32- Hukuman 🍁

1.2K 80 0
                                    

Vote kalian selalu kutunggu❤




"Masa hukumannya jadi dua sih, mas." protes Asya kesal.

"Itu akibatnya kalo kamu becandain suami." jawab Azzam cuek.

Asya mendengus kesal, "Terus hukumannya apa?"

Azzam mencondongkan badannya, matanya menatap Asya dalam, bibirnya tak bergerak seakan enggan untuk berbicara. Asya yang ditatap intens pun menjadi gugup,a

"Hukuman pertama," Azzam menjeda ucapannya membuat Asya semakin penasaran .

"Ikuti semua perintah aku malam ini!" lanjutnya, lalu kembali menyandarkan punggungnya pada kursi yang didudukinya.

Bibir Asya terbuka ingin sekali protes tapi segera ia urungkan. Asal permintaanya tak terlalu menyusahkan saja, tak apa.

"Oke, asal Asya mampu aja." jawabnya.

Tangan Azzam melambai kepada seorang pelayan hendak memesan makanan. Azzam menunjuk menu yang dipilihnya, setelah selesai pelayan itu pamit untuk mengambil makanan.

Setelah makanan mereka tersaji Asya hendak memakan hidangan makanan tersebut sebelum tangan Azzam mencekal nya.

Asya mengerutkan dahinya 'kenapa'

"Suapin suaminya!" perintah Azzam sambil tersenyum miring.

Asya hanya melongo.

"Di sini banyak orang mas,"

"Terus?"

"Malu." cicitnya.

"Ngapain malu, kita kan udah nikah. Justru malu itu mereka yang masih pacaran tapi udah berani ngelakuin hal gak wajar."

Asya meringis mendengar pernyataan itu. Semoga ia dijauhkan dari hal negatif, yang mengandung mudharat.

"Mas nya mau makan apa?" tanya Asya menirukan gaya bicara pelayan yang tadi.

Hampir saja Azzam tertawa, untungnya ia bisa menahannya.

"Mau sop ayamnya mbak, tolong di suapin pake sayang, ya."

Pipi Asya memanas, suaminya ini sangat niat menggodanya. Dan apa katanya tadi 'sayang'. Huaaa ingin sekali Asya guling-guling di lantai rasanya. Untung ia masih punya malu mengingat ini adalah tempat umum.

Melihat pergerakan Asya yang lama Azzam tak sabar, perutnya sudah lapar.

"Mbaknya jangan melamun, saya lapar loh. Bapernya nanti aja," ucap Azzam, biarlah malam ini ia bersenang-senang dengan menggoda Asya.

Asya menatap Azzam tajam. "Masnya sabar ya!" jawab Asya, tangannya mulai mengambil sendok dan menyuapi sop ke mulut suaminya.

Azzam tersenyum, dengan senang hati ia menerima suapan pertama dari Asya. Pandangannya bertemu selama beberapa detik. Jantung Azzam berdetak cepat melihat iris mata Asya yang indah. Ia dibuat terkesima dengan ciptaan Tuhan yang satu ini.

Azzam segera tersadar dan berbisik pelan kepada Asya, "Jangan lupa kedip, tahu kok kalo aku ganteng." Azzam mengedipkan sebelah matanya.

Asya membulatkan matanya dan mencebik kesal. Jika sudah begini ingin sekali Asya unyel-unyel saja, jika ia tak ingat dia suaminya.

Tingkahnya benar-benar menyebalkan.

"Kadar kepedeannya tolong di kurangi lagi ya, mas!" tangannya sibuk menyuapi Azzam, seperti bayi besar saja.

"Pede sam istri sendiri mah gak pa-pa." jawab Azzam cuek.

Asya mencebik, "Nih, aa!" tangannya kembali menyuapi Azzam, entah suapan yang keberapa.

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang