Bab 20

710 78 4
                                    

 A.N : Gtw nulis apa.. tapi meh.. selamat menikmati.. Bab pendek, hanya 1k kata.

___________________________________________________________________-

Ruangan kecil tersebut penuh dengan tekanan reiatsu dari dua orang tua satu satunya mengarahkannya ke arah anak remaja yang sedang bersusah payah mencari oksigen untuk paru-parunya.

Menghadapi dua buah tekanan reiatsu dari mantan kapten akan membuat shinigami tingkat rendah jika tidak pingsan maka mereka akan mati seketika. Apalagi manusia biasa seperti dirinya. Gin bisa merasakan dua tekanan itu menghantamnya kuat secara tiba-tiba ... meremukkan setiap sel di seluruh tubuhnya membuat mereka menjerit kesakitan hingga menembus jiwanya. Sebuah gunung fuji bisa dia rasakan menguburnya dari atas kepala.

Sepertinya kedua orang tua itu tidak bercanda terutama Kisuke. Dia bisa merasakan bahwa Kisuke melepaskan semua yang dimilikinya sejak awal dan memfokuskan kepadanya sepenuhnya, Sedang Yoruichi, mungkin lebih baik tapi tidak bisa dikatakan berperasaan juga. Yoruichi juga memfokuskan semua tekanan kepadanya tapi itu meningkat, bertambah kuat secara bertahap. Sudah bisa diketahui siapa yang memiliki dendam lebih dalam kepadanya.

Gin di sana duduk di hadapan dua orang kejam itu dengan megap-megap. Bisa di bayangkan, mungkin beberapa gunung besar menggencetnya sepeuh tenaga ke bawah. Tapi yang mengejutkan hanya nafasnya saja yang menampilkan perubahan .. selebihnya tidak ada perubahan apapun, baik itu dari ekspresi di wajahnya seperti rasa sakit, jeritan, atau apapun itu yang melambangkan seseorang sedang memanggul beberapa beban dunia.

Meski seperti tidak masalah sama sekali tapi Gin mengetahui lebih baik kondisi tubuhnya daripada siapapun. Dia bisa merasakan beberapa tulangnya berderit. Paru-parunya kembang kempis dengan sekuat tenaga. Bukan tubuh fisiknya tapi tubuh jiwanya.

Ya jiwanya memiliki tubuh materi meski tidak bisa dikatakan materi. Tubuh jiwanya tidak jauh berbeda dengan tubuh fisik manusia namun terdiri dari reiatsu dan jiwa itu sendiri.

Setelah jiwanya keluar untuk pertama kalinya... aturan dan sistem dunia Bleach mengubah manifestasi jiwanya dari banyak spark cahaya, seperti halnya benda cair yang akan segera tersebar begitu keluar dari wadahnya, menjadi bentuk jiwa pada umumnya di dunia bleach dimana mereka dikategorikan sebagai satu ras. Jadi dia saat ini memiliki dua macam ras di paket dirinya yang disebut 'Gin' ini.

Benar tubuhnya sangat kuat tahan banting karena teknik ______ yang ia kultivasikan menjadikan tubuh fisiknya tak tertembus serta regenerasi membutakan mata. Namun, lain halnya dengan jiwanya. Itu sangat lemah dalam artian harfiah. Tidak berbeda dengan manusia biasa.

Bukankah itu membuat Gin harus berkultivasi lagi? Tentu tidak. Gin sudah memperkirakan hal itu terjadi dan dia memiliki beberapa solusi meski tidak 100%.

Kisuke, Dia terkejut.. sangat terkejut. Dia bisa mengharapkan beberapa hasil tapi tidak sampai seperti itu. Ekspresi tenang di wajah tampan itu seolah tidak ada apapun yang menimpanya selain nafas anak itu berubah.

'Hoho.. seharusnya ini bisa diharapkan darinya. Tekanan ini seharusnya bukan apa-apa di hadapan sesuatu yang bisa membuat jiwanya menjadi bubuk halus. Meskipun begitu, dia monster bukan~.' Pikir Kisuke semakin tertarik dan takut kepada anak di depannya ini. Dia tidak henti-hentinya memberikan kejutan dari waktu ke waktu. Sungguh menakjubkan melihat betapa tenangnya Gin di depan dua tekanan kapten. Jika di depannya adalah shinigami lemah maka tidak perlu dikatakan apa nasib mereka jika bukan alam baka kedua.

Yoruichi tidak lebih baik dari Kisuke. Namun, dia mendecakkan lidah menyesali perbuatan kasihannya. Jika dia tahu anak ini memasang wajah itu maka dia akan mengikuti Kisuke dengan melemparkan semuanya sejak awal. Entah mengapa sesuatu di hatinya yang hendak hilang kembali dan malah membawa temannya.

Memang saat ini Gin mengalami rasa sakit yang tak tertahankan pasalnya bukan hanya tubuh fisiknya yang terpengaruh tapi lebih ke arah jiwanya. Bisa dikira betapa sakitnya hal itu. Namun, hal ini hanyalah permainan anak-anak di hadapannya saat ini. Dia sudah mengalami hal yang lebih buruk daripada rasa sakit ini sebelumnya dan itu ketika dia masih illegal.

Dia harus mengakui meskipun kultivasi bisa menghasilkan kekuatan yang sangat absurd bahkan untuk karya fiksi tapi untuk mencapainya seorang kultivator harus melewati jalan penuh duri, darah, dan kesengsaraan tak terukur lainnya. Hasil dan usaha yang diperlukan lebih berat kepada usaha. JIka anda hanya mulus dalam menggapai sebuah tingkat di kultivasi maka jangan berharap tinggi kepada kekuatan keseluruhannya. Dibandingkan dengan mereka yang mencapainya dengan jalan penuh darah dan penderitaan tiada kira, kesenjangan kekuatan akan terlihat dengan mata telanjang.

Jadi sebagai seorang kultivator dia memiliki toleransi sakit yang sangat tinggi. Kesengsaraan yang harus dilewati untuk bisa menyelesaikan setiap Fisik Abadinya sangatlah penuh perjuangan dan keputusasaan.

Gin masih bisa mengingat dengan jelas ketika pertama kali dia merasakan semua kekuatan hidupnya di serap sedemikian rupa, seperti unta yang sedang kehausan di gurun pasir menemukan danau indah penuh air sebelum menyedotnya dengan gembira.

Lalu apa susahnya dihadapkan dengan tekanan ini meskipun itu mengarah ke jiwanya? Tidak ada.

Setelah beberapa menit Kisuke menarik reiatsunya dan Yoruichi mengikuti di ekor. Kisuke mengamati Gin sebentar sebelum mengangguk. "Aku tidak menyangka kau bisa menahannya. Dan masih hidup dalam hal ini. Selamat~."

Gin mengatur nafasnya beberapa kedipan sebelum menghembuskan panjang dari mulutnya. "Baik.. Kira aku sudah menjadi seorang Fullbringer?" Tanya Gin sambil menyesap tehnya, tenggorokannya cukup kering.

Kisuke mengangkat bahu, "Tidak tahu ... itu tergantung keberuntunganmu. Besok kita akan mengetahuinya. Bagaimana perasaanmu?"

"Besok? Kenapa tidak sekarang?" Gin memiringkan kepala bingung.

Alih-alih langsung menjawab, Kisuke berdiri lalu berkata, "Ya.. tapi untuk saat ini tidurlah dulu. Meski luar terlihat baik-baik saja, tidak bisa dilakukan untuk bagian dalam bukan? Juga istirahat memainkan peran penting loh~. Tergesa-gesa hanya mendatangkan kekeliruan dan penyesalan. jangan lupakan itu~"

Gin terkekeh, "Benar tubuhku kuat tapi tidak untuk jiwaku. Aku kira beberapa tulang patah di sana-sini. Dan terimakasih atas sarannya. Meskipun aku tidak mau mengakuinya tapi itu nasehat yang bagus."

Kisuke mengangkat alis lalu menatap Yoruichi. Sudah terbiasa menanggapi komentar menusuk seperti itu. Dari pada ditanggapi lebih baik biarkan saja.

Hanya dengan tatapan Yoruichi tahu apa yang harus dilakukan tapi dia mengeluh. "Aku seorang kucing manis kau tahu itu, Kisuke? Lagipula mau kemana?"

"Ayolah... bukankah Oosuki-kun kita di sana cukup ringan? Anggap saja sebagai pembayaran tinggal gratis di sini.. untuk pertanyaanmu sepertinya kita akan kedatangan tamu." Kisuke tertawa sambil berjalan pergi.

"Heh!.. kata seorang pemalas yang meludah tentang penjual tampan." Yoruichi mendengus lalu berbalik menatap Gin yang sedang tersenyum geli. "Ada apa dengan wajah itu?"

Gin menggelengkan kepala geli, "Tidak ada... sepertinya peranku sebagai bidak caturnya telah dimulai."

Yoruichi mengangkat alis kecilnya penasaran. Lalu beberapa detik kemudian sebuah lonceng berbunyi. "Ah~ begitu rupanya. Tidak heran Kisuke itu mengambil jalan penuh resiko."

Kini giliran Gin yang terkejut. "Ternyata anda pintar juga ya, Flash Goddess. Sepertinya gelar sebagai mantan kapten divisi 2 bukan tipu-tipu."

Pembuluh darah menebal di kepala kucing Yoruichi. "Apa katamu anak bau???!!"

Gin memalingkan muka dan bersiul.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang