Sesampainya mereka di rumah Asya, Gilang disambut hangat oleh kedua orang tua Asya."Assalamu'alaikum om, tante."
Gilang menyalami kedua orang tua Asya dan Azka, sopan dan ramah dua kata yang mencerminkan Gilang"Wa'alaikumsalam."
"Gimana kabarnya om,tante?"
"Alhamdulillah kami baik, duduk dulu nak?" jawab umi Fatimah.
"Udah besar ya sekarang Gilang, pangling om liatnya."
"Hehehe, iya om."
"Kok bisa bareng Asya, ketemu dimana?"
"Tadi kebetulan mobil saya mogok om, eh ada Bidadari cantik yang bantuin saya." ucapnya sambil melirik ke arah Asya, sedangkan Asya lebih memilih menundukan pandangannya dan memainkan ponselnya karena malu.
Apaan sih kak Gilang, bikin malu aku aja. Pake kata Bidadari lagi, Allah Asya malu batinnya.
"Hahahaha ... Asya kan dulu sering ikut kakeknya ke bengkel jadi sedikit tau lah, tentang otomotif." balas. Riqad.
Gilang duduk berseberangan dengan Asya matanya mulai menjelajah ruangan yang dulu sering dia datangi sewaktu masih duduk di bangku MTs. Tak ada yang berbeda hanya ada foto masa kecil Asya dan Azka berukuran besar terpampang di dinding.
"Azka, mana om?"
Belum sempat menjawab dari arah tangga terdengar suara Azka."Eh, ada tamu."
"Assalamu'alaikum, Ka."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Mereka berdua berangkulan layaknya cowok, melepas rindu. Karena sudah bertahun-tahun tak jumpa.
"Gimana kabar? Lama gak ketemu udah tinggi aja lo."
"Alhamdulillah. Seperti yang lo liat, gue sehat."
"Tumben lo, ke rumah gue?"
"Emang gak boleh."
"Ya boleh lah, asal jangan sering-sering aja hahahaha."
"Kampret lo."
Dari arah dapur umi Fatimah datang dengan membawa nampak minuman es jeruk kesukaan Gilang dan beberapa toples kue kering.
"Silahkan, diminum nak Gilang!" titahnya.
"Makasih tante, malah ngerepotin."
"Gak pa-pa atuh, gak ngerepotin kok."
"Iya tante."
"Ngapain lo tiba-tiba kesini Gil, gak bilang-bilang?"
"Gue sengaja tadinya mau kesini, tapi ditengah jalan mobil gue mogok, eh ada Asya yang nolongin untungnya."
"Oh, sukur deh."
"Sekarang Gilang kerja dimana atau kuliah?" Tanya umi Fatimah.
"Alhamdulillah, udah kerja tante."
"Oh sukur lah kalo begitu, keinget dulu waktu kamu masih MTs sering main kesini."
"Iya tante, semenjak SMA kan saya beda sekolah sama Azka jadi jarang kesini."
Pandangannya tertuju ke arah Asya yang dari memainkan ponselnya.
"Lo inget gak pas MTs, dulu gue sering banget jailin lo?" ucap Azka sambil tertawa.
"Hahahaha ... iya gue inget. Lo sering banget ngumpetin pulpen gue." yang selalu berakhir dengan pertengkaran. Tawa mereka pun pecah mengingat kejadian-kejadian masalalu yang konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)
Romance"Memalukan." ujar Azzam sinis, tatapannya datar. Asya tersentak, senyumnya memudar, ada apalagi dengan suaminya. Kenapa sikapnya selalu berubah. Apa katanya tadi 'memalukan' apa maksudnya. "Ma-maksud mas apa?" tanya Asya bingung. "Jangan pura-pura...