51- Memperbaiki 🍁

1.2K 60 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen

🐳

Aku berusaha membuatmu jatuh cinta, tapi bodohnya aku tak memikirkan bagaimana hatimu






"Masalah kayak gini, kalian gak kasih tahu aku, bener-bener ya, kalian." ucap Rachel dengan emosi.

"Ngapain kalian tutup-tutupin coba, harusnya kalian cerita biar aku labrak aja tuh cewek. Sembarangan aja goda-godain suami orang."

Rumah Asya mendadak bising karena kemarahan Rachel yang membuat pantulan suara kemarahannya menggelegar ke setiap ruangan.

"Kita juga gak maksud nutupin ini semua dari kamu Chel, tapi kita juga lihat situasi." kali ini Syila bersuara, berbeda dengan Asya yang diam menatap kosong ke arah pintu.

Rachel menatap Syila datar, rasanya ia sangat ingin memakai-maki kedua sahabatnya ini namun ia urungkan karena melihat kondisi Asya yang memprihatinkan.

Rachel berjalan mendekati Asya, ia menatap wajah sahabatnya cukup lama.

"Sya " Asya menoleh ke arah Rachel lalu tersenyum kecil, bahkan hampir tak nampak bahwa ia sedang tersenyum.

"Ayo." ucap Rachel.

Syila menginjak kaki Rachael dengan sengaja. Spontan si empunya langsung menoleh dan menatap Syila tajam. Syila mengode dengan matanya memohon agar Rachel tak melanjutkan aksinya.

"Kemana?" jawab Asya pelan.

Terdengar helaan berat Rachel. "Ayo cerita, kamu butuh di dengar, kan!"

Kening Asya berkerut. "Apa yang perlu aku ceritain, semuanya udah jelas."

Rachel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Apa kita susul aja ke kantor suami kamu, kita temenin, deh."

"Gak, enak aja gila. Kita cukup jadi pendengar, penasehat dan penghibur bukan ikut campur urusan mereka, Chel." ucap Syila tegas.

"Tapi mau sampe kapan mereka kayak gini. Dua hari, ini hari kedua si Azzam gak pulang. Suami macam apa yang ninggalin istrinya gitu aja."

Melihat pertengkaran kedua sahabatnya, Asya merasa bersalah, ia rasa melibatkan keduanya adalah kekeliruan. Tak seharusnya ia melibatkan orang luar di kehidupan rumah tangganya.

Asya bangkit dari duduknya dan berlari ke arah kamar.

"Sya mau kemana?" teriak Syila panik, ia pun menyusulnya diikuti Rachel di belakang.

"Aku mau ke kantor mas Azzam." jawab Asya sembari memasukan dompet dan ponsel ke dalam tas selempangnya.

Sontak Rachel dan Syila saling bertukar pandang.

"Kita temenin?" tawar Rachel yang dibalas gelengan oleh Asya.

Asya menyentuh tangan keduanya, ia memejamkan matanya sejenak lalu tersenyum.

''Kalian cukup doain aku, aku yakin bisa nyelesein semuanya."

"Semoga kali ini suami kamu mau denger penjelasan kamu." balas Syila lembut.

Rachel mendekatkan mulutnya di daun telinga Asya hendak berbisik, "Perjuangankan apa yang perlu di perjuangkan."

Asya menganggukkan kepalanya, rasanya kekuatan selalu menyertainya.

***

Asya mendongak menatap gedung tinggi tempat suaminya bekerja. Sudah lama ia tak berkunjung ke tempat ini, tak banyak yang berubah semuanya masih dalam posisi yang sama.

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang