8- Jawaban 🍁

1.1K 97 0
                                    

Nikmati proses tanpa melewati prosedurnya, ikhlas akan melapangkan pemilik hatinya InsyaAllah.


Semua mata tertuju pada Asya, sedangkan yang ditatap hanya diam bingung.

Kenapa dia ada disini, kak Azka lagi gak ngasih tau huh. Rutuknya dalam hati.

Asya pun menyalami kedua orang tua Azzam, kecuali kepada Azzam dia menangkupkan tangannya di depan dada, lalu duduk di sebelah umminya.

"MasyaAllah, Asya cantik banget nak."
Kata Halimah, takjub dengan kecantikan Asya yang natural.

"Alhamdulillah makasih tante, tante juga cantik, hehe."

"Ah, tante udah tua. Kamu kan, masih muda."

"Udah cantik, sholehah, ramah lagi. Udah pantes jadi mantu idaman ini mah." Ikhsan menimpali sambil terkekeh.

Uhuk uhuk uhuk

Azzam tiba-tiba terbatuk mendengar ucapan ayahnya barusan.

"Gak usah salting gitu Zam, santai aja," Ikhsan meledeknya.

"Aa-apaan sih ayah, e-enggak kok." Jawabnya gugup.

Semua orang tertawa melihat reaksi Azzam yang gugup, kecuali Asya yang memilih diam.

Aduh gak usah deg-degan Asya, santai aja oke, gak bagus sport jantung, nanti loncat gimana. ujarnya dalam hati.

"Udah-udah gak usah di ledekin kasian tuh, mukanya udah merah gitu, Azka udah laper kita makan dulu aja om." Kata Azka memecah kegugupan Azzam.

"Sampai lupa kan, yaudah yuk kita makan dulu."

Riqad pun mulai memimpin doa, dan mulai memakan hidangan yang tersaji. "Gimana Zam, enak kan, makanan nya?" Tanya Fatimah.

"Makanannya enak." Azzam memuji ummi Fatimah yang terdengar juga oleh Asya.

"Alhamdulillah kalo Azzam suka, itu Asya loh, yang masak."

Azzam melirik ke arah Asya, tak sengaja Asya pun melihat ke arahnya.

Astagfirullah malu aku. Batin Asya.

Mereka pun menundukkan pandangannya ke arah piring masing-masing. "Cieeee. Kepergok nih ya, hahahaha mukanya udah merah gitu lagi, dek." Celetuk Azka usil .

Jika tidak ingat dia kakaknya sudah Asya tendang saja dari tadi. "Apaan sih, kak e-enggak kok. Ngarang deh." Asya mulai gugup karena kakaknya selalu berhasil menggodanya.

"Buktinya, muka udah merah gitu, lebih mirip cepot hahahaha." Azka tertawa melihat ekspresi adiknya.

"Azka diam, malu tuh, sama ayah ibunya Azka. Liat deh, Azzam aja kalem dari tadi." Seloroh Fatimah kepada Azka.

"Iya ummi. Maaf ya tante, om."

"Iya gak pa-pa, santai aja." Jawab Ikhsan.

Mereka pun melanjutkan sarapan mereka. Setelah selesai mereka mulai ke ruang tamu untuk membicarakan perjodohan.

Azzam duduk di tengah-tengah orang tuanya menundukkan kepalanya entah apa yang sekarang ada di pikirannya, sedangkan Asya duduk di sebelah umminya dan Azka. Kini giliran Ikhsan ayah dari Azzam yang memulai pembicaraan.

"Jadi gimana nak Asya, apakah kamu bersedia menjadi istri Azzam untuk menemaninya dalam menempuh jannahnya?"

Pertanyaan itu terlontar dari mulut Ikhsan, semua orang menunggu jawaban dari Asya, termasuk Azzam. Asya menundukkan kepalanya tak sanggup menatap Ikhsan yang tadi melontarkan pertanyaan yang akan mengubah takdirnya. Semua orang menunggu jawaban dari Asya

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang