12- Pertemuan 🍁

914 84 0
                                    

Ubahlah takdirmu sebelum takdir merubahmu.

Man Jadda Wa Jada

"Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil"


Pandangannya lurus ke depan, pikirannya kacau seakan tak ada harapan lagi. Gadis yang dari dulu dicintainya kini akan menikah dengan laki-laki lain. Bagai petir di siang bolong, semua harapannya hilang, setelah sekian lama melabuhkan hatinya pada wanita idamannya, tak disangka dia harus berlayar kembali mencari pelabuhan yang pantas untuk dia menetap.

Apakah dia bisa melupakan Asya, wanita satu-satunya yang telah membantu merubah dirinya menjadi lebih baik. Karena dia Fahmi, sekarang menjadi laki-laki yang lebih baik dan lebih dekat dengan agama, berkat nasihat-nasihat Asya, sungguh beruntung laki-laki yang bisa mendapatkan hati Asya, bukan hanya kecantikan wajahnya tapi juga kecantikan hati dan akhlaknya.

Di jaman modern ini, jarang gadis seperti dia, gadis berjilbab, dengan kemurahan hati, ditambah senyum yang mempesona.

Keesokan harinya ...

Asya kembali beraktivitas seperti biasa, berangkat ke kampus sebelum hari  pernikahannya. "Assalamu'alaikum," sapa Asya.
Di sana sudah ada Rachel, Syila dan Fahmi.

"Wa'alaikumussalam." Jawab mereka.

"Eh, calon penganten udah dateng." Celetuk Rachel yang dibalas tatapan tajam Asya.

"Apaan sih, Chel."

Fahmi yang mendengar itu pun menjadi kesal. Karena belum seutuhnya dia bisa melupakan Asya dan itu bukan hal yang mudah baginya.

"Sya, aku mau ngomong sebentar sama kamu bisa?" Pinta Fahmi, yang ditanya hanya diam, bingung karena tak biasanya Fahmi seserius ini.

"Mau ngomong apa Mi, serius amat?"

"Gak usah kepo, anak kecil," jawabnya pada Rachel yang diselingi candaan sedangkan Rachel hanya memanyunkan bibirnya kesal.

Syila yang dari tadi diam pun memberi kode kepada Rachel untuk tidak ikut campur urusan orang lain, dengan menginjak kakinya Rachel

"Aduh Syil, sakit kaki aku kenapa diinjek sih." Pekik Rachel yang tengah merasakan sakit di bagian jari kakinya.

Dasar Rachel, peka dong. Batin Syila.

"Gimana Sya. Bisa kan? Cuma sebentar aja." Mohon Fahmi yang belum juga disetujui Asya.

"Oke, tapi sebentar aja." Putus Asya.

"Yuk ikut!"

"Loh, gak bisa di sini aja." Asya menatap Fahmi heran.

"Diluar aja deh, kayaknya."

"Oke."

Mereka berdua pun pergi ke taman belakang kampus. Sesampainya di sana Asya sangat menjaga jarak dengan Fahmi karena takut menimbulkan fitnah.

"Sya." Panggil Fahmi memulai pembicaraan.

"Iya."

Asya mulai bingung dengan gelagat Fahmi yang tak seperti biasanya. Kali ini ada sorot keseriusan di matanya, entah itu tentang apa dia pun tidak tahu. Tiba-tiba Fahmi menyodorkan amplop putih kepada Asya. Dia pun dibuat bingung dengan tingkah Fahmi yang mulai aneh.

"Ini apa?" Tanya Asya sembari mengangkat amplop itu.

Fahmi tersenyum tipis. "Itu surat dari aku Sya, selama ini aku gak bisa ngungkapinnya. Jadi kayaknya ini cara terbaik buat kamu tau!"

Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang