapan, Gin bersama kedua wanita itu berangkat ke sebuah jasa real estate untuk membeli sebuah rumah, gedung atau bangunan apapun yang bisa di gunakan untuk usaha kue.

Mereka menggunakan transportasi umum untuk menuju ke sana. Mobil dan kendaraan pribadi cukup mahal di Jepang meskipun sebagai produsen. Belum lagi pengurusan surat-surat nya yang sangat rumit.

Selain itu Gin tidak mengerti akan kebutuhan kendaraan pribadi karena dia bisa membuka gerbang kemana dan dimana saja lalu, fuala, dia akan sampai hanya dalam beberapa detik di belahan bumi yang lain.

Alasan Gin tidak memakai garganta atau teleportasi adalah karena Mamako ingin mengajarkan Tohru tentang kehidupan modern. Mengajarkan naga itu tentang benda benda dan fungsinya.

"Apakah Kaa-san memang berpengetahuan seluas itu?" Gin bergumam.

"Tentu saja. Apa maksudmu dengan mengatakannya, Gii-kun." Karena tempat duduknya yang saling berdampingan mustahil Mamako tidak mendengar gumaman Gin. Dia sedikit tersinggung karena dialah yang mengajarkan Gin banyak hal.

Tapi anak nakal ini melupakannya begitu saja?

Gin terkekeh, "Aku hanya bercanda. Kaa-san memang yang terbaik. Ngomong-ngomong Tohru kelihatannya sudah tidak sabar."

Di panggil, Tohru segera masuk, "Tentu saja. Semua alat-alat aneh ini tidak pernah ada di duniaku. Para manusia disana masih primitif dan mengandalkan mana sebagai bahan bakar dari semua aktivitas mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Mereka hanya menggunakan kuda sebagai transportasi, jalan yang buruk, baju yang kasar, dan sangat bodoh karena bergantung kepada dewa brengsek."

Melihat mata Tohru yang berbintang, Gin mengangkat alisnya, "Ya memuja dewa adalah kebodohan tetapi dewa akan menjadi sampah tanpa kebodohan itu."

"Gin-kun tahu Tohru benar!" Tohru mendengus puas. Dia kemudian mengambil Mamako untuk sesi kelas lanjutan.

Gin bisa mendengar banyak gumaman dari penumpang di sekitar tentang mereka. Mayoritas adalah tatapan iri dan mencemooh.

Sebagai pria, tentu saja Gin akan bangga. Kecantikan mengalahkan dewa berada di setiap sisinya.

Mereka sampai dalam waktu beberapa menit.

Turun dari kereta, mereka bergegas.

"Apakah dengan kartu saja kita bisa membayar apapun, Mamako-san?" Tohru bertanya, memikirkan bahwa sebelum naik dan sesudah naik para manusia serta Gin dan Mamako menggesekkan sebuah kartu di sebuah mesin aneh yang menghalangi jalan.

Dari informasi yang di berikan Gin, Tohru tahu bahwa naik transportasi harus membayar dengan uang.

"Hmm? Ya itu adalah pembayaran saat ini agar lebih cepat. Kita, masyarakat modern, menggunakan dua macam transaksi; uang tunai dan uang virtual. Nilainya sama tetapi uang virtual lebih praktis dan ramah lingkungan. Kamu juga bisa melakukan pemesanan online baik itu makanan dan pakaian."

"Kamu juga bisa memesan kekasih dengan beberapa klik saja." Gin tiba-tiba berceletuk.

"Apa? Tidak,, itu adalah perilaku yang buruk, Gii-kun. Perempuan rental seperti itu sangat meragukan dan tidak sehat. Kamu tidak bisa hanya menyewa pelacur untuk kepuasanmu. Lagipula apakah Okaa-san tidak cukup?!!" Mamako menatap mengancam ke arah Gin dan kemudian Tohru. "Tohru-chan mulai sekarang jangan dengarkan, Gii-kun. Dia anak nakal."

Tohru mengangguk dengan sedikit keringat, tidak menduga Mamako sangat menakutkan, "Ya ya itu buruk! Tohru tidak tertarik karena Tohru sudah dan hanya milik Gin-kun."

Mamako mengangguk puas kepada Tohru, "Bagus. Mari kita tinggalkan Gii-kun untuk hukuman dan agar dia mengintrospeksi diri."

Dia kemudian menyeret Tohru, meninggalkan Gin di belakang.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang