10- Dosen baru 🍁

1.1K 95 0
                                    


Jadilah wanita yang sulit di dapatkan tetapi beruntung jika dimiliki



Seperti biasa Asya pergi ke kampus dan kali ini dia diantar kakaknya Azka. Setibanya di halaman kampus, Asya menyalami tangan kakaknya dan segera turun dari mobil menuju fakultasnya.

"Assalamualaikum kak, Asya duluan ya."

"Wa'alaikumussalam, yang rajin belajar nya dek!"

"Insyaallah, yaudah Asya masuk dulu, kakak hati-hati!"

"Oke."

Tak jauh dari arah mereka ada seseorang yang memperhatikan interaksi keduanya.

Asya pun masuk ke kelasnya yang disambut teriakan dari Rachel. "Asyaaaaaa, sumpah kangen banget." Teriak Rachel sambil memeluk Asya erat.

"Astagfirullah Chel, gak usah teriak juga kali. Malu diliatin orang-orang." Sergah Asya.

"Kan, udah biasa mereka, buktinya santai aja kan." Jawabnya santai.

"Iya deh iya, lah, Syila mana kok gak keliatan?" Tanya Asya, sambil melihat ke seluruh ruangan mencari keberadaan Syila.

"Tau tuh, kesiangan kali."

"Tumben, biasanya ontime."

Tiba-tiba dari arah pintu terdengar salam, siapa lagi kalo bukan Syila. "Assalamu'alaikum." Ucapnya diambang pintu.

"Wa'alaikumussalam." Jawab penghuni kelas serempak.

Disusul dari arah belakang Fahmi yang tak sengaja sejak dari parkiran tadi bersamaan dengan Syila, karena mereka satu kelas yang sama.

"Kok Fahmi sama Syila berangkatnya bareng sih, wah jangan-jangan hmm." Celetuk salah satu Mahasiswi hobi gosip, semua seisi ruangan pun menyoraki mereka berdua. Sedangkan Syila dan Fahmi hanya cuek tak menanggapi ocehan netizen nya.

"Jangan jutek dong Syil, nanti aa Fahmi takut loh." Ledek Bobi mahasiswa yang terkenal suka ceplas-ceplos.

"Apaan sih Bob ngawur aja, orang cuma kebetulan bareng aja. Siapa juga yang mau sama cewek jutek, galak lagi." Sindir Fahmi.

"Hmmm, ada yang nyindir nih." Sahut Syila.

"Kalo menurut kebanyakan orang nih, ya. Orang yang pertamanya saling gak suka itu apalagi berantem kayak kalian berdua itu biasanya berjodoh." Kata Bobi.

"Amit-amit." Jawab Syila dan Fahmi kompak.

"Ciieee kompak nih yee, awas loh, kalian saling benci lama-lama jadi cinta." Bobi semakin gencar menggoda Syila dan Fahmi.

"Ogah banget gue sama dia, mending buat lo aja Bob. Cocokan sama lo juga," tukas Fahmi.

"Dih, songong banget lo, gue juga ogah kali jodoh sama lo amit-amit deh, jangan sampe." Sembur Syila.

"Bodo amat." Balas Fahmi, Syila pun tak menanggapinya lagi.

"Tapi, kenapa kamu bisa bareng Fahmi?" Bisik Rachel.

"Gak sengaja aja bareng dia, aku juga ogah kali berangkat bareng cowok nyebelin kayak dia."

"Tapi Syil bener kata Bobi tadi, kalo awalnya suka berantem biasanya ujung-ujungnya jodoh loh, bisa jadi kan," timpal Asya

"Aduh, kalian gitu, tau ah, males." Rajuk Syila.

"Yaudah deh maaf, kita kan, becanda doang. Ya nggak Sya?" Rachel menatap Asya meminta persetujuan.

"Iya Syil, bener tuh, kata Rachel."

"Iya gak pa-pa kok, santai aja."

Terdengar suara ketukan pintu, semua penghuni kelas melihat ke arah wanita cantik dengan rambut panjang coklatnya dan rok span hitam selutut yang beratasan kemeja putih, tak lupa sepatu hak tingginya. Sangat cantik dan anggun.

"Hallo." Sapanya ramah.

"Hai." Jawab mahasiswa/i di ruangan tersebut.

"Boleh saya masuk?" Izin wanita tersebut.

"Boleh bu, silakan masuk." Ucap Bobi.

"Sebelumnya, perkenalkan nama saya Fania Adenia Salsabila, saya di sini menggantikan Bu Rahma cuti melahirkan, ada yang ingin di tanyakan?"

Deri mengacungkan tangannya tanda ingin bertanya. "Bu saya mau tanya, umur ibu berapa?"

"Gak beda jauh lah, sama kalian." Jawabnya sambil terkekeh.

"Wah, boleh daftar dong bu." Celetuk Bobi yang disoraki teman-temannya.

"Kepedean lo Bob, mana mau bu Fania sama cowok kayak lo." Semprot Rachel.

Bobi pun memanyunkan bibirnya kesal dengan ucapan Rachel.

"Bisa kita mulai proses belajarnya!"

"Bisa bu, sebelum mengawali materi alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai." Fahmi memimpin doa yang di ikuti seluruh mahasiswa/i.

***

Azzam yang sedang fokus dengan layar monitornya dikejutkan dengan ketukan pintu dari luar. "Assalamualaikum, Pak bos," sapa Gilang dari ambang pintu

"Wa'alaikumussalam, masuk Lang!" Gilang pun masuk dan duduk di kursi depan Azzam sambil menyerahkan dokumen yang telah di kerjakannya.

"Nih dokumen perusahaan udah gue beresin."

"Simpen aja, nanti gue periksa!"

"Oke, so sibuk banget sih bos. Ngapain sih?"

"Kepo, lo."

"Harus dong. Kita itu harus menjadi orang yang kepo, karena kalo kita gak kepo. Kita gak bakal tau apa-apa," jawabnya sok.

Kini Azzam menutup laptopnya dan beralih menatap Gilang., "Hm." Ketus Azzam.

"Ouuhh, gue tau." Ucap Gilang tiba-tiba.

"Tau apa, lo." Azzam menatap Gilang skeptis,

"Pasti, lo pengen jadi bikin grup band ya, buktinya tadi lo jawab Hm. Pasti lo ngefans kan sama Nisa Sabyan, dia kan bagus tuh, nyanyinya. Hm hmmm mmmmmmmmm." Gilang menirukan lagu yang di bawakan oleh Nisa Sabyan.

"Ternyata selain kepo, lo sotoy juga ya."

"Gini-gini juga gue temen lo."

"Siang pak Azzam." Sapa Risa dengan membawa berkas, laporan keuangan.

"Siang, masuk Ris!" Risa pun memasuki ruangan.

"Ini pak, laporan keuangan yang bapak minta udah selesai." Risa menyerahkan Laporan Keuangan Perusahaan dan diterima oleh Azzam.

"Oke terimakasih Ris, kamu boleh keluar melanjutkan kerjaan kamu!"

"Saya aja pak?" Tanya Risa lagi.

"Iya kamu." Ulang Azzam.

"Gilang gak disuruh keluar juga, padahal kerjaannya masih banyak loh pak," ujarnya dan memandang sinis ke arah Gilang.

"Nanti aja deh, Zam, gue kan, pengen istirahat juga." Pinta Gilang kembali bersandar di kursinya.

"Kan bisa di ruangan lo sendiri, kerjaan juga masih banyak." Seloroh Azzam.

"Lo sih Ris, buka kartu aja." Dumel Gilang.

"Kok gue yang di salahin, kan, emang gitu faktanya. Yaudah pak, saya ke ruangan dulu. Bye bos ganteng." Genit Risa, sedangkan Azzam bergidik geli dengan kelakuan karyawannya yang satu itu.

"Lima menit lagi deh, Zam. Ruangan lo enak sih, adem, betah gue lama-lama di sini."

"Kalo gak nurut, potong aja gajinya pak." Celetuk Risa dari luar.

"Eh awas lo Ris, ngancem-ngancem gue." Gilang pun bangkit dari kursinya dan berlari mengejar Risa. Azzam hanya tersenyum melihat kekonyolan karyawannya itu.






Alhamdulillah, jangan lupa vote, coment and share. Kalo mau kasih saran juga boleh hehe☺
Jazakallahu khoiron kashiron

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang