63- Ungkapan 🍁

774 62 0
                                    

Vote kuy!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pemandangan Gunung Puntang





Semua orang sibuk memasang tenda, sedangkan sebagian lain sibuk memasak untuk persiapan makan malam. Pemandangan yang indah, bukit tinggi yang terlihat sejuk. Canda tawa mengiringi keindahan suasana sore itu.

Setelah semua sudah selesai, semua mahasiswa dikumpulkan untuk diberi arahan.

Fania dan Arya, dosen yang ikut dalam acara tersebut berdiri di depan para mahasiswanya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." kata Arya memberi salam.

"Wa'alaikumsalam warrahmahtullahi wabarakatuh." jawab mereka kompak .

"Alhamdulillah, kita bisa melaksanakan pendakian dengan lancar tanpa ada kendala. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh anggota yang ikut menemani karena telah berhasil mengikuti aturan di dalam perjalanan.''

"Untuk hari ini tidak ada kegiatan. Silakan bersenang-senang dan jangan lupa istirahat untuk persiapan hari besok."

Arya mempersilakan Fania untuk ikut berbicara.

"Ya, seperti yang telah disampaikan pak Arya tadi. Semoga dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan baik. Jika ada yang ditanyakan boleh acungkan tangan.''

Fania memberi jeda sebentar, dilihatnya tidak ada satupun mahasiswanya yang mengacungkan tangan, semuanya tampak mengerti dengan apa yang telah disampaikan.

"Jika tidak ada yang ditanyakan, saya tutup. Selamat beristirahat, jangan lupa makan untuk tetap menjaga kesehatan kalian. Cukup sekian dan terimakasih."

Barisan pun bubar, semua orang masuk ke tenda masing-masing, melepas lelah karena sebagian banyak energi tubuhnya terkuras saat perjalanan yang cukup memakan waktu.

***

Asya duduk di dalam tenda ditemani Azzam.

"Kamu capek ya?"

Asya mengangguk, wajahnya terlihat sangat kelelahan, wajar ini kali pertamanya Asya pendakian.

"Mau aku pijit?" tanya Azzam, mendekati Asya yang rebahan di atas tanah beralas tikar.

Asya beringsut bangun, "Gak perlu, Asya udah gak capek kok." telaknya sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.

"Beneran nih, gak mau," goda Azzam sembari mengedipkan sebelah matanya.

Asya membungkam bibirnya, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Jangan modus deh, mas." ujar Asya ketus.

Azzam terkekeh, "Mau banget ya, di modusin."

Sontak mata Asya membulat, ia menunjuk Azzam dan menyipitkan matanya.

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang