26- Gilang Jealous 🍁

983 75 0
                                    

Cinta itu juga merelakan, karena keegoisan akan menghancurkan satu pihak yang sedang tumbuh bahagia

Setelah beberapa hari yang mereka lalui kemarin hubungan keduanya semakin membaik. Begitupula dengan Asya yang mulai terbuka, dan Azzam yang sikapnya menjadi semakin hangat.

"Nanti siang mau Asya anterin makan?" tawar Asya ketika di dalam mobil perjalanan ke kampus.

Setiap hari, sekarang Asya selalu diantar Azzam ke kampus, kecuali jika dia masuk kelas siang.

"Boleh," jawab Azzam, tangannya sibuk memegang kemudi.

"Mau Asya masakin apa?
Ayam goreng, cap cay, ayam geprek, sayur sop atau,"

"Apapun masakan kamu, selalu enak."
Ucap Azzam memotong perkataan Asya.

Blush pipi Asya merona, segera dia memalingkan wajahnya ke arah lain, menyembunyikan pipinya.

"Oke, nanti Asya ke sana habis Dzuhur."

"Aku tunggu." balas Azzam sambil tersenyum.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, dan dengan sabarnya Azzam mendengarkan Asya berceloteh membuatnya selalu semangat di pagi hari.

"Dah sampe," ujar Asya riang.

"Yang bener belajarnya!"

"Siap, bos."  Asya bersikap hormat yang dibalas kekehan dari Azzam.

Gadis pendiam yang berkamuflase menjadi gadis periang dan sedikit Childis.

"Asya turun dulu, Assalamualaikum." sambil mencium tangan Azzam seperti biasa.

"Wa'alaikumsalam."

Asya tersenyum dan mulai turun, ketika kakinya akan menginjak tanah dia berbalik sebentar dan melirik Azzam yang juga melihat ke arahnya

"Semangat kerjanya,"

"Semangat juga belajarnya," balas Azzam, bibirnya semakin melebarkan senyumnya.

Hatinya tak henti-hentinya mengucap Hamdallah karena Allah telah menghadirkan Azzam untuknya.

Lalu Asya memasuki kampusnya, di sepanjang koridor dia selalu menyapa orang yang dikenalnya atau hanya tersenyum kepada orang yang dilewatinya. Oleh karena itu banyak orang yang menyukai Asya karena sikapnya yang ramah dan murah senyum.

Tak sadar ternyata dari awal Asya turun dari mobil dan memasuki kampus ada seseorang yang memperhatikannya. Tangannya sudah mengepal kuat, ingin sekali dia melabrak Asya namun ia tahan. Tentu ia tak akan menghancurkan reputasinya karena telah melabrak mahasiswinya.

Ketika memasuki kelas ia sudah disambut teman-temannya.

"Pagi Sya." sapa Bobi.

"Pagi." jawab Asya ramah.

Asya duduk di bangku depan dekat Rachel dan Syila.

"Ada berita bahagia apa nih pagi-pagi udah ceria,"

Asya membalikan tubuhnya ke arah Rachel, "Mau tahu aja." balasnya ketus.

"Harus dong, iya, kan, Syil?"
Rachel menyenggol tangan Syila yang dibalas deheman.

"Kasih tahu dong, Sya?"
Rachel terus memburunya dengan kekepoannya.

Asya menghela nafas. "Kasih tahu gak, ya," ujarnya sambil tersenyum jahil.

Rachel berdecak kesal dan mengerucutkan bibirnya.

"Ayo dong Sya, cerita!" desak Rachel sambil menggoyangkan lengannya.

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang