Bab 57 - Lemonade **

899 57 4
                                    

(A/N: Hallo para pembaca setia... saya kembali. Terimakasih telah menunggu dan Maaf.)

(P.I Bagi anda yang muslim lebih baik lewati bab ini karena tidak ada yang penting!!!)

(P.I.S Bagi anda yang muslim/muslimah lebih baik lewati bab ini karena tidak ada yang penting!!!)

(!!!Anda sudah di peringatkan!!!)

***************************************************************************************

"Umm... Gii-kun apakah kamu yakin dengan ini?" Mamako bertanya dengan ragu dan sedikit antisipasi. "Ini bukan pertama kalimu, kan?"

Gin menjatuhkan diri ke ranjang tepat di atas Mamako. Menatap mata Mamako dengan dalam, Gin mengangguk, "Bisa dikatakan pertama kaliku."

Mamako tidak bisa menghentikan matanya untuk mencuri pandang ke bibir Gin.

"K-kalau begitu. Kita hentikan saja, okey." Bohong jika Mamako tidak berat hati ketika mengatakannya tetapi dia tidak ingin Gin menyesal di kemudian hari memberikan cerinya kepada wanita tua seperti dirinya.

Gin mengerutkan alisnya sedikit, tanpa sepatah katapun, Gin mencuri bibir Mamako.

Matanya melebar, Mamako terkejut karena Gin terlalu mendadak. Tanpa sadar kedua tangannya mendorong bahu Gin agar menjauh.

Namun, karena selisih kekuatan yang terlalu besar, Mamako bahkan tidak bisa menggerakkan bahu Gin sedikitpun. Dia bertanya-tanya seberapa kuat Gin itu, tapi tidak bisa bertahan lama ketika sensasi menyenangkan distimulasi di bibirnya dan diperburuk dari melonnya.

"Hhmm.."

Karena terkejut Mamako tanpa sadar membuka bibirnya.

Mendapatkan kesempatan, Gin segera menyerbu mulut Mamako dengan lidahnya. Bertahun-tahun petualangan membuat lidahnya seperti belut, bergerak gesit kesana kemari menggeledah mulut kecil Mamako.

Mamako akhirnya melepaskan kekangannya, dia memutuskan untuk menuruti kebutuhan tubuh. Dia menemukan bahwa tubuhnya begitu senang. Akhirnya ia memejamkan mata. 'K-kenapa sentuhan Gii-kun begitu menyenangkan. Dan, ciumannya... Hmnmh~'

Dari berjuang mendorong Gin pergi, Mamako menggerakkan tangannya ke leher Gin, memeluk leher kokoh Gin sekaligus mengimbangi lidahnya agar tidak tertinggal. Bagaimanapun dia yang berpengalaman di sini jadi dia tidak bisa kalah dengan anak ceri terutama Gin.

"Umhg~" Mamako tidak bisa menahan eranganya lagi. Baru dua menit, Mamako sudah sangat terangsang saat ini, hanya dari sebuah ciuman. Mamako sedikit bertanya-tanya mengapa tubuhnya begitu sensitif, dan bagaimana ciuman Gin begitu enak, tapi segera melemparnya. 'Mungkin karena sudah beberapa tahun berlalu, atau hanya cintaku kepada Gii-kun terlalu besar.'

Segera, ciuman menjadi semakin bergairah, keduanya dengan lahap saling menghisap salvia.

"Ha... ha... ha..." saat Gin mengakhiri ciuman panas mereka, Mamako terengah-engah, dia menatap mata Gin dan begitu pula sebaliknya. Tidak ada kata yang perlu dilontarkan, mereka saling bertukar cinta lewat tatapan semata, mata mereka mengatakan itu semua. Dan diantaranya, terdapat nafsu tak terbendung bersembunyi.

"Gii-kun.. Okaa-san tidak ingin kamu menyesal." Mata Mamako bergetar sedikit ketika mengatakan itu.

"Aku mencintaimu Oka-tidak itu tidak benar." Gin menggeleng sedikit, dia membawa tangannya untuk menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik Mamako, kemudian sambil menyentuh hidung Mamako dengan ibu jarinya, Gin melanjutkan, "Aku mencintaimu Mamako dan kau adalah segalanya bagiku."

Gin bukanlah pria dengan lidah berbunga, dia lebih suka mengungkapkan melalui tindakan daripada kata-kata semata dan dia yakin bahwa Mamako tahu bahwa satu kalimat itu adalah kalimat paling tulus yang pernah datang dari hati dan mulutnya.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang