60- Rahasia yang terungkap 🍁

955 48 0
                                    

Jangan lupa vote♥️
Semangat puasanya ...






Rachel dan Syila menatap pantulan dirinya di cermin. Celana jeans kulot, baju kaos putih yang dipadukan dengan outer hitam dan sepatu hitam.

Hanya baju mereka yang couple. Rachel berputar-putar, terus tersenyum melihat bayangannya di cermin.

"Gimana, udah cantik belum?" tanya Rachel.

Syila melihatnya jengah, "Pede banget, dah." sahutnya ketus. Ia kembali melihat layar ponselnya.

"Kita tuh, harus bersyukur. Allah itu udah ngasih aku kayak gini. Alhamdulillah dong, 'Allah menciptakan makhluk dengan bentuk yang sebaik-baiknya.' gitu sabdanya." kata Rachel dengan bangga.

Syila menatap Rachel kagum, ia menggoyang-goyangkan tubuh Rachel seakan terpukau dengan perkataan sahabatnya ini.

"Wah Masya Allah, aku gak percaya ternyata sahabat aku yang satu ini bisa bijak juga." kata Syila takjub.

Rachel mengerlingkan matanya, malas dengan pujian yang satu ini.

"Dari dahulu kala, emang kamu gak tahu kalo aku manusia bijak." Ia mengibaskan tangannya, mengipasi dirinya dengan tangan.

"Nah, kalo dipuji emang gini. Makin narsis emang." ujar Syila menyesal.

Tak perduli dengan ucapan Syila, Rachel terus bergaya di depan cermin. Terlintas ide brilian dari otak pintarnya.

"Hm, ekhm."

Syila menoleh, ia sudah tidak mengerti lagi aksi apa yang akan dilakukan Rachel.

Berdiri tegap di cermin, bibir tipis yang membentuk sebuah sunggingan tipis. Cantik.

"Wahai cermin kaca benggala, siapakah wanita paling cantik di dunia ini?" ujar Rachel, sengaja telinganya didekatkan ke cermin tersebut.

Pelan Rachel berkata, tapi masih bisa terdengar oleh Syila.

"Wahai gadis manis, engkaulah wanita tercantik di dunia." Rachel mengecilkan suaranya seolah yang berbicara bukan dirinya. Ia kembali menatap cermin lalu tersenyum anggun.

"Hahahaha," Syila ngakak melihat kelakuan Rachel, ada saja hal yang bisa dibuatnya sebagai lelucon.

"Astaga kamu narsis banget haha," kata Syila, ia memegangi perutnya yang keram akibat terus tertawa.

Dengan angkuh Rachel menatapnya sinis, hal ini membuat Syila semakin ngakak.

"Hei, kenapa kamu terus tertawa. Kau dengar, cermin itu berkata apa tadi?"

Syila balas menatap Rachel jenaka, ia tak tahan melihat ulah konyolnya.

"Udah Chel, aku pengen pipis." jawab Syila.

"Hei, beraninya kau berkata seperti itu di hadapan wanita tercantik di dunia." Rachel melototkan kedua matanya.

Syila menoyor kepala Rachel, "Astagfirullah, demi apa. Kesambet apa sih, Chel."

Rachel segera tersadar, ia memukul lengan Syila cukup keras.

"Enak aja kesambet. Santai lah, jangan terlalu serius Syil."

"Kayaknya kamu udah cocok jadi komedian, deh." kata Syila.

Rachel mengendikan bahunya, ia menguap, tak tertarik dengan profesi itu.

"Sebenarnya aku gak tertarik sama pekerjaan itu, tapi kalo berkomedi buat kamu kayaknya boleh aja deh," jawab Rachel.

"Gak kuat bayarnya." tukas Syila.

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang