Bab 21 - Senjata Roh

719 69 2
                                    


Keesokan harinya Gin bangun dengan perasaan segar. Meregangkan tubuhnya yang kaku dia menatap sebuah benda seperti batu tapi memancarkan cahaya hijau samar.

"Yah ... dia masihlah seorang ilmuan gila."

Setelah dibawa di kamarnya Yoruichi meletakkan beberapa batu itu di sekeliling tempat tidur. Dari efeknya saja Gin bisa tahu apa batu itu.

Batu penyembuhan. Dilihat dari luar memang tidak jauh berbeda dengan batu hias indah biasa. Namun, kenyataannya itu bukan batu biasa.

Untuk mengukir dan mengandung formasi kaido diperlukan bahan khusus. Gin tidak tahu apa pastinya karena dia masih memfokuskan pada dasar-dasar hingga penyusun jiwa bukan penemuan dan pengaplikasian reiryoku lebih kompleks. Gin hanya mendalami tentang anatomi jiwa karena itu diperlukan untuk rencananya.

Jika ada waktu dia juga akan belajar hal lain. Toh kesepakatannya adalah semua hal tentang jiwa jadi terpikir bahwa semua kido juga termasuk ke dalamnya.

Sreet

Pintu terbuka mengungkapkan pria tua yang membuat semua tulangnya patah. Seolah bukan pelaku, Kisuke berkata dengan riang.

"Oh kamu sudah bangun. Bagus.. Sarapan sudah siap."

Gin mengangguk perutnya cukup lapar, tidak tahu apakah perut jiwa atau tubuhnya. Sekarang dia bisa dikatakan memiliki dua tubuh dalam satu tubuh. Bukan dua kepribadian dalam satu tubuh.

Sungguh membingungkan.

...

Begitu sesi makan selesai. Kisuke membawa Gin ke undergroundnya.

Mengamati sebentar, Kisuke bertepuk sambil tersenyum. "Sepertinya berhasil." Katanya kepada Gin yang saat ini dalam bentuk jiwanya.

Gin memperhatikan tatapan Kisuke mendekam lebih lama di area telinganya, tepatnya anting-anting. Tanpa arahan apapun, Ia menutup matanya. Mencoba merasakan apakah ada sebuah hubungan dengan anting di kedua telinganya.

Kisuke sedikit terkejut dengan reaksi tiba-tiba dari anak ini. 'Aku tidak ingat menulis langkah-langkah untuk menjadi seorang fullbringer. Hanya dasar dan penjelasan di sana sini. Mungkin dia mengambil kesimpulan dari penjelasan seorang fullbringer dimana mereka harus bisa setidaknya mengendalikan roh di benda mati, biasanya air karena itu sangat mudah. Tapi... Yah ini bagus aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar.'

Gin, bukanlah pengendali maupun sensor reiatsu yang baik. Dia hanya bisa menjadi manifestasi ras jiwa dan hanya itu saja. Meskipun bentuk jiwanya pada satu bagian berbeda tapi Gin merasa tidak ada yang salah dengan itu dan tidak terlalu memperdulikannya.

Gin belum pernah sekalipun mencoba merasakan atau mengendalikan reiatsu di dalam jiwanya. Dia hanya belajar, belajar, dan belajar. Tanpa praktek. Tujuannya di dunia ini bukan untuk menjadi shinigami tulen atau fullbringer tapi untuk mencari pengetahuan pelengkap untuk formasi sihir di kepalanya yang melibatkan jiwa. Jadi selain belajar dan mengutak atik formasi di kepalanya, Gin tidak merasakan ada kebutuhan lain.

Tapi mulai hari ini mungkin akan sedikit berbeda.

Dengan hakinya Gin bisa merasakan sesuatu yang berbeda dengan anting-anting nya. Memanggilnya. Seolah itu menyuruhnya untuk memberi makan reiatsu kepadanya.

Merasakan tidak ada yang salah, Gin menuruti dan mengalirkan beberapa reiatsu dengan berantakan kepadanya. Sekali lagi, kontrolnya atas energi roh sangat buruk tapi cukup baik untuk percobaan pertama. Kenbunshoku haki berperan penting di sini.

Seolah tahu berapa banyak yang dibutuhkan anting untuk mengatasi rasa laparnya, Gin menarik asupan reiatsunya. Lalu entah apa yang merasuki, Gin tiba-tiba mengangkat lengan kanannya membentuk 70° dan membuat gerakan seolah sedang memegang benda panjang seperti tongkat.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang