Vote dan komen❤️
Aku kira dia Bintang yang selalu menemani bulan di malam hari, ternyata salah.
Dia seperti senja yang memberi keindahan sesaat lalu tenggelam dalam kegelapan
6 tahun berlalu
Seorang gadis remaja yang kini bertumbuh menjadi sosok dewasa Asya Aqila Khoirunissa. Seorang gadis berparas cantik, sederhana dan sholehah. Sosok gadis yang ceria, dan ramah, idaman para ikhwan. Siapa yang tak tertarik, bukan hanya akhlaknya yang mulia tetapi kecantikannya pun mampu mengunci mata orang-orang yang melihatnya.
Walaupun terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan Asya tetaplah Asya, ia hidup dengan kesederhanaannya. Meskipun begitu dia tetap cantik walaupun dengan balutan Gamis dan hijab.
"Pagi semua ..." Teriakan Asya membuat abi dan umminya geleng-geleng kepala, termasuk kakaknya Azka yang berada di ruang makan.
"Subhanallah dek, suaramu kecilin volumenya!" Cetus Azka sambil menoyor kening Asya.
"Aduh apaan sih kak main jitak aja kening orang, sakit." Asya menyunggingkan bibir tipisnya.
"Habisnya teriak-teriak gak jelas, kalo mau teriak-teriak ke hutan sana. Syukur kalo ketemu Tarzan. Sekalian di jodohin sama Tarzan." Uang mengundang gelak tawa dari abi dan umminya sedangkan Asya hanya memutar bola mata malas.
"Kok malah ribut sih, ayo makan nanti telat loh dek kuliahnya," lerai umminya Fatimah.
"Iya ummi, habisnya tuh, kak Azka nyebelin banget, masa Asya di jodohin sama Tarzan, emang dia mau punya ipar tarzan," adu Asya kepada Fatimah.
"Siapa yang jodohin kamu sama Tarzan huh." Sangkal Azka
"Kalo abi jodohin sama anak temen abi mau nggak?" Tawar abinya, Riqad.
"Apaan sih abi, Asya kan masih 21 tahun, masih unyu-unyu gimana gitu."
"Kan abi cuma nawarin dek, daripada kamu sama tarzan gimana?" Sambung Fatimah.
"Hahahaha ... kasian yang mau di jodohin." Azka selalu saja meledek Asya, namun dia tetaplah adiknya. Adik kesayangannya, dia tak akan tinggal diam jika ada yang menyakiti Asya, karena Asya adalah wanita kedua setelah umminya yang paling dia cintai.
"Tau ah, kalian nyebelin deh." Rajuk Asya, sambil menghabiskan sisa makanannya.
Lima menit kemudian.
"Asya pamit semua!" Asya pun menyalami kedua orangtuanya termasuk Azka kakaknya.
"Gak bareng aja dek sama kakak?" Tanya Azka.
"Gak usah kak, Asya bawa motor sendiri aja hehe."
"Yaudah hati-hati di jalan, jangan ngebut dan baca doa dulu!" Kata Azka.
"Siap laksanakan, dah ummi dah abi Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam," jawab mereka kompak.
"Hati-hati dek di jalan, yang fokus kuliahnya!" Peringat Fatimah.
"Iya ummi." Jawab Asya sambil berlalu.
***
Sesampainya di kampus, Asya dikejutkan dengan teriakan dua sahabatnya. Rachel Damayanti dan Syila Advira, mereka adalah sahabat yang selalu bersama, kemanapun mereka pergi selalu bertiga.
Rachel sahabat Asya yang paling cerewet namun baik dan ramah, Syila sahabat yang sedikit kalem namun terkesan tegas. Dan Asya adalah salah satu dari ketiga itu yang paling cantik, ceria, ramah, dan pendiam. Mereka memutuskan istiqomah berhijrah pada saat mereka masih SMA kelas 12, alhamdulillah sampai saat ini mereka lebih dekat lagi dengan agama terutama Asya yang memang terlahir dari keluarga islami dan taat agama.
Banyak para Ikhwan yang sering menyatakan cintanya, terutama pada Asya namun mereka menolak secara halus karena memang dalam islam tidak ada pacaran seperti dalam al-qur'an.
Q.S Al-Isra ayat 32 yang terjemahannya berbunyi;
"Dan janganlah kamu mendekati zina;sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji,dan suatu jalan yang buruk"
Jadi untuk apa pacaran?
"Assalamualaikum manteman." Sapa Rachel.
"Wa'alaikumussalam."
"Eh, nanti pulang ngampus mau pada ikut gak?" Ajak Rachel.
"Kemana Chel?" Tanya Asya.
"Ke toko buku dong, stok bacaan di rumah udah habis bosen itu itu aja hmm."
"Oke, aku ikut aja." Jawab Asya tanpa pikir panjang.
"Tapi nanti traktir Ice Cream gimana?!" Timpal Syila dengan tatapan memohon.
Rachel menghembuskan napas berat lalu mengangguk sebagai jawaban. "Iya, asalkan kalian bahagia aku juga bahagia dehhh." Mereka pun berpelukan layaknya Teletubis.
"Uhh sweett banget kalian!" Fahmi datang bersama teman-temannya.
"Terserah kita dong." Ujar Syila jutek.
"Jutek banget mbak." Sahut Fahmi.
"Bodo amat."
"Yaudah sih, gak usah ribut juga. Siapa tau nanti kalian jodoh." Asya menimpali.
"Hahahaha ... aku jodoh sama dia, malesin banget, daripada sama dia mending sama kamu Sya?" Ujar Fahmi.
Asya menatap Fahmi sinis, "Apaan sih, Mi gak jelas banget deh." Tukas Asya cemberut.
"Yaudah biar jelas aku lamar kamu gimana?" Kata Fahmi yang mengundang sorakan teman-teman yang lain.
"Gak lucu Fahmi!" Pekik Asya. Kenapa orang-orang di sekitarnya hari ini menjadi aneh, bukan hanya di rumah tapi ternyata juga di kampus.
"Iya aku becanda doang kok." Fahmi tersenyum simpul.
Tanpa kamu tau sebenernya aku serius Sya, kapan sih kamu peka batinnya.
***
Sepulangnya mereka dari kampus sesuai perjanjian, mereka mampir ke toko buku, di sana Asya memilih buku di rak novel sedangkan Rachel dan Syila di rak komik.
"DIA YANG PERTAMA." Asya membaca judul dari sampul novel tersebut, namun ketika Asya ingin meraih buku tersebut tiba-tiba ada tangan lain yang lebih dulu mengambil buku itu. Padahal buku itu sudah diincarnya sejak lama.
"Yah!" Asya berdecak kesal dan berbalik menghadap orang tersebut, ketika mata mereka saling menatap Asya tersadar dan berulang kali mengucap istighfar dalam hati karena telah menatap orang yang bukan mahramnya. Sebentar ... Asya merasa tak asing dengan mata hitam milik pria itu.
"Maaf, saya nggak sengaja." Ujar Asya sedangkan pria itu hanya menjawab dengan deheman. Asya pun beranjak dari tempat itu tapi pria itu menahannya. Langkah Asya pun terhenti.
"Ini novel kamu," pria itu memberikan novel itu pada Asya dan berlalu. Sedangkan Asya hanya diam dan mematung.
Deg
"Kayak pernah liat, tapi dimana," gumam pria itu yang tak lain adalah Muhammad Rival Al-Azzam.
Wanita yang mengenakan gamis dan hijab itu terlihat sangat cantik meskipun dengan pakaian tertutup. Ya siapa lagi jika bukan Asya Aqila Khoirunissa.
Assalamualaikum readers jangan lupa vote sama coment 😊😊😊
Happy reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)
Romance"Memalukan." ujar Azzam sinis, tatapannya datar. Asya tersentak, senyumnya memudar, ada apalagi dengan suaminya. Kenapa sikapnya selalu berubah. Apa katanya tadi 'memalukan' apa maksudnya. "Ma-maksud mas apa?" tanya Asya bingung. "Jangan pura-pura...